Jumat, 02 Mei 2014

Cara Amerika memfitnah Ulama Mujahid & mempersiapkan Pemimpin Boneka
Beberapa hari setelah pelantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta, saya kebetulan mengikuti sebuah pertemuan. Pertemuan itu, digelar di sebuah Penthouse apartemen mewah senilai Rp 60 miliar di Jakarta. Pemiliknya adalah seorang pejabat pemerintahan yang juga pengusaha kaya raya. Ia tidak menggunakan apartemen ini untuk tempat tinggal, melainkan untuk keperluan meeting tertutup saja.
Selain pejabat pemerintahan pemilik apartemen itu, hadir juga beberapa orang dari kelompoknya. Salah satunya orang yang dekat dengan Megawati atau yang biasa dipanggilnya, Yu’tun (nama panggilan Megawati). Kelompok ini, bukan satu partai, tapi gabungan dari berbagai kepentingan.
Pembahasan pertemuan itu salah satunya mengenai sang fenomenal Jokowi, mantan Walikota Solo yang sukses menaklukkan DKI Jakarta.
Mr. G menanyakan kepada forum, ada fenomena apa Jokowi sampai bisa sekejab menaklukkan DKI Jakarta. Apa peran Amerika Serikat dalam kemenangan Jokowi. Belum sempat forum menjawab, Mr. G melanjutkan dengan sebuah cerita.
Penuturan Mr. G, ia pernah bertemu dengan Dubes AS untuk Indonesia Cameron R Hume pada tahun 2007 di sebuah pesta perkenalan. Cameron R Hume diangkat menjadi Dubes AS untuk Indonesia pada 30 Mei 2007. Seperti biasa, digelar pesta perkenalan dengan Dubes AS yang baru menjabat itu dengan para petinggi negara.
Dubes AS Cameron mengatakan pada Mr.G, “Kalian punya orang seperti Jokowi, kenapa tidak kalian running jadi Presiden?”
Mr. G hanya tersenyum tak menjawab, karena memang ia kurang tahu persis siapa Jokowi. Wajar saja, ketika itu masih tahun 2007, Jokowi tak banyak yang tahu. Mr. G pun meminta anak buahnya mencari tahu siapa Jokowi. Ternyata Jokowi adalah Walikota Solo, dilantik pada 28 Juli 2005.
Penuturan Mr. G ketika melihat profil Jokowi hasil pencarian anak buahnya, ia berpikir “Kenapa Dubes AS menyoroti Jokowi?”
Dan pertanyaan yang sama ia lontarkan pada pertemuan 2012 di apartemennya itu. Mr. G kembali mengatakan, “Apa benar ada permainan AS di belakang Jokowi sehingga ia bisa dengan mudah menang di DKI?”
Lalu ia melontarkan pernyataan lanjutan, “Ini hanya bisa dibuktikan, jika ternyata nanti Jokowi benar menjadi Capres di 2014,” ujar Mr. G.
Mr. A, orang dekat Megawati yang juga hadir di pertemuan itu menanggapinya dengan menceritakan sebuah kisah. Kisah itu terjadi pada saat Megawati menjabat sebagai Presiden RI mulai 23 Juli 2001, menggantikan Gus Dur.
Penuturan Mr. A, sepanjang tahun 2002, ia beberapa kali mempertemukan seorang agen CIA bernama Karen Brooke dengan Megawati. Pertemuan Karen Brooke dengan Megawati merupakan permintaan dari Dubes AS untuk Indonesia saat itu, Ralph Leo Boyce. Dubes AS Ralph Leo Boyce yang dilantik pada 1 Oktober 2001 itu meminta pertemuan dengan Megawati atas perintah Menlu AS Colin Powell.
Dalam beberapa kali pertemuan itu, Karen Brooke yang berdomilisi di Solo dan Yogyakarta ini menjelaskan data intelijen AS kepada Megawati. Menurut Karen Brooke, Megawati harus mengambil tindakan kepada Abu Bakar Ba’asyir diduga mengepalai jaringan terorisme Asia Tenggara dari Solo.
Dubes AS Ralph Leo Boyce yang ikut dalam beberapa kali pertemuan itu, membenarkan Karen Brooke. Data CIA mengatakan, selama pelarian 1985 hingga 1999 di Malaysia dan Singapura, Abu Bakar Ba’asyir membangun Jamaah Islamiyah. Organisasi JI disebut AS bagian dari jaringan terorisme global, Al-Qaeda.
Dubes AS Ralph Leo Boyce menjelaskan bahwa sejak serangan 11 September 2001, AS memiliki kebijakan luar negeri yang berbeda. AS mengumandangkan War on Terror kepada seluruh pelaku terorisme dunia. Negara mana pun yang berpartisipasi melindungi terorisme akan diluluhlantakkan.
Perlu dicatat, segera setelah tragedi 11 September 2001, selang 3 minggu Menlu AS mengangkat Dubes AS baru untuk Indonesia, Ralph Leo Boyce pada 1 Oktober 2001. AS melakukan invasi ke Afghanistan pada 7 Oktober 2001.
Tentu saja, pengangkatan Dubes AS baru untuk Indonesia berkaitan dengan perubahan kebijakan luar negeri AS pasca 11 September 2001. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, tentu perlu dijaga oleh AS yang tengah melakukan invasi ke Timur Tengah. AS tidak ingin invasinya ke Timur Tengah dihadang solidaritas muslim dari Indonesia ke Timur Tengah. Apalagi AS punya kepentingan menguasai sumber daya alam di Indonesia.
Kembali ke cerita Mr. A. Dubes AS Ralph Leo Boyce dan Karen Brooke mendesak Megawati menangkap Abu Bakar Ba’asyir sesegera mungkin. Alasannya, pertama, agar kabar akan adanya pemboman oleh Jamaah Islamiyah bisa dicegah. Kedua, agar Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak di dunia, bisa menunjukkan sikap yang tidak mendukung terorisme.
Megawati menolak permintaan itu, karena menurutnya keterlibatan Abu Ba’asyir dalam terorisme Asia Tenggara tidak ada bukti. Megawati menuduh isu terorisme Asia Tenggara oleh Jamaah Islamiyah hanyalah rekayasa AS dalam kebijakan luar negerinya yang baru.
Gagal melakukan diplomasi dengan Megawati, AS melobi Singapura agar mendesak Indonesia. Pada 28 Februari 2002, Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia terlibat terorisme dengan sarangnya di kota Solo. Kota Solo adalah markas pergerakan Abu Bakar Ba’asyir sejak tahun 1972.
Menurut Mr. A, usai pernyataan Lee Kuan Yew yang menjadi perhatian se Asia Tenggara, Dubes AS Ralph Leo Boyce dan Karen Brooker kembali menemui Megawati. Kali ini, Megawati didesak menangkap Abu Bakar Ba’asyir karena alasan tambahan, potensi gejolak Asia Tenggara karena Indonesia tidak bekerja sama memberantas terorisme.
Mr. A mengatakan, Megawati kembali menolak permintaan itu, juga dengan alasan tidak ada bukti kuat untuk menangkap Abu Bakar Ba’asyir. Lalu terlontar pertanyaan yang mencengangkan, baik bagi Megawati maupun Mr. A.
“Jika tersedia bukti-buktinya, anda berjanji akan menangkap Abu Bakar Ba’asyir?” tanya Karen Brooke pada Megawati. Mau tidak mau, Megawati menerima tantangan itu, karena Megawati tidak berpikir negatif.
Pada 23 September 2002, majalah TIME melansir artikel bertajuk Confessions of an Al Qaeda Terrorist. Artikel TIME menuduh Abu Bakar Ba’asyir sebagai perencana peledakan Mesjid Istiqlal dan terlibat Al-Qaeda. Ba’asyir juga dituduh TIME berencana melakukan aksi terorisme lain di Indonesia.
Penuturan Mr. A, segera setelah berita TIME, Megawati menerima telepon dari Karen Brooke difasilitasi Dubes AS Ralph Leo Boyce.
“Anda yakin tidak ingin menangkap Abu Bakar Ba’asyir sekarang?” tanya Karen Brooke. Megawati tetap pada jawabannya, tidak bisa menangkap Abu Bakar Ba’asyir tanpa landasan bukti yang kuat.
Lalu pada 12 Oktober 2002, terjadilah aksi peledakan di 3 titik, Paddy’s Pub, Sari Club dan dekat kantor Konsulat AS di Bali. Aksi ini dikenal sebagai Bom Bali I.
Tepat tanggal 13 Oktober 2002, Dubes AS Ralph Leo Boyce dan Karen Brooke kembali menemui Megawati dan menagih janjinya. “Anda sudah lihat buktinya, kini tangkaplah Abu Bakar Ba’asyir,” ujar Karen Brooke.
Bom Bali I memberikan tekanan kepada Indonesia dari Asia Tenggara, Australia, AS dan Eropa. Menurut Mr. A, Megawati sesungguhnya tidak melihat Bom Bali I sebagai aksi Abu Bakar Ba’asyir melainkan rekayasa AS. Sayangnya, lanjut Mr. A, tekanan dunia internasional, media-media asing seolah sudah menjebak Indonesia dalam kegiatan terorisme.
“Megawati pun langsung memerintahkan penangkapan Abu Bakar Ba’asyir,” ujar Mr. A.
Ditangkaplah Abu Bakar Ba’asyir pada 18 Oktober 2002, hanya dalam penyelidikan tak sampai 1 pekan. Dan rupanya, lanjut Mr. A, AS sudah menyiapkan paket untuk Indonesia dalam kaitannya dengan War on Terror.
Melalui Diplomatic Security Service (DSS) Kementerian Luar Negeri AS, dikucurkanlah dana US$ 12 juta untuk pembentukan Densus 88. Densus 88 didirikan atas Skep Kapolri No. 30/VI/2003 tertanggal 20 Juni 2003. Densus 88 didirikan pada 23 Juni 2003 dan diresmikan oleh Jenderal Polisi Firman Gani pada 26 Agustus 2004.
Pemerintahan Megawati berakhir pada 20 Oktober 2004. Selang 1 bulan, AS mengangkat Dubes AS yang baru, B Lynn Pascoe pada 25 November 2004. Kemudian pada pemerintahan baru AS, Condoleezza Rice diangkat jadi Menlu AS pada 26 Januari 2005.
Atas lobi Menlu AS Condoleezza Rice melalui Dubes AS Lynn Pascoe kepada SBY, Abu Bakar Ba’asyir divonis bersalah pada 3 Maret 2005. Setelah penyelidikan panjang (3 tahun), tak ada bukti apapun yang mengaitkan Abu Bakar Ba’asyir dalam aksi Bom Bali I. Tuduhan kepada Ba’asyir hanya turut melakukan tindakan makar dengan maksud menggulingkan pemerintah yang sah, membuat keterangan palsu, dan terbukti keluar dan masuk Indonesia tanpa izin. Tak ada kaitan apa pun antara Abu Bakar Ba’asyir dengan Bom Bali I, karena itu vonis hukumannya hanya 2,6 tahun.
Pada 14 Juni 2006, setelah mendapat pengurangan hukuman dari Presiden SBY, Abu Bakar Ba’asyir dibebaskan. Janggal, Ba’asyir ditangkap atas tuduhan Bom Bali I, divonis tanpa terkait Bom Bali, lalu dibebaskan dalam waktu singkat.
Menurut Mr. A, pemenangan Jokowi – FX Rudyatmo sebagai Walikota Solo pada 28 Juli 2005 juga ada peran dari Menlu AS Condoleezza Rice. Solo sebagai bekas markas Abu Bakar Ba’asyir, dalam kacamata AS harus dikawal. Tidak boleh tokoh muslim konservatif yang memimpin kota Solo. Sosok muslim sekular seperti Jokowi didampingi Katolik konservatif FX Rudyatmo diharapkan AS dapat meredam sisa-sisa pergerakan Ba’asyir di Solo.
Itu menjelaskan kenapa Dubes AS untuk Indonesia berikutnya Cameron R Hume, yang diangkat Menlu AS Rice pada 30 Mei 2007, begitu menyoroti Jokowi. Selama masa Menlu AS Condoleezza Rice, tidak terlihat adanya terorisme Solo bergerak.
Namun situasi berubah ketika Obama menunjuk Hillary Clinton sebagai Menlu AS pada 21 Januari 2009. Mendadak, aksi terorisme Solo kembali muncul secara berkala. Menurut Mr. A, dari sini lah hubungan Jokowi dengan Menlu AS Hillary Clinton mulai dibangun lebih serius. Tidak hanya untuk Solo, Menlu AS Hillary Clinton menyiapkan Jokowi untuk DKI lalu Pilpres 2014. Menlu AS Hillary Clinton meminta barter berupa pemberantasan gerakan ekstrimis Islam Asia Tenggara yang bermarkas di Solo kepada Jokowi.
Lalu dimulailah serangkaian aksi serangan terorisme dan penyergapan terorisme di Solo. Pada 17 September 2009, Densus 88 yang didanai AS, menyergap Noordin M Top Group di Kepuhsari, Solo. Pada 13 Mei 2010, Densus 88 menyergap markas teroris di Dusun Gondang, Solo. Pada 14 Mei 2011, Densus 88 menyergap Sigit Qurdhowi Group di Cemani, Solo. Pada 25 September 2011, terjadi serangan di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, Solo.
Pada 17 Agustus 2012, terjadi serangan dari Farhan Group di Pasar Kliwon, Solo. Pada 19 Agustus 2012, Farhan Group menyerang Bunderan Gladag, Solo. Pada 30 Agustus 2012, Farhan Group menyerang Plasa Singosaren, Solo. Pada 31 Agustus 2012, Densus 88 menyergap Farhan Group di Solo. Pada 22 September 2012, Densus 88 menyergap Thoriq Group di Solo.
Tentu menjadi pertanyaan, kenapa pada masa Menlu AS Condoleezza Rice tidak ada satu pun aksi terorisme Solo. Namun pada masa Menlu AS Hillary Clinton, mendadak muncul serangkaian aksi teroris dan penyergapan teroris di Solo.
Banyak pendapat mengatakan kalau semua aksi terorisme di Indonesia merupakan ulah AS. Dan terbukti, duet Hillary Clinton dengan Jokowi dalam “Memberantas Teroris Solo” telah menaikkan nama Jokowi di mata internasional. Dan kini, Jokowi maju ke pentas Capres 2014 dengan dukungan internasional yang kuat.
Benarkah demikian?
Mr. F, salah seorang peserta pertemuan yang sama memberikan pendapat dari hasil penelusurannya. Beliau ini orang yang pernah saya ceritakan dalam tulisan saya sebelumnya ketika saya pergi ke Bali akhir 2013. Beliau bekerja untuk George Friedman, pendiri Stratfor (Strategic Forecast).
Menurut Mr. F, peristiwa 11 September 2001 telah mengubah kebijakan luar negeri AS secara menyeluruh. Mr. F mengatakan, peristiwa 11 September menjadi tanda dimulainya agenda pembebasan Timur Tengah tahap II. Sebelumnya, pada masa George Walker Bush, ia kategorikan sebagai Pembebasan Timur Tengah tahap I.
“Pembebasan Timur Tengah tahap I dimulai dari serangkaian perang teluk oleh Bush senior,” kata Mr. F.
Menurutnya, paket pembebasan Timur Tengah tahap I meliputi invasi pada negara-negara penghasil minyak yang berkarakter otoriter, mempertajam konflik Suni dan Syiah, mendiskreditkan sudut pandang Islam yang berkarakter ekstrem dan menggantinya dengan menyebarluaskan ajaran Islam yang demokratis dengan melahirkan para pemikir Orientalisme.
Pada Pembebasan Timur Tengah tahap II, dimulai dengan War on Terror untuk menginvasi Afghanistan, Irak, Libya dan sebagainya, kemudian dilanjutkan dengan demokratisasi sejumlah negara atau yang biasa dikenal sebagai Arab Spring.
“Paket pembebasan Timur Tengah tahap II dirancang oleh Bush junior yang kemudian dilanjutkan oleh Obama,” ujar Mr. F.
Menurut Mr. F, sasaran utamanya adalah penguasaan sumber daya alam. Peperangan berbau perjuangan demokrasi, humanisme atau anti terorisme tidak lain hanya kemasan untuk ke publik. Ada sebuah ironi di dunia Barat, kata Mr. F. Negara-negara barat sukses dengan demokrasi dan modernitas, tapi seluruh sumber daya alam membeli dari pihak luar.
“Seperti membeli minyak dan gas dari Timur Tengah, batubara dari Asia, berlian dari Afrika dan sebagainya,” jelasnya.
Dan secara kebetulan, lanjutnya, sumber daya alam di planet Bumi terkonsentrasi dari Utara Afrika, Timur Tengah, India hingga Indonesia dan Australia.
“Sementara pada tahun 1980-an, negara-negara di Afrika Utara, Timur Tengah, hingga Indonesia dominan dikuasai pemerintah Islam,” jelas Mr. F.
India dan Australia sudah berada dalam pegangan Barat, kata Mr. F. Namun belum untuk area Afrika Utara, Timur Tengah dan Indonesia. Pemerintahan muslim atau penduduk muslim dominan mengambil peranan di area sumber daya alam tersebut.
“Bush senior memulai paket Pembebasan Afrika Utara, Timur Tengah hingga Indonesia. Dengan kata lain, Bush Senior, dilanjutkan Clinton, Bush Junior dan Obama akan menggeser dominasi Islam dari tanah sumber daya,” ujar Mr. F.
Apabila dilihat saat ini, lanjut Mr. F, sebagian agenda tersebut telah berhasil direalisasikan. Hanya tersisa sedikit area sumber daya alam bagus yang belum berhasil didemokratisasi oleh AS, mulai dari Afrika Utara, Timur Tengah dan Indonesia.
“Perang Teluk, Invasi Afghanistan, Irak, Libya, perang sipil Mesir, Suriah, kemudian Arab Spring di Tunisia dan sebagainya, berhasil dengan baik,” ujar Mr. F.
Menurutnya, penanganan AS atas upaya memenangkan kekuasaan di negara-negara sumber daya bermacam-macam. Jika dia bersifat otoriter, maka solusinya perang sipil, perang membela demokrasi atau invasi. Jika dia bisa diajak kerjasama, maka solusinya demokratisasi.
“Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang sangat banyak, sehingga AS tidak menginginkan solusi perang. Perang akan menghancurkan infrastruktur. AS menginginkan penguasaan politik dan ekonomi untuk Indonesia,” jelasnya.
Setelah kesuksesan perang Teluk, lanjut Mr. F, Komisi Trilateral bersepakat tidak boleh ada perang di Indonesia. Apalagi sampai menjatuhkan Nuklir di Indonesia, karena membangun kembali infrastruktur akan memakan waktu dan investasi besar.
“Komisi Trilateral bersepakat Indonesia akan menjadi sasaran damai dari Eropa, Asia dan AS (Trilateral) dalam kompetisi memenangkan politik dan ekonomi,” ujar Mr. F.
Mr. F mengatakan, boleh jadi karena alasan yang sama pula AS menekan pemerintahan Megawati untuk meredam gerakan Islam ekstrimis di Indonesia. Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbanyak harus dijauhkan dari solidaritas dengan gejolak Timur Tengah.
Pendapat saya, mungkin itu sebabnya tren pemberitaan dari Timur Tengah di Indonesia cenderung bernuansa negatif, agar masyarakat tidak mendukung suara Timur Tengah. Contohnya kasus pemerkosaan TKW di Arab Saudi. Apa hanya itu aktivitas TKW di Arab Saudi yang bisa jadi berita? Tapi dominan hanya soal itu. Dampaknya adalah, masyarakat Indonesia benci kepada orang-orang Arab sehingga memperkecil kemungkinan solidaritas muslim ke Timur Tengah. Kemudian juga dengan karakter pemberitaan soal terorisme, seolah mutlak benar semua itu adalah aksi terorisme. Apa tidak terbuka kemungkinan beberapa dari yang digolongkan sebagai teroris sebenarnya adalah perjuangan kelompok muslim saja? Tapi kebanyakan langsung dijustifikasi itu adalah terorisme.
Seperti contoh kasus Abubakar Ba’asyir. Tidak ada bukti langsung yang mengaitkan ia dengan aksi terorisme. Kebanyakan hanya berdasarkan asumsi. Tentu targetnya adalah agar masyarakat Indonesia menilai setiap gerakan muslim adalah terorisme dan menjauhi itu.
Oleh : Ratu Adil
by Dani Basayef
MASIH ADAKAH ANAK-ANAK MUDA SEPERTI MEREKA INI LAGI..JIKA ADA..ALHAMDULILLAH....


berbagi foto Kakinovel.
14 jam ·
MASIH ADAKAH ANAK-ANAK MUDA SEPERTI MEREKA INI LAGI..JIKA ADA..ALHAMDULILLAH....
MUJAHID & MUJAHIDAH yang patut dicontohi.

Masing-masing telah pergi menghadap Ilahi dalam usia 20 tahun pada tahun 2013. Luangkan sedikit masa untuk menghayati kisah mereka berdua. Semoga ia bermanfaat untuk kita bersama....

~Ahmad Ammar Bin Ahmad Azam~

Beliau digelar oleh sahabat-sahabatnya sebagai “Syahid yang tertangguh”. Ahmad Ammar Ahmad Azam telah pergi menemui Tuhannya pada usia 20 tahun di dalam kemalangan jalan raya 2 Nov 2013 di Istanbul, Turki.

Beliau memilih bidang sejarah di Universiti Marmara dengan mendapat biasiswa Kerajaan Turki. Semangatnya untuk mendalami sejarah Uthmaniyyah dan melihat Kerajaan Islam kembali tertegak selari dengan cita-cita ayahanda dan bondanya.

Sememangnya beliau dilahirkan di dalam keluarga yang mementingkan ilmu, ibadah, dakwah dan pengorbanan. Ayahandanya Tuan Haji Ahmad Azam Abdul Rahman, mantan Presiden Abim sudah tidak asing lagi bagi para pendakwah dan gerakan Islam di Malaysia. Ahmad Ammar satu-satunya anak lelaki kepada pasangan Tn. Hj Ahmad Azam Abdul Rahman dan Puan Nur Azlina Aziz.

Sungguh bagi remaja semuda Ammar, untuk mendengar alunan Quran sebagai halwa telinga mungkin menjadi pilihan yang terakhir sekali. Namun tidak untuk Ammar. Beliau dikhabarkan keluar rumah setelah membaca al-Quran dalam tempoh yang panjang.

Malah pada usia semuda itu beliau telah menyertai pelbagai misi kemanusiaan di beberapa negara di dunia. Misi ke Syria begitu menyayat hati, seolah-olah Ammar tertinggal hatinya di Syria.

Meskipun letupan demi letupan meletus di kiri dan kanan malah terlalu hampir dengan hospital tempat penginapan mereka, namun Ammar teguh tidak gentar ingin terus membantu Syria. Allahu Akbar! Sejak pulang dari Syria itulah sahabat-sahabat menggelarnya “Syahid yang Tertangguh”.

Alangkah bertuahnya ayahanda dan bonda beliau kerana dapat menyaksikan sendiri perjalanan terakhir seorang anak dengan pengakhiran yang baik. Ribuan manusia memenuhi Masjid Abu Ayyub al-Ansari, malah dimakamkan berhampiran sahabat agung Rasulullah saw iaitu Abu Ayyub al-Ansari yang berjihad untuk membebaskan Konstantinopel dahulu.

Seorang sahabat menulis, Ammar adalah “Muhajir” dan menjadi tetamu kepada Abu Ayyub al-Ansari. Subhanallah indahnya “tawafuk” yang disusun Allah dan bukan kebetulan. Sekiranya kita masih mengingati sejarah hijrah Rasulullah s.a.w dari Makkah ke Madinah, bukankah Baginda Rasulullah s.a.w menjadi tetamu di rumah Sayyidina Abu Ayyub al-Ansari? Bukankah unta baginda s.a.w dengan hidayah Allah telah memilih rumah Abu Ayyub al-Ansari tidak yang lain?

Secara simboliknya Ahmad Ammar Ahmad Azzam berhijrah menuntut ilmu dari Malaysia ke Turki seperti hijrahnya Baginda s.a.w dari Makkah ke Madinah.

Taqdir Allah menentukan Sayyidina Abu Ayyub al-Ansari terpilih untuk memuliakan Rasulullah s.a.w di rumahnya, begitu jugalah Ahmad Ammar menjadi tetamu kepada Sayyidina Abu Ayyub al-Ansari di permakaman Eyup, Turki. Inilah rezeki beliau yang pastinya amat menggembirakan ayahanda dan bondanya yang kesedihan.Janji Allah amat jelas di dalam ayat 100 surah al-Nisa’:

“…Dan sesiapa yang keluar dari rumahnya dengan tujuan berhijrah kepada Allah dan RasulNya, kemudian ia mati, maka sesungguhnya telah tetap pahala hijrahnya di sisi Allah. Dan Allah itu Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

Subhanallah, pada pagi kejadian, Ammar keluar menuju rumah pelajar-pelajar baru dari Asia Tenggara dengan semangat untuk berkongsi ilmu dan bermuzakarah Rasail Nur karangan Imam Bediuzzaman Said Nursi. Malah catatan terakhirnya dan di masukkan ke dalam beg sandang beliau berbunyi:

“Perlu ada keredhaan Allah dalam amalan kalian. Sekiranya Allah redha sedangkan seluruh dunia berpaling daripadamu, maka itu tidak penting. Jika Dia telah menerima amalanmu sedangkan seluruh makhluk menolak maka ia tidak memberi apa-apa kesan pun… Kerana itu lah sepatutnya hanya redha Allah semata-mata yang menjadi tujuan utama di dalam khidmat dakwah ini.”

Namun seperti yang dicatatkan ayahandanya Tn. Hj. Azam beliau sempat melintasi jalan, namun kehilangan imbangan badan dan terjatuh lalu dirempuh sebuah ambulan. Beliau pergi pada usia 20 tahun, penuntut tahun dua Universiti Marmara.

Beliau amat rindukan syahid. Rupa-rupanya Ahmad Ammar ini telah pun menyaksikan bidadarinya sehingga beliau tidak lagi menoleh ke kiri atau ke kanan dalam mengejar cita-citanya. Beliau terus berkhidmat untuk berdakwah dan tekun beramal sehingga pada tarikh itu berakhirlah tugasan beliau di bumi yang fana ini.

Alhamdulillah kerana Allah dengan kasih sayang-Nya masih memelihara agama ini dengan adanya remaja-remaja seumpama Ammar. Masya Allah Tabarakallah!

"Kematian Ahmad Ammar telah menyentuh satu bahagian dalam diri saya yang tak mampu disentuh oleh tasawwuf mahupun rasional. Bukan hati dan bukan akal. Tetapi sesuatu. Saya yang fakir perkataan, menamakannya sebagai 'ammar'." - Ust Hasrizal

~Siti Hajar Binti Ahmad Sabir~

Mujahidah yang bernama Siti Hajar Binti Ahmad Sabir . Allahyarhamah adalah seorang pelajar UTEM dan telah pulang ke rahmatullah pada 20 Januari 2013 dalam usia 20 tahun setelah bertaruh nyawa selama 2 minggu di hospital akibat kemalangan bersama 3 orang sahabatnya . Di bawah ini kronologi hari-hari terakhirnya yang ditulis sendiri oleh ibunya iaitu Puan Nuraini Che Mat .

6 Jan 2013 (Ahad)

Kami dapat panggilan telefon mengatakan Hajar kemalangan. Segera bergegas ke Hospital Besar Melaka. Ramai pelajar UTEM sedia menunggu berita kemalangan itu.

7 Jan 2013 (Isnin)

Hajar dimasukkan ke wad ICU Mawar. Pegawai HEPA UTEM mula membuat lawatan.Doktor mencadangkan pembedahan segera dilakukan. Masalah kewangan mula berbangkit, wang kami tidak mencukupi’

8 Jan 2013 (Selasa)

Gerakan mengumpul derma utk pembedahan Hajar berjalan lancar. Pembedahan dilakukan pada pukul 1 tengahari. Pukul 6 ptg, pembedahan selesai.

9 Jan 2013 (Rabu)

Kesihatan Hajar baik sebelah pagi tapi merosot sedikit menjelang petang. Tekanan darah mula turun, lalu ubat untuk menaikkan tekanan darah segera diberikan. Muka dan badan mula sembab sebab dah 2 hari hanya drip air tanpa makanan. Sebelah petang, susu disalurkan ke perutnya melalui tiub. Walaupun tulang belakang telah di betulkan kedudukannya, saraf tunjang tetap telah tercedera dan kita menunggu dan berharap kekuasaan Allah Ke atas Hajar berkat doa semua sahabat di dalam dan di luar negara.

10 Jan 2013(Khamis)

Selepas Subuh tadi, kami lawat dia dan bacakan ayat2 suci dan syifa’. Dia tenang je.Kami berbual. Memang dia tak gelak tapi matanya lebih bermaya. Kami ceritakan tentang kawan2 yang datang, yang berkirim salam dan sebagainya. Memang dia tak dapat lawan bergurau, ketawa besar macam biasa tapi dia dengar kami tu pun dah cukup. Langsung tak tunjuk airmata pada dia. Kami usap tangannya, usap pipi dan dahi berkali2 dan bercakap dengan nada yang ceria juga. Tak boleh nak pandang dia dengan mata sayu, cakap dengan suara sebak..tak boleh. Kalau kita positif, kita ceria, aura kita berpindah kepadanya.

Ramai yang bersimpati dengannya lalu mencadangkan pelbagai bentuk rawatan pemulihan. Ada yang mencadangkan pergi kepada sekian-sekian dukun patah jika Hajar telah keluar dari Hospital nanti. Ada juga peniaga air yang menawarkan sebotol air pada harga RM25, dan menjanjikan penyembuhan dalam 10 minit sahaja. Hajar senyum . Pesannya, dia tidak mahu apa-apa rawatan yang menggunakan perantaraan jin dan hanya mahukan perubatan Islam. Dia rela lumpuh seumur hidup atau sanggup mati, asalkan tidak mensyirikkan Allah.

11 Jan 2013 (Jumaat)

Doktor dah benarkan makan bubur. Kami sudukan dengan sup ayam, sup sayur, ikan dan buah2an. Minum air zam zam pakai straw. Memang haus betul dia. Berkat air terbaik di atas mukabumi, dia segera nampak bertenaga. Menitis airmata sahabat2 melihat dia telah makan. Berebut2 mereka nak tolong layan Hajar. Suasana ceria berlanjutan dengan cerita2 lucu mereka.

Solat Hajat dilakukan di merata tempat dari sebelah malam hingga ke siangnya.UTeM sendiri menganjurkan solat hajat di Masjid, melibatkan kerjasama BADAR dan Majlis Perwakilan Pelajar .

Lawatan Naib Canselor, memberikan suntikan semangat luarbiasa kepada Hajar. Dia ingin sembuh. Dia ingin kembali belajar. Dan dia dijanjikan pelbagai kemudahan pembelajaran jika dia sihat dan masih berminat menuntut ilmu.

Sedikit jangkitan kuman mula dikesan di paru-paru menyebabkan pernafasannya tidak stabil.

12 Jan 2013 (Sabtu)

Doa dan kata-kata peransang tak henti2 masuk ke telefon untuk memberi semangat kepada Hajar. Kami perlu kuatkan pernafasannya. Latihan pernafasan mula diberikan supaya oksigen banyak masuk ke badan dan dia dapat melawan kuman2 yang datang menyerang. Hasilnya, kedua dua tangan dah boleh diangkat tinggi. Selepas ini, kami nak teruskan dengan latihan menggenggam. Semua ini menyakitkan, kerana itu motivasi dari sahabat2 amat diperlukan. Peranan saya sebagai ibu adalah untuk mengukuhkan keimanannya dan meletakkan pergantungan harapan sepenuhnya pada Allah.

Sebelah petangnya, Hajar di keluarkan dari ICU Mawar dan diletakkan di wad D3.

13 Jan 2013 (Ahad)

Akhirnya berbekalkan sedikit kekuatan yang diberi oleh Allah, saya terangkan situasi sebenar, kesan kemalangan itu kepada Hajar. The whole truth. Dan sebagai hambanya yang patuh, dia Redha dengan apa saja Qada dan QadarNYA. Pendapat doktor itu berdasarkan pengetahuan manusia. Yang mana ia hanya ibarat setitik air di lautan yang luas. Terlalu kecil kemampuan manusia berbanding dengan kekuasaan Allah itu sendiri. Baginya hidup mesti diteruskan, ada banyak lagi nikmat tuhan yang sedang dinikmatinya. NIKMAT TUHAN YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?

Setiap hari Allah menuntut perjanjian kita dengannya sebelum kita dilahirkan. Iaitu untuk mengakui DIA itulah tuhan kita yang layak disembah. Dia yang maha berkuasa, yang memiliki segala2nya. Sedang kita inilah si fakir yang tak punya apa2…dan sentiasa meminta2 darinya. Kalau dah lidah kita mengakui Allah itu maha berkuasa, maka ikrarkan pula dihati..yang DIA mampu mengubah nasib Hajar lantas menyembuhkannya sekalipun.

Takada rahsia lagi. Dia dah tahu dirinya lumpuh sementara. Dah tahu situasi tulang belakangnya, saraf tunjangnya yang cedera dan juga pembedahan yang telah dilaluinya. Tanpa setitik airmata, tanpa keluhan, tanpa menyesali nasib, tanpa mematahkan semangatnya untuk terus hidup, katanya kalau mak dan ayah boleh redha, dia juga akan redha. Banyak lagi tanggungjawab untuk digalas, ramai lagi diluar sana yang perlukan bimbingan dan kerana Allah masih selamatkan nya, dia akan bersyukur. Pasti ade hikmahnya.

Malam itu, sedang saya membacakan ayat2 suci kepadanya, dia kata “Mak dengar tak tu? Suara seruan tu?” Saya terdengar seruan bersahut2an dua atau tiga kali dari arah yang tak pasti. “Orang azan kot” tingkah saya. Dia jawab “mana pulak, azan mana ada SUBHANALLAH.. orang tu sebut SUBHANALLAH berkali2. Akak dengar, Cuba tengok jam, bukan masa azan, kan?.”akuinya penuh jujur. Saya rasa berdebar, “Selalu ke akak dengar?” “Selalu gak, entah siapa lah yang jerit tu gaknya…” jawabnya naif’

14 Jan 2013 (Isnin)

Sebelah siang Hajar demam.Batuk2 Kecil, Menjelang maghrib, cuaca sejuk, batuk makin memberat. Demam semakin tinggi mencecah 39C. Selsema, kahak tersumbat di saluran kerongkong dan belakang hidung. Hajar semakin lemah. Apabila pernafasan tersekat,Hajar menggelepar mencari nafas. Doktor segera bertindak bila kami menjerit meminta bantuan kecemasan diberikan dengan menyedut kahak menggunakan mesin penyedut. Tiup dimasukkan ke saluran kerongkong dan saluran hidung. Prosedur yang menyakitkan dan tidak selesa. Tapi masih tak banyak membantu, selsema mengalir lagi, dan kesejukan malam menyebabkan hidung tersumbat semula. Kami disuruh keluar semasa bantuan kecemasan itu. Keadaan agak membimbangkan. Kami berdua berusaha menolong dengan membacakan ayat2 suci dan zikir2. Menjelang tengah malam barulah dia bernafas selesa dan tidak mencungap cungap lagi. Keletihan yg teramat sangat..tetapi bersyukur terselamat dr situasi bahaya. Stabil.

Bila dah tenang, Hajar bercerita semula, semasa doktor membantunya dan kami memohon bantuan Allah, pertolongan tersebut telah datang. Bagaimana? Secara tiba2 dia sendawa berkali kali. Dan setiap kali angin sendawa itu keluar, terasa hidung yg tersumbat tidak tersumbat lagi dan dia boleh bernafas dgn selesa. Kemudian, dia terasa mukanya dipercikkan air 3 kali. Air yang sgt sejuk dan selesa. Dia yang sedang demam panas dan terasa muka berbahang, tetiba rasa sangat selesa dan demam mula menurun.SUBHANALLAH.

Hari dah jauh malam, suami saya nak pulang menjaga anak2 yang lain di rumah. Suami beritahu Hajar, dengan cepat dia jawab “Ayah percaya Allah tak?”jawab suami”Percaya”. Tambah Hajar lagi, “Kalau percaya pada Allah, ayah baliklah..Allah ada jaga akak kat sini.”Sesekali dia tersenyum manis. Kami tanyakan” kenapa senyum?” Dia jawab…”ada bau wangi sangat”.” Selalu ke akak terbau macam tu?”Jawabnya, “Kadang2 aje, kadang2 masa nurse datang, kadang2 waktu sahabat ziarah” Hati kami mula rasa sesuatu. Suami saya tak jadi balik. Kami berdua tertidur kepenatan menemani dia malam tu. Dipihak dia pula, terasa sangat aman dan damai. Malam yg sejuk dirasakan nyaman. Langsung tak rasa lapar dan dahaga. Menurutnya, sepanjang malam, dia memerhatikan kami berdua tidur dan mensyukuri apa saja nikmat yang sedang dinikmatinya.

15 Jan 2013 (Selasa)

Sebelah pagi Hajar masih tak bermaya. Semakin naik matahari, hidung semakin kurang tersumbat dan kesihatan mula beransur baik. Perjuangan untuk hidup diteruskan lagi. Bila demam berkurangan, Hajar akan kembali ceria, makannya akan berselera, makan pudding, bubur, sup ayam dan buah2an.. Rakan2 pun gembira melayan kerenah dia. Bila dia sebut teringin makan pisang…tetiba ada saja tetamu yang bawakan. Dia duduk tapi kepalanya agak senget – masih tak boleh kawal gerakan kepala. Spontan dia kata, “Kalau ade bantal kecil, boleh letak kat leher” lalu Allah perkenankan hajatnya. Bantal yang diidamkan dibawa oleh sahabat yang prihatin pada hari yang sama hajatnya diutarakan. (KUN FAYAKUN)

Tekak Hajar masih terasa sakit – perit. Mungkin sebab guna tiub penyedut kahak sebelumnya. Jadi ubat demamnya perlu dihancurkan dan dijadikan larutan. Saya bancuhkan paracetamol dengan sedikit air zam zam. “Akak, ingat ye, ubat ni alat je, Allah yang menyembuhkan” Dia angguk. Ubat di sudukan ke mulutnya. Pahit. Kecil matanya. Segera saya berikan air zam zam untuk diminum. Lepas itu dia tanya, “Air ape tadi?”. “Ehh..air zam zam lah, mana ade bagi air lain.” Dia senyum lagi. Saya tertanya2. Dia kata “Allah tolong akak, ubat tu memang pahit, tapi bila minum air zam zam tu, rasa macam air tu manis, ia basuh semua rasa pahit dilidah akak, Esok mak cubalah” Macam mana ni….nak percaya tak?

Malamnya, dia kena makan ubat lagi. Tanpa gentar, dia menelan ubat pahit tu dan tinggalkan sedikit untuk saya. Nekad untuk menyampaikan dakwah, saya telan baki ubat itu. Memang pahit. Dan bila air zam zam diminum, rasa pahit itu hilang tak berbekas. Seperti lumpur di lantai yang tertanggal semuanya bila air disiram kepadanya.

Kemudian dia mula bertanya bagaimana dia nak solat dalam keadaannya seperti itu. Saya terkedu. Telefon terus saya capai, meminta bantuan ilmu dari rakan2 yang lebih arif. Dan seperti dijangka, apa yang dimintanya, mudah benar utk Allah tunaikan. Ade saja sahabat yang prihatin dan sudi menolong.

Bila Doktor pelatih datang untuk mengambil sampel darah, Hajar menangis. “Akak dah lemah, makan pun tak seberapa, mana nak ada darah banyak. Doktor asyik ambil darah..tangan doktor tu besar,kematu, tak sensitive. Tangan akak kecil, Sakit tau ditampar2 tangan akak, dicubit2…dah tak jumpa urat darah tu, tak yah lah ambil darah. Akak tak nak doktor tu lagi”. Sayu hati mendengar rintihannya, tapi macamana? Mana boleh pilih2 doktor. Tapi Allah maha mendengar, esoknya doktor lain pula mengambilalih.

16 Jan 2013 (Rabu)

Usai solat subuh, saya dapati Hajar mengadu sakit perut. Macam kembung. Perut mula membengkak dan bergerak2. Saya sapukan sedikit minyak angin dan bacakan rukyah. Dia terasa nak muntah. Ya memang.. dia betul betul muntah. Berlambak2 muntah air hijau keluar dari mulutnya. Kami beri air zam zam kerana muntah tersebut memahitkan tekak. Tapi muntah berterusan…lagi…. lagi… dan lagi…”Akak tak nak pelawat hari ni”. Dan tengahari itu, memang takada pelawat yang datang.

Menjelang maghrib, dia suruh ayahnya solat. Kemudian saya pula disuruh solat. Saya katakan, “nanti siapa nak tolong bersihkan muntah? Mak solat lewat sikitlah…Dia jawab “Allah ada, Allah boleh bantu akak.” Terkedu. Saya pun tinggalkn dia untuk solat. Ayahnya pula pergi menjemput adiknya di Malacca Central. Selesai solat, saya dapati nurse sedang membersihkan Hajar. Bajunya yg terkena muntah digantikan. Kemudian dia kata, “Haa..kan betul akak cakap, Allah ada bantu akak. Mak pergi je, akak muntah, tapi nurse yg sedang rawat makcik kat sebelah tu ternampak akak muntah dan dia datang bantu.

Sepanjang malam, adik Hajar, Nabilah, saya dan suami saya hanya menadahkan kain menahan muntah hajar. Muntah…minum lagi…dan kemudian muntah semula. Bila reda sedikit, kami mula berbicara. “Akak, Nampak gayanya macam perut akak dah tak terima lagi air yang kami beri. Mungkin rezeki minuman akak dah habis. Mak bagi air untuk basah tekak je, tapi untuk menghilangkan dahaga, akak mohonlah rezeki dari Allah.

Ayahnya pula kata “Akak, kalau akak dipanjangkan usia, ayah akan belikan computer yg lebih ringan untuk akak, sesuai dgn kemampuan akak menggunakannya. Tapi kalau usia akak tak panjang, akak jangan sedih sebab akak akan dapat syahid dunia. Pujuk ayah lagi, “Akak, bila dajjal keluar nanti, orang2 yang beriman takkan dapat bekalan makanan sebab tak mahu sembah dajjal. Mereka akan berzikir sahaja, dan Allah cukupkan rezeki mereka. Mereka tak rasa lapar dan dahaga, Akak zikirlah ye”. Angguk.

Walaupun perbualan itu amat menyentuh hati, tapi masih tak mampu menggugurkan air matanya. Dia kata” Kalau mak dan ayah dah redha, takde sebab untuk akak tak redha. Kalau Allah izinkan akak hidup lagi, walau mcmana pun rupa akak waktu tu, akak akan berdakwah untuk beritahu orang tentang adanya pertolongan Allah, besarnya kekuasaan Allah. Mak tulis ye, biar tak lupa . Nanti akak sendiri yang akan ceritakan. Tapi kalau umur akak tak panjang, emak ceritakanlah bagi pihak akak”

Untuk adik2nya, dipesankan agar ubah penampilan berpakaian. Untuk rakan2, dia minta maaf dan memberikan kemaafannya kepada mereka. Adik2 dipujuk agar pakai jubah2 dan tudung dia yang banyak. Dia turut beritahu minta digantikan puasanya dan uruskan solat yg tertinggal sepanjang dia berada dihospital tu. Ada beberapa hutang kecilnya minta dilunaskan.

Kami tanya lagi. “ susah ke rasanya nak muntah tu tadi?” Jawabnya, “Taklah, senang je, Allah tolong.” “Tolong macamana?” tambahnya “Dah badan akak tak boleh keluarkan air2 kotor tu dgn cara biasa, Allah tolong keluarkan melalui muntah. Tak susah pun, rasa macam meludah je” MASYA ALLAH. Hajar sentiasa kaitkan apa saja yang dialaminya dengan Allah. Sentiasa berbaik sangka Allah menolongnya. Benarlah seperti hadis qudsi, Allah bertindak mengikut sangkaan hamba terhadapNYA. Jika kita yakin Allah menolong kita, maka Allah akan tolong.

Keputusan Xray menunjukkan perut dan usus besar membengkak teruk.

17 Jan 2013 (Khamis)

Situasi kritikal. Tak mahu pelawat lagi. Doktor sedang cuba menyelamatkan . Perut membengkak terus. Usus besar tidak menyalurkan najis dengan sempurna. Menurut doktor semuanya ada kaitan dengan saraf tunjang yang gagal menghantar arahan ke anggota badan. Ultrasound pula diambil. Hajar tenang. Berserah pada Allah menentukan yang terbaik untuknya.

Selepas waktu melawat tengahari, demam memburuk semula. Perut yang membengkak menyukarkan pernafasan. Doktor mula gelisah. Satu tiub dimasukkan ke perut melalui hidung bagi menyedut cairan di dalam perut. Lebih 1Liter cairan dikeluarkan. Hajar diarahkan berpuasa sehingga punca pembengkakan itu diketahui.

Demam lagi. Saya sudukan juga tiga sudu air zam zam ke mulutnya dari masa ke semasa. “Akak, jgn bimbang, kita orang Islam dah dilatih berpuasa. Redha ya .. mak bagi air zam zam ni hanya utk basah tekak, memang tak sempat sampai ke perut pun ia akan kering sendiri. Mintalah Allah hilangkan dahaga akak” . Dalam keletihan beliau jawab, “beratnya dugaan Allah ni , mak..” “memanglah…kan syurga Allah tu mahal harganya…sabar ya.. Nabi Ayub dulu pun diuji dengan berat” Dia angguk.. Doktor pasang drip…Dalam hati, saya tak putus2 membacakan ayat2 suci dan selawat untuk menolong beliau melalui kesukaran itu.

Menjelang asar, Hajar mula rasa bahang. Dia minta dimandikan. Panasnya kuat dibahagian dada. Dan terasa semua badan sakit2. Saya terdiam. Saya rasa, dia dah mula nak nazak. Waktu tu saya berdiri membelakangkan tingkap. Dia suruh saya beralih kedudukan. Dia nak pandang keluar tingkat. Saya tanya , nak tengok apa? Katanya : nak tengok Allah. Saya terkedu lagi. Katanya :” Allah marah sebab tak dakwah sungguh2. Tak mahu cari jalan lain, bila dakwah terhalang.” Saya jawab “Mintalah ampun dan banyakkan beristigfar pada Allah,” Angguk.Tak lama lepas tu, dia kata, matanya dah mula kabur. Saya membisikkan agar dia terus mengingati Allah. Angguk.Dalam termengah2 dia berkata”mak, izinkan akak pergi dulu, tapi akak tak nampak jalan” “ Ya, mak izinkan, mak doakan agar Rasulullah datang tunjukkan jalannya. Sekali lagi dia mengejutkan saya, bila dia kata dia dah tak boleh nampak, lalu bola matanya bergerak ke atas. Segera saya talkinkan berulang kali. Doktor dan nurse mula berkejar datang nak menyelamatkan. Saya disuruh keluar. Mereka mula memasang topeng oksigen,dan menaikkan tekanan darah.

Hati saya dah sebu. Saya tahu tadi tu Hajar dah nazak. Persiapan dibuat utk pindahkan Hajar ke ICU semula. Waktu maghrib tu, kami berkejar kejaran tolak katil Hajar ke ICU okid.

Hajar segera dibius dan getah saluran pernafasan dipasang ke mulutnya. Mesin pernafasan mengambilalih proses pernafasan. Itulah kali terakhir untuk dia berkata kata kerana selepas itu dia terus ditidurkan dan tak bangun2 lagi.

18 Jan 2013 (Jumaat)

Kami dimaklumkan ada air yang banyak diluar perut dan sekitar usus. Dikhuatiri usus Hajar telah bocor. Menjelang waktu azan zohor, untuk solat jumaat, jantung Hajar berhenti berdenyut. Doktor segera melakukan CPR. (Satu. Dua, Tiga, Empat, ……)saya nampak prosedur tu dr luar cermin biliknya. Hati saya terguris teruk…cpr dilakukan di dada, betul2 di atas kawasan pembedahan tulang belakangnya. Kalau dia selamat sekalipun, apa nasib tulang belakang tu, kan baru je lepas dibedah.

Walaupun jantung dapat digerakkan kembali, namun jantung Hajar hanya bekerja 1% sementara mesin pernafasan yg bekerja lagi 99% .Hakikatnya carta pernafasan di paparan skrin tu terasa semacam gimik.

19 Jan 2013 (sabtu)

Doktor pakar usus mengesahkan usus Hajar bocor dan perlukan tembukan kecil diperut untuk mengesahkan teori beliau. Sekiranya benar, pembedahan yang lebih besar diperlukan utk memotong usus yang bocor itu dan mencantumkan semula. Serentak dengan itu, kami diberi borang kebenaran pembedahan untuk ditandatangani. Semuanya atas nama nak menyelamatkan nyawa Hajar. Kami buntu. Suami meminta tempuh untuk bertenang dan berfikir. Kami perlu solat. Kami perlu berfikir dengan tenang. Kami mohon pertolongan melalui pertolongan Allah. Pukul 2 pagi, kami dipanggil semula. Terdesak, kami benarkan tembukan dilakukan diperut. Hanya pada Allah kami bermohon pertolongan dan petunjuk.

Belumpun sempat selesai pembedahan kecil itu, seorang lagi doktor memanggil kami. Berita besar yang disampaikan, buah pinggang Hajar tidak berfungsi sepenuhnya atau lebih tepat lagi..dah rosak dan perlukan dialysis darah. Hajar takkan boleh bertahan kalau darahnya tak dicuci kerana toksin dalam tubuh akan meningkat dan meracuni organ2 yang lain. Terdiam. Bermimpikah kami? Lepas satu, satu, organ badannya merosak. Namun begitu, dialysis tidak boleh dilakukan dengan selamat kerana keadaaan Hajar yang tidak stabil. Jantungnya dah pernah berhenti, dan boleh berhenti lagi semasa dialysis. Darahnya dah terlalu cair..dah lama tak makan. Pendarahan juga boleh berlaku kerana tekanan darah yang rendah. Jadi apa yang boleh kami perbuat? Sesudah berbincang, kami ambil keputusan tidak membenarkan cuci darah dijalankan kerana risikonya besar.

Tak lama lepas tu, pakar usus pula mengesahkan yang usus Hajar memang benar2 bocor dan pembedahan besar diperlukan. Kami tanya, adakah Hajar stabil untuk dibedah? Jawapannya TIDAK.Kami Tanya adakah masalah usus itu boleh selesai selepas pembedahan tersebut? Jawapannya. TIDAK PASTI MASALAH SAMA TAKKAN BERULANG LAGI. Lalu kami berikan jawapan yang paling selesa bagi kami iaitu tidak membenarkan sebarang pembedahan dilakukan lagi. Kami juga tidak membenarkan prosedur cpr dilakukan jika jantung terhenti lagi.

Doktor bercakap dengan berhati2. “Kalau itu keputusan Puan, Puan sedarkah apa akibatnya nanti?” Saya jawab, “ya, saya sedar, saya akan kehilangan anak saya, dan saya redha. Malah, kalau boleh , saya nak segala ubat dan mesin pernafasan dihentikan” Doktor menjawab, “Itu tak boleh, menyalahi etika, itu seperti membunuh pesakit. Kami tak boleh membunuh pesakit, tapi kalau Puan tak mahu lakukan semua yg kami dah cadangkan, mesin pernafasan tetap perlu terus dihidupkan. Cuma pesakit takkan mampu bertahan lama kerana toksin yang tinggi akan meracun dirinya sendiri.

Selepas itu, doktor terus mengawasi Hajar, dan pelawat telah dibenarkan menziarah tanpa had masa kerana Hajar hanya menunggu masa untuk pergi meninggalkan kita semua. Semua keluarga telah dimaklumkan, Hajar tak putus2 diziarahi oleh sahabat2 yang mengenali dan bersimpati. Masing2 ingin menatap wajahnya untuk kali terakhir

20 Jan2013 (Ahad)

Pagi itu kami berdua khusyuk dlm doa masing masing, hanyut dalam munajat kami kepada Allah memohon bantuan dan keringanan untuk sakaratul maut anak kami.Tepat jam 9.20 pagi, Hajar melepasi sakaratulmaut dan meninggal dunia dengan tenang dalam dakapan ibu dan restu ayah. Pergilah sayang, TUHANMU yang lebih menyayangimu telah menunggu. Terima kasih YA ALLAH kerana telah meminjamkan kami anak yang sebaik ini. 20 tahun kami berbahagia dengan kehadirannya.Terima kasih kerana menganugerahkan akhlak yang mulia terhadap anak kami ini. Kini kami kembalikan ia kepadaMU YA ALLAH.Dakapilah ia dengan limpahan rahmat kasih sayangMU yang maha Agung. Amin.. amin..amin..ya rabbal alamin.

Siti Hajar selamat dikebumikan di kampung keluarganya dengan lancar.Begitu ramai sahabat, pensyarah, pegawai university dan saudara mara hadir memberikan lawatan terakhir, memandikan, menyembahyangkan dan mengkebumikan beliau. Seluruh alam seakan turut bersedih dan merintih kerana kehilangan seorang mujahidah sejati. Cuaca mendung berterusan dari pagi hingga ke petang, ( tetapi tidak pula hujan), turut menyentap tangkai hati insan2 yang jujur menyayanginya.

*Kisah pemuda-pemudi pada jalan Illahi, sedang kita sedang melalui jalan yang bagaimana. Allah
Hari ini 1 Mei 2014 Brunei Resmi Terapkan Syariat Islam
Brunei-Brunei Darussalam menerapkan hukum syariah secara bertahap mulai 1 Mei 2014-jpeg.imageSALAM-ONLINE: Brunei Darussalam mulai Kamis (1/5) ini memberlakukan hukum pidana syariah Islam, namun dikecam keras oleh kelompok pegiat hak asasi manusia internasional.
Kelompok pegiat HAM internasional menyebut tindakan Brunei sebagai suatu langkah mundur bagi hak asasi manusia.
...
Tetapi Sultan Hassanal Bolkiah menyebut hukum terbaru tersebut sebagai ”prestasi besar” untuk Brunei.
”Keputusan untuk menerapkan (hukum syariah) tidak untuk senang-senang tapi untuk mentaati perintah Allah seperti yang tertulis dalam Al-Quran,” katanya dalam pidato hari Rabu (30/4) saat mengumumkan peluncuran tahap pertama hukum syariah.
Sementara itu Datin Hjh Hayati, Jaksa Agung Brunei Darussalam mengatakan hukum syariah Brunei memiliki proses yang ketat dan kompleks yang layak mendapatkan perhatian masyarakat luar, seperti ditulis the Brunei Times.
“Hukuman untuk pembunuhan dalam hukum syariah dan hukum perdata pidana adalah sama yakni hukuman mati,” kata Datin Hjh Hayati dalam sebuah kuliah umum mengenai hukum syariah tahun 2013 di International Convention Centre (ICC ) Bandar Seri Begawan.
Jaksa agung mencatat hukum syariah memperhitungkan hak-hak korban atau ahli waris korban termasuk anggota keluarga.
“Di pengadilan syariah sebelum hukuman dilaksanakan ahli waris korban bisa memaafkan atau meminta kompensasi (diyat). Pengadilan atau pemerintah tidak bisa campur tangan dalam urusan ini, ” kata Datin Hjh Hayati, seperti dilaporkan Brunei Times.
Salah satu perbedaan antara hukum syariah dan hukum perdata pidana adalah kesaksian saksi dalam hudud (hukuman tetap) kasus dan qishas (pembalasan) harus adil dan tidak dapat bertentangan satu sama lain, tambahnya.
Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa April lalu mendesak Brunei untuk menunda perubahan sehingga mereka bisa meninjau hukum tersebut untuk memastikan apakah memenuhi standar hak asasi manusia internasional. Bukan standar Ilahiyah? (bbc)
salam-online
- See more at: http://salam-online.com/2014/05/erapkan-hukum-pidana-syariah-sultan-brunei-untuk-taati-perintah-allah.
sedangkan indon makin lama makin kafir negara ini selalu menentang syariat islam dan mengamalkan hukum thaghut harga mati
Lihat Selengkapnya


Suka · ·


LIMAPULUH KOTA (RIAUPOS.CO) - Krisis moral benar-benar sedang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar. Masih segar di ingatan publik, kasus pemerkosaan biadab terhadap siswi MTS Muhammadiyah Kubang dan SMAN 1 Guguak, kini, muncul pula kabar yang tidak kalah memprihatinkan, yakni arisan seks di kalangan pelajar SMA.

Kabar arisan seks di kalangan pelajar itu awalnya didengar RPG dari aktivis Serikat Petani Indonesia (SPI) Eka Kurniawan Sago Indra, semasa ia berkampanye sebagai caleg Partai NasDem untuk DPRD Sumbar, beberapa waktu lalu. Kabar tersebut semakin meluas, setelah pengurus MUI, ormas Islam, dan LKAAM Limapuluh Kota, menggelar pertemuan di kawasan Medan Nan Bapaneh, Tarantang, Harau, Kamis (1/5).

Dalam pertemuan yang dihadiri Ketua MUI Buya Safrizon Azwar, Ketua BAZDA Haji Jayusman, Wakil Ketua NU Sudirman Sair, Sekretaris IKADI Hendra Bakti, pengurus Muhammadiyah Hamdi Samah, Ketua Perti Zulkifli Dt Rajo Mangkuto, pengurus LDS Nurakmal, dan 7 pengurus LKAAM dipimpin Abdul Aziz Dt Gindo Malano itu terungkap, ada 3 pelajar yang baru-baru ini tidak ikut ujian nasional (UN) karena hamil di luar nikah.

Setelah ditelusuri, ketiga pelajar di wilayah selatan Kabupaten Limapuluh Kota itu ternyata hamil di luar nikah akibat ikut arisan seks. ”Seperti layaknya sebuah arisan, dalam arisan seks ini, mereka awalnya membuat komunitas sendiri. Lalu, menggelar pertemuan, mengadakan undian dan mencabut lotting,” kata Ketua Bazda Haji Jayusman, dalam pertemuan itu.

Selain kasus arisan seks, MUI Limapuluh Kota juga mendapat informasi sahih dari Dinas Kesehatan, terkait adanya 200 perempuan yang hamil di luar nikah, dalam beberapa waktu terakhir. ”Kasus arisan seks ini awalnya terungkap dari data Diskes soal 200 perempuan yang hamil di luar nikah,” ujar Ketua MUI Safrizon Azwar.

Dalam pertemuan tersebut, pengurus ormas Islam dan LKAAM juga membahas sejumlah fenomena lain yang terkait penyakit masyarakat. Termasuk, dugaan maraknya judi dan adanya tempat produksi tuak. Untuk itu pula, para pengurus Islam dan LKAAM, mengeluarkan pernyataan sikap yang ditebar lewat media massa.

Dalam pernyataan sikapnya, para pengurus ormas Islam dan LKAAM melihat, maraknya kasus seks bebas, kejahatan seks terhadap anak dan berbagai macam pekat, tidak hanya mengakibatkan rusaknya sosial masyarakat dan dapat mengancam kehidupan masyarakat. Tapi lebih fatal, dapat menyebabkan murka Allah SWT, seperti diungkapkan dalam Alquran, Surat Al-Anfal ayat 25.

”Kami sangat prihatin terhadap kasus maksiat dan pekat yang di Limapuluh Kota. Kami minta, pemerintah daerah dan muspida atau Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), memberikan perhatian yang serius terhadap berbagai masalah maksiat dan pekat ini,” kata Buya Safrizon Azwar dan Abdul Aziz Dt Gindo Malano.

Untuk meminimalisir kasus-kasus maksiat dan amoral di Limapuluh Kota, tukuk Buya Safrizon dan Abdul Aziz Dt Gindo Malano, ormas Islam bersama LKAAM, mendorong  tegaknya kembali hukum moral (sanksi adat) di berbagai nagari yang ada di Kabupaten Limapuluah  Kota.

”Kami juga mengimbau niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo kanduang, untuk memagari diri dan anak kemenakan kita, dari segala macam bentuk maksiat atau pekat. Kita selamatkan kampung kita ini dari krisis moral yang terjadi,” demikian Buya Safrizon Azwar dan Abdul Aziz Dt Gindo Malano, dalam pernyataan mewakili ormas Islam dan pengurus LKAAM.(ade)
POTRET ANAK-ANAK DI KAMPUNG LANGGAI : BERTARUH NYAWA MENGGAPAI CITA

Apakah pernah mendengar siswa yang mengeluh tentang cuaca panas, hujan, becek dan tidak ada ojek sehingga menjadikannya alasan untuk tidak pergi sekolah? Untuk satu ini belajarlah dari anak-anak di Kampung Langgai, Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan. Jangankan becek, nyawa pun ia pertaruhka...n demi dapat duduk di bangku sekolah untuk mendengarkan sang guru memberikan pelajaran.

Anak-anak yang lahir di negara yang merdeka sejak 68 tahun lalu itu, bukannya bertaruh nyawa melawan penjahat, atau monster fedofil yang saat ini sedang populer. Tapi berjuang melintasi seutas tali baja yang menggantung di atas sungai.

Di ujung April yang cerah. Pagi itu langit tampak biru. Sesekali nyanyian burung bersahutan di pohon-pohon besar di kaki bukit, seakan nyanyian itu bersahutan dengan riuh suara anal-anak sekolah di Kampung Langgai yang sedang bermain pada jam istirahat.

Di halaman sekolah, di bawah tiang bendera merah putih sekelompok anak riang bermain, berpakaian khas SD yakni celana merah dan baju putih, mereka berlarian menggunakan sandal jepit yang menempel di kaki mungilnya. Beberapa orang anak lainnnya terlihat bermain di bawah gapura SD sambil berbincang.

Layaknya gapura sebagai petanda bahwa di sana merupa­kan gedung sekolah resmi. Gapura tesebut seperti menjadi kebanggaan bagi murid-murid tersebut bahwa mereka belajar di sekolah yang dimiliki oleh pemerintah.

Beratap seng yang sedikit reot, dengan model gonjong layaknya rumah gadang. Gapura itu tertulis Dinas Pendidikan Kab Pessel. Cabang Diknas Aec Suter. SD Neg no 32 Langgai.

Raut wajah anak penerus bangsa itu terlihat polos, dan sederhana. Tak terlihat Hand­phone yang dipegangnya, tak ada mainan canggih, atau pita rambut bagi perempuan layaknya artis, dan tak ada sepatu bermerek yang sering muncul di iklan tanyangan tv. Mayoritas mereka hanya menggunakan sandal jepit ke sekolah.

Matahari sudah tepat berada di atas kepala, waktunya anak-anak pulang menuju rumah masing-masing. Sejumlah anak tampak berpegangan tangan dan saling merangkul sambil bercerita layaknya anak-anak.

Di antara mereka yang pulang adalah Abdurahman (8), kelas III beserta dua adiknya, Saiun (7), kelas II dan Shintia (6), kelas I. Mereka lalu berjalan melewati pematang sawah, dan diikuti oleh anak-anak lainnya.

Tak lama berajalan mereka berhenti di tepian sungai, suara pecahan arus air sungai yang terbelah oleh bebatuan besar khas sungai di puncak bukit menam­bah kesan alam pegunungan. Abbul mulai melepas sendalnya ia pun memasukannya ke dalam tas hitamnya, dan diikuti oleh adiknya.

Dengan cekatan Abdul, mulai memanjat pohon besar setinggi dua meter itu.

“Capek lah, ati-ati kayunyo licin,” ujar Abdul memberitahu adiknya dan temannya yang lain. Dengan hati-hati mereka mulai memanjat pohon itu, satu persatu tangan kecilnya mulai meraih seutas kawat baja sebesar genggaman orang dewasa. Dan kakinya mulai menapak di kawat baja yang membentang dari pohon pinggir sungai ke pohon di seberang sungai.

Perlahan mereka melangkah beringan, goyangan mulai terasa ketika mereka berada di tengah-tengah kawat baja sepanjang 10 meter itu. Terpaan angin, serta goyangan dari langkah mereka membuat wajahnya yang tadi polos tampak berubah cemas. Tangannya semakin erat meng­geng­gam, matanya tajam meli­hat arus sungai yang menganga dan batu besar yang siap melu­mat siapa pun yang jatuh kedalamnya.

Abdul sebagai kakak terus melangkah sambil melihat kedua adiknya. Tangan kiri dan kaki kiri dilepas lalu beranjak meng­genggam kawat mengantikan langkah kaki dan tangan kanan­nya. Meski setiap hari ia lalui bersama adik dan tema-tamannya. Perasaan cemas dan tanggung jawab selalu di pikarannya.

Sesampai di ujung kawat ia bersama adik dan temanya yang lain, menuruni pohon dengan bantuan jenjang terbuat dari pohon kelapa yang sudah diberi pijakan. Hal itu sedikit memper­mudah anak-anak untuk turun.

“Awak samo adiak jo kawan lainnyo lah tiok hari lewat di siko. Kalau lewat bawah harus baranang lo dulu. Aia nyo gadang, baju jo buku wak bisa basah,” ungkap Abdul yang pernah juara dari kelas 1 hingga 2 itu.

Ia juga menjelaskan, adiknya dulu pernah jatuh saat pertama melewati kawat baja, tapi berhasil diselamatakan oleh warga yang kebetulan sedang mancing. Kejadian itu membuatnya sedikit trauma, karena sebagai kakak ia mempunyai tanggung jawab menjaga adik tercintanya.

“Waktu tu inyo pernah jatuah dek licin. wak ndak sempat manolong, untuang ado urang sedang mamanciang yang manya­lamaikan,” jelas anak yang bercita-cita jadi tentara itu.

Abdul sendiri juga pernah jatuh saat melewati kawat baja menuju sekolahnya. Karena ia bisa berenang Abdul pun berhasil selamat, namun ia tetap menuju sekolah untuk belajar dengan seragam yang basah kuyup.

Tidak hanya bahaya jatuh dari kawat yang selalu mengan­cam jiwa anak-anak Langgai itu. Kadang mereka harus menahan sakit karena tertusuk kawat kecil yang berkarat dari kawat baja yang mulai lapuk itu.

“Kadang tangan wak ko badarah kanai antak dek kawek yang manyumbua dari tali baja tu, tibo di sekolah kadang guru maagiah ubek merah,” paparnya.

Kawat tali baja sengaja dipasang karena tidak adanya jembatan yang menghubungkan 10 kepala keluarga (kk) di seberang sungai. Tali tersebut juga menjadi penghubung bagi petani untuk membawa hasil tanamnya ke pasar Surantih.

Salah seorang guru SD 32, Harapan Bunda (24) mengatakan, trasnportas seutas tali itu memang menjadi akses utama bagi masyarakat. Dengan adanya tali kawat baja itu dapat mem­batu anak-anak kampung untuk dapat mencicipi ilmu pendidikan.

Ia menambahkan, meski dapat membantu namun ada kendala jika saat hujan deras siswa banyak yang tidak dapat hadir ke sekolah, karena tali tersebut menjadi licin dan seragamnya pun tetap basah diguyur hujan.

“Kami di sini tinggal di kampung yang jauh di tengah hutan, karena selain akses jalan yang berbatu. jika hujan deras tidak hanya murid yang hadir, guru pun tidak bisa hadir karena sering terjebak longsor, sedangkan untuk komunikasi ke luar kampung tidak bisa, karena sinyal telekomunikasi pun disini tidak ada,” ujar Harapan Bunda

Ia berharap, kepada pemerin­tah agar mendengar jeritan dan melihat kondisi masyarakat di Langgai. Karena anak-anak merupakan generasi penerus bangsa dan negara, ditangan mereka Indonesia berjalan kedepannya.

Hal yang senada juga disam­paikan oleh tokoh Masayarakat Surantih, Syafril T Sutan Mudo. Ia menyampaikan bahwa Langgai sangat membutuhkan perhatian terutama akses anak sekolah yang ingin menuntut ilmu.

“Indonesia katanya sudah merdeka tapi untuk membangun jembatan untuk warga dan anak sekolah pun belum dibangun. Apa harus menunggu ada korban dulu baru bisa dibangun,” geram Syafril.

Abdul beserta adik dan temannya hanya sebagian kecil anak anak indonesai yang tersisih di negerinya sendiri. Dan indone­sia sejak di pimpin presiden Soekarno, Syafruddin Prawi­ranegara, Soeharto, Bj Habibie, Abdul Rahmanwahid, Megawati, dan sekarang Soesilo Bambang Yudhoyono. Masih terdapat potret buramnya pendidikan seolah masih berada zaman penjajahan.

Anak-anak tersebut tetap terlihat bahagia meski tidak dapat bermain dengan facebook, twitteran, game online, berka­raoke, bahkan mereka telihat alami, dan jauh dari dampak negatif teknologi. Tapi apakah mereka yang melihat kondisi tersebut senang, ketika anak-anak itu terjatuh dari jembatan hanya karena ingin menuntut ilmu dan meraih cita-citanya yang ingin menjadi pemimpin di Pesisir Selatan. (**)