Rabu, 26 Februari 2014

BAGAIKAN KATAK DI REBUS… BOILED PROG
 
Dunsanak kasadonyo di PUAM, ambo share kan artikel nan singkek padek ko untuk manjadi bahan renungan kito. Samoga ado manfaatnyo. (sedikit koreksi yo salah ketik PROG agar dibaco FROG)

 Perubahan BUDAYA yang terjadi sekarang ini dapat diibaratkan bagaikan katak (kodok) direbus.
Katak adalah makhluk yang memp...unyai alat penerima panas (receptor terhadap panas) sangat berbeda dengan makhluk lain. Bila seekor katak di masukkan dalam panci berisi air dingin, kemudian suhunya dinaikkan sedikit-sedikit dan pelan-pelan, sampai suhu air mendidih, katak tidak merasa dia sedang direbus, sampai ia mati tidak ada usaha untuk melompat. Tapi apabila katak dimasukkan kedalam panci yang berisi air panas, maka ia akan melompat keluar karena tidak tahan panas yang tinggi.
Mari kita amati Budaya kita. Dengan dalih modern, secara pelan-pelan kita sudah berubah, kita tidak merasa bahwa budaya Barat sudah merusak budaya kita. Contoh nyata, dulu kalau saya mau bertamu ketempat teman putri, saya tidak pernah dibolehkan berduaan, harus ada orang lain yang menemani, apalagi kalau pergi berduaan itu sudah bahan pembicaraan tetangga. Perhatikan sekarang, acara berduaan itu adalah yg bisa diterima, kalau ada yang menemani, itu kuno. Begitu juga tentang pakaian, sampai ada istilah pakain you can see, karena itu pada waktu itu dianggap tidak punya rasa malu. Perhatikan acara-acara TV sekarang, bagi mereka yg usianya tua sekarang, dapat membandingkan dengan acara-acara TV puluhan tahun yg lalu. Sudah berubah, jauh sudah berubah…. Tapi tidak dirasakan karena dimasuki dan dipengaruhi budaya Barat secara pelan-pelan, sampai budaya kita nanti mati, kita tidak sadar bahwa cara hidup kita sudah sama dengan orang Barat.

Begitu juga di bidang Agama. Saya contohkan agama saya Islam. Dengan dalih kerukunan beragama, secara pelan-pelan akidah Islam itu berobah tidak terasa. Contoh nyata, saya 3 tahun lalu diundang menghadiri acara Halal Bi Halal. Saya agak kaget mengikuti acara, tidak ada acara baca ayat-ayat suci al Quran, tidak ada tausiah apa makna saling memaafkan, dll. Yang ada adalah sambutan panitia, selanjutnya ‘mari kita bergembira ria', karena kawan-kawan kita yang beragama Islam sudah selesai melaksanakan puasa. Acara yg paling tidak Islami lagi ialah adanya pertandingan menyanyi, pemenangnya dapat hadiah….ini semua untuk meriahkan suasana dan keakrapan penghuni yang berbagai agama, dalam rangka memperkuat silahturrahmi dan kerukunan beragama. Saya tidak mau seperti katak tadi… untuk selanjutnya saya tidak mau datang lagi kalau diundang.
Contoh nyata lagi, saya diundang menghadiri perkawinan teman saya orang Batak yang beragama Keristen. Saya hadiri undangan itu karena ia adalah tetangga baik kami dan alasan kerukunan beragama. Apa yang terjadi…. pesta Pernikahan sangat megah, undangan banyak sekali dari berbagai agama. Tempat makanan dibagi dua dan diberi tanda jelas: yang sebelah kanan yang ada BABI dan jelas kepala babi guling dipertontokan (ini merupakan kehormatan dalam jamuan besar). Yang sebelah kiri adalah untuk orang Islam atau yang tidak makan babi. Saya dan istri saya begitu lihat kepala babi guling, langsung mau muntah… dan segera pulang tanpa makan apa-apa. Berarti kami masih seperti katak tadi yang dimasukkan dalam air panas (tidak bisa menerima) langsung melompat.

Kawan-kawan semua: Mari kita renungkan, apakah BUDAYA kita akan dihancurkan dengan menggunakan ilmu Rebusan Katak?
Lihat Selengkapnya