Sabtu, 28 Desember 2013


ALASAN MENOLAK SILOAM




Oleh: Emeraldy Chatra
Alasan kristenisasi di balik proyek Lippo itu menjadi debatable karena pihak penolak menganggap proyek Lippo itu bagian dari kristenisasi, sementara pendukung minta bukti.
Benar bahwa kristenisasi yang akan dijalankan Lippo itu belum ada wujud nyatanya. Tapi dia sudah menjadi realitas dalam pikiran umat Islam. Realitas itu tidak perlu dan harus punya wujud empiris. Ia tidak perlu bukti kongkrit sebagaimana diminta oleh pihak pendukung Lippo. Mengapa anda percaya adanya Allah, malaikat, hari kiamat, sorga dan neraka sementara anda belum pernah melihat wujudnya? Prinsip mengonstruksi realitas secara sosial itu pulalah yang mengantarkan umat Islam pada kesimpulan bahwa Lippo itu punya missi kristenisasi. Kalau satu orang saja yang berusaha mengonstruksi realitas Lippo itu, mungkin dia salah. Nyatanya tidak demikian. Ada ribuan orang yang ikut membangun realitas kristenisasi itu, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang miliki. Apakah anda akan menolak realitas seperti itu? Apakah realitas yang dibangun umat Islam sesuai dengan keyakinannya (yang bersumber dari pengetahuan dan pengalaman) tidak dianggap sebagai bukti?
Permintaan bukti kongkrit oleh pendukung itu sendiri sebenarnya sebuah kenaifan dan kelucuan. Mereka meminta bukti tentang sesuatu yang belum terjadi. Tapi mereka lupa, atau mungkin juga kurang pengetahuan bahwa taktik yang sama sudah dipraktekan di tempat lain...dan berhasil. Mengapa mereka tidak menjadikan peristiwa di tempat lain itu sebagai bukti?
----
LIPPO GROUP = KUDA TROYA
Oleh: Alfian Bagindo
LIPPO GROUP itu Kuda Troya, saudaraku sekalian. Adakah yang belum pernah mendengar cerita Kuda Troya?
Begini ceritanya.
Sekitar abad ke 12 atau 13, Agamemnon, raja Mykenai dan saudara Menelaus, memimpin suatu ekspedisi pasukan Akhaia ke Troya dan mengepung kota itu selama sepuluh tahun. Setelah banyak pahlawan yang tewas, termasuk pejuang Akhaia Akhilles dan Aias, serta pejuang Troya Hektor dan Paris, kota itu akhirnya takluk akibat tipu muslihat melalui Kuda Troya.
Apa itu Kuda Troya? Kuda Troya adalah kuda raksasa terbuat dari kayu. Agememnon menawarkan kepada penguasa kota Troya sebagai hadiah. Banyak warga Troya yang curiga akan maksud pemberian hadiah itu. Sayang mereka bukan orang terpandang yang suaranya didengar penguasa Troya. Penguasa Troya justru mendengarkan suara elit-elit bodoh disekitarnya yang ingin menerima hadiah itu.
Akhirnya, kuda kayu raksasa itu diarak masuk ke kota Troya. Orang Troya tidak tahu bhw di tubuh kuda itu bersembunyi ratusan tentara Agamemnon.
Malam hari, ketika orang tertidur lelap, tentara-tentara di badan kuda kayu itu keluar dan membunuhi orang Troya. Troya pun jatuh. Sisa-sisa penduduk Troya terpaksa melarikan diri ke berbagai penjuru.
Seperti itulah Lippo Group adanya. Lippo Group itu Kuda Troya yang akan menghancurkan orang Minang, mulai dari aqidah, ekonomi, budaya, dan menghisap sumber daya yang ada untuk mengenyangkan perutnya yang tak pernah kenyang.
Lippo Masuk, Siap-siap Miskin
Oleh: Abdul Muin
Dalam ruangan ini alasan utama menolak RS Siloam adalah Investasi berkedok permutadan. Padahal dari sisi Lippo, mereka ingin memerperlihatkan amalnya ke masyarakat Minang, agar diterima berbisnis di Sumbar. Bagi Lippo tidak masalah rumah sakit itu diserahkan ke Muhammadiyah atau Rumah Sakit Islam seperti Yarsi. Kalau Rumah Sakit diserahkan ke institusi Islam, sekolah diserahkan ke Institusi Islam, apa alasan niniak mamak, ummaro, candiak cendekiawan disini untuk menolak superblok dan reklamasi pantai?
Sebagai pebisnis dalam sistem free market economy, hanya ada dua pilihan perusahaan anda di akuisisi, atau anda mengakuisisi perusahaan kompetitor anda, atau perusahaan anda mati.
Dengan Lippo menyerahkan rumah sakit dan sekolah ka angku2 yg menolak, Lippo jadi bebas bersaing dan konsentrasi bisnis di ranah Minang.
Superblok yg akan dibangun sekarang hanya secuil 1,6 ha, sebagai ladang percobaan didaerah strategis khatib sulaiman, daerah elite Padang. Begitu bisnis supeblok full capasity, akan terasa pengaruhnya ke Pasa Jawa dan daerah sekitarnya.
Selanjutnya di bangun central bisnis modern seluas 700 ha sepanjang 7 km, memanjang dari muaro ke purus. Proyek ini betul2 menguntungkan. Biaya reklamasinya murah meriah, tinggal mengeruk pantai ulak karang dipindahkan ke pulau kecil depan pantai padang. Tinggal di pompa saja dari pantai ulak Karang di semprotkan ke daerah reklamasi, jadilah pulau kecil yg sangat menguntungkan.
Setelah pulau itu jadi, dan beroperasi penuh, ekonomi Sumatera Barat akan dihisap oleh pulau kecil itu. Semua Urang Minang, akan belanja ke pulau kecil itu, serba ada, one stop shopping, harga barang2 bakal lebih murah. Pasar Jawa,Pondok jadi kota tua, kota kenangan. Padang Panjang, Bukit Tinggi, Solok, Paya Kumbuh akan jadi kota2 yg merana dari segi perdagangan dan merana dalam kehidupan ekonomi.
Kalau kota2, sumber ekonomi masyarakat sudah merana, tidak bisa di hindarkan lagi jual tanah pusako, sawah2, kebun2 ke oligarki. Generasi pertama yg jual2 harta ini masih hidup senang dari penjualan harta, pergi naik haji, plesiran. Generasi berikutnya sudah tidak punya apa2 lagi, tinggal otot, dan berpendidikan rendah.
Jadilah satu juta generasi berikutnya, tidak punya apa2, dan tidak punya keakhlian , sehingga tidak dibutuhkan dalam persaingan tenaga kerja zaman global modern. Akhirnya akan terdapat sekitar satu juta urang Minang menganggur abadi sampai mati.
Ini sudah terjadi di Jawa Barat Selatan dan di Sulawesi Utara dan dibanyak daerah lainnya di Indonesia. Kalau tidak percaya datanglah ke kampung2 di Sulawesi Utara, atau Jawa Barat Selatan. Melihat situsai disana, angku akan managih ma rauang2, baa nasib anak kemanakan nan indak bapandidikan dan indak pulo punyo harato. Indak ada nan mau manarimo karajo, aa nan ka dimakan lai?