Rabu, 25 Desember 2013

WASPADA MISI TERSELUBUNG KRISTENISASI.! Gerakan Rahasia Sandi “Airmata” (Pacarisasi & hamilisasi)

9 November 2010 pukul 18:08
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa Petunjuk Babel & Pelaksanaan di Lapangan. Apalagi kiat-kiat gerakan penginjilan sangat jelas diberikan petunjuk oleh babel didalam matius 10;16.
“Karena kita bagaikan domba yang hidup di tengah-tengah serigala, maka kita harus CERDIK SEPERTI ULAR dan TULUS SEPERTI MERPATI”,
pasti akan digunakan selamanya dalam banyak aspek. Bagaimana implementasi petunjuk Babel tersebut ?

Beberapa contoh jenis gerakan cerdik seperti ular tersebut kita ungkap berikut ini.

Dari penelitian ARIMATEA, tidak semua gereja, lembaga misi dan umat kristiani tahu tentang gerakan yang akan kita bungkap ini. Bahkan saya meyakini, hanya sebagian kecil gereja. Lembaga misi dan umat kristiani yang tahu dan terlibat.

Gerakan Rahasia Sandi “Airmata” (Pacarisasi & hamilisasi)

Operasi atau gerakan rahasia ini dirumuskan di Jawa Timur, 14 April 1984. Hanya saja, target dari operasi ini dikhususkan untuk menaklukkan perempuan- perempuan Islam, yang pada saat itu umat mulsim mengenalnya gerakan hamilisasi.

Jika si Muslimah yang dihamili itu mau masuk Kristen maka itu prestasi besar, namun jika tidak maka anaknya yang dilahirkan itu akan diambil paksa untuk ikut pada ‘ayahnya’ dan dibesarkan dalam iman Kristiani.

Sandi ‘Airmata’ ini adalah singkatan dari “Ahklak, Iman, Remaja Muslim Akan Tetap ter-Ambil”.

gerakan Ini adalah gerakan untuk ‘mengambil remaja-remaja Islam’ yang pelakunya rata-rata masih anak-anak muda usia yang aktif di gereja.

Sandi ini berasal dari Daniel Sukarno dari Sekolah Theologia Etheos Solo, Jawa Tengah. Perumusnya sendiri ada delapan orang utusan dari sekolah-sekolah theologia. Mereka adalah:
  • Andronikus MH.
  • Kaparang dari Sekolah Tinggi Theologi (STT) Surabaya,
  • Salmon dari STT Karangluh Malang,
  • Heri dari STT Tibernakel-Bethel,
  • Endang (pria) dari Gereja Pasundan, dan lain-lain.

Rapat dilakukan di Bukit Doa Tretes, Desa Prigen, Pasuruan, tanggal 14 April 1984. Tempat ini adalah pusat dari segala rapat rahasia di Indonesia karena tempatnya sangat luas, terpencil, dan aman.

Salah satu contoh gerakan adalah apa yang terjadi pada malam tahun baru, 31 Desember 1987. Pola ini terus dilakukan hingga sekarang.

Pada akhir tahun itu, Laskar Kristus melepas sejumlah anak-anak muda Kristen, nakal, yang telah dididik, memahami tujuan gerakan, dan bisa merahasiakan misi, kebanyakan dari pemuda gereja, ke tempat-tempat hiburan. Setiap rayon dari Laskar Kristus, misal Rayon Semarang, melepas anak-anak ini, tentunya dengan koordinasi terlebih dahulu agar tidak tumpang tindih.

Misi mereka adalah: mengincar remaja-remaja puteri yang beragama Islam—jika bisa dari kalangan orang terpandang, temannya banyak, atau anak orang berpengaruh seperti anak kiai, pengasuh pesantren, atau santriwati—untuk didekati, diajak kenalan, dan dibawa ke motel, vila, atau hotel untuk dihamili. Semua ongkos vila, motel, atau hotel, dibayarkan oleh komandan lapangannya masing-masing.

Jika sasaran sudah hamil, maka harus dijaga agar dia tidak melakukan aborsi. Dan ketika usia kehamilannya sudah menginjak bulan keempat, maka barulah si gadis diberimove atau tekanan agar mau masuk Kristen. Ini memerlukan berbagai teknik dan ancaman tentunya.

Anak-anak muda Kristen yang nakal-nakal ini yang sudah dididik secara khusus bukanlah bagian dari Laskar Kristus inti. Karena anggota Laskar Kristus inti sudah tidak mampu lagi melakukan hal itu disebabkan sudah banyak yang dikebiri sehingga impoten (tidak bisa menghasilkan anak). Hal ini dilakukan agar para Laskar Kristus inti ini bisa fokus pada misinya dan tidak diberatkan dengan urusan- urusan yang lebih bersifat pribadi.

Gerakan ‘Airmata’ ini menuai hasil cukup memuaskan. Satu anak didik diwajibkan minimal mempunyai anak sembilan orang dari menghamili gadis Islam, jika lebih dari itu maka itu lebih baik.

Bahkan menurut kesaksian Ev. Andronikus MH. Kaparang, ada yang sampai ‘berhasil’ mempunyai anak belasan hingga puluhan orang dari gerakan ini.
Misal:
  • salah seorang anak muda yang juga penginjil bernama Yulianto, asal Blitar-Jawa timur, dia berhasil mempunyai sembilan belas anak dari gadis-gadis Islam yang dihamilinya. Sekarang ia masih di Jawa Timur dan sudah hidup enak karena berbagai fasilitas yang diberikan gereja karena ia dipandang cukup berprestasi. Sedang anak-anaknya ditampung di panti asuhan. Sedang gadis-gadis Islam yang telah dihamili itu ada yang akhirnya masuk Kristen, ada pula yang kembali lagi ke Islam tanpa membawa anaknya.
Saya masih tahu nama korban-korbannya, juga tempat tinggal mereka. Sewaktu- waktu jika diperlukan saya bisa membantu untuk menghubungi mereka,” ujar Andronikus Kaparang ini.

Yulianto sebenarnya ‘belumlah apa-apa’ jika dibandingkan dengan Lubis, seorang penginjil juga, yang telah ‘berprestasi’ menghasilkan lebih dari empat puluh anak bagi gereja dari gerakan seperti ini. Lubis sendiri dalam melakukan misinya selalu berpindah-pindah tempat. Setelah dua atau tiga korban, ia selalu pindah. Dan kini Lubis bersama timnya sedang bertugas di Irian.

Gerakan rahasia ‘Airmata’ ini memang khusus ditujukan pada sasaran remaja puteri Islam, namun jika diperlukan juga menargetkan perempuan dewasa Islam. Strateginya sama, diajak berkenalan, menjalin hubungan intens, dan dihamili.