Sabtu, 28 Desember 2013


Di sebalik Tragedi Rohingya…(?)


Barat telah buta terhadap penderitaan Muslim Rohingya di Myanmar (Burma) untuk menjaga kepentingan ekonominya di negara-negara Asia, menurut seorang penganalisis politik.
Bagi kaum Muslimin, harapan bukan tertumpu pada negara-negara Barat, para penganalisis perlu menyindir Barat, kerana mereka adalah orang-orang yang paling vokal mengusung ‘Hak Asasi Manusia’ dan demokrasi.
Orang-orang Rohingya saat ini sedang berada dalam episod yang paling bengis dalam sejarah mereka, dan penderitaan mereka adalah salah satu masalah yang paling mendesak di mana sahaja di dunia ini,” tulis Ramzy Baroud, dalam artikelnya yang diterbitkan PressTV, Senin (16 / 7/2012).

Penderitaan Muslim Rohingya Seperti Penderitaan Muslim Palestina         (voa-islam.com) – Kamis (04/04/13) seorang komentator politik, Mark Mason, di San Francisco mengomentari Otoritas Burma dan Dewan Militernya yang terlibat langsung dalam kekerasan terhadap Rohingya, yang jumlahnya mencapai 800 ribu di barat Burma. Dalam sebuah wawancara yang diadakan oleh channel Press TV, Mason menjelaskan bahwa faktor pemerintah dibalik pengusiran 125 ribu muslim Rohingya dari kampong mereka setelah desa mereka dibakar berserta pembunuhan dan perkosaan bahkan kejahatan lain adalah gas alam dan minyak yang dikandung oleh daerah-daerah mereka. Komentator Polirik itu menambahkan, daerah itu akan dibangun saluran pipa untuk mengangkut minyak dan gas dari Burma ke Cina, di mana mereka memberikan 6% minyak dan Gas buat Cina. Mason juga menyebutkan, cobaan yang menimpa Muslim Rohingya mirip dengan cobaan yang menimpa Muslima Palestina di jalur Gaza.[usamah/imo] - See more at: http://www.voa-islam.com/read/world-world/2013/04/04/23910/pederitaan-muslim-rohingya-mirip-seperti-penderitaan-palestina/;#sthash.fGNDyPCt.dpuf
 
http://www.sunni-news.net/upload/userfiles/images/english/8585.png





http://en.humanrights-iran.ir/images/position24/2012/7/burma6.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYk-19zj9XQBbXZGtJtj_bsevDjUC9TZiyu7K2lpSVf785wZjCh8NaJ1inzhlX2wxiYBsLKG8l7OBuSp2896LMXp8zAo_ROpJsgBYlkBqyHT0apHcn-IelTFVtuZyDsZsnxP3zM9Hpcg/s1600/Pemuda+Muslim+Rohingya+dibunuh.jpg



“Namun penderitaan mereka, nampaknya hadir dari keutamaan antarabangsa dan serantau,” kata Baroud. Baroud beranggapan bahawa diamnya dunia Barat atas tragedi berdarah yang menimpa Muslim Rohingya datang seiring “syarikat-syarikat Barat melompat ke Myanmar (dalam usaha) untuk mengimbangi pengaruh China atas ekonomi Myanmar,” tambah Baroud.
Sementara itu, icon demokrasi Myanmar Ang San Suu Kyi hingga kini masih diam, menutup mata dan telinga atas kekerasan terhadap Muslim yang terjadi di negaranya. Ironisnya, dia mendapat hadiah keamanan di Oslo pada saat kekejaman terhadap Muslim Rohingnya sedang berlangsung di Arakan.
Baroud juga menyindir media-media mainstream yang cenderung tenang berkaitan isu pembunuhan Muslim Rohingya oleh etnik Buddha Rakhine dan pasukan ‘keselamatan’ Burma, yang mempunyai sokongan penuh dari kerajaan Burma, mereka kelihatan tidak peduli terhadap penderitaan Muslim yang sedang berlangsung.