Mayjen Harijadi: Presiden SBY Membahayakan NKRI
Written By Jerat News on Sabtu, 27 September 2014 | 18.11
JNEWS - Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) saat ini tengah dalam ancaman besar. Terpilihnya Joko Widodo sebagai presiden Indonesia melalui proses pemilu presiden yang penuh kecurangan, hasil rekayasa konspirasi asing dan pengkhianatan sejumlah elemen bangsa, menjerumuskan NKRI kejurang kehancuran. NKRI menghadapi ancaman disintegrasi, komunisme bangkit hidup kembali, negara dan kekuatan asing memegang kendali kedaulatan rakyat, dan pengusaan total sumber daya alam serta kekayaan negara, dan lain-lain. Semua ancaman terhadap NKRI ini sebenarnya dapat dicegah sejak dini jika Presiden SBY bertindak cepat, tegas dan tuntas.
Keprihatinan amat mendalam itu disampaikan Mayjen Purn Dr. Harijadi Darmawan Ketua Almuni Universitas Indonesia (Iluni UI) seputar situasi kondisi kehidupan bangsa menjelang pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia ketujuh, 20 Oktober 2014 mendatang. seperti dilansir GebrakNews, Sabtu (27/9).
"Saya mendapat informasi, Jokowi banyak terlibat korupsi, baik sewaktu di Surakarta, mau pun di Jakarta. Kenapa tidak diusut tuntas? Siapa yang lamban atau sengaja melindungi kejahatan Jokowi itu?" tanya mantan tokoh pergerakan mahasiswa tahun 60an ini.
Menanggapi informasi beredar bahwa Jokowi sudah memberikan rekomendasi untuk referendum Papua Merdeka, mantan Inspektur Jenderal Departmen Kehutanan ini tegas menyampaikan penolakannya. "Itu sama saja menjual negara. Saat Jokowi masih capres suda menjanjikan referendum, itu dapat dimaknai menjual negara. Melakukan pengkhianatan terhadap negara demi meraih dukungan negara asing," kecamnya.
Ia sangat menyesalkan kegagalan Presiden SBY dan TNI mengantisipasi kebangkitan komunisme melalui Jokowi. Ia juga mengkhawatirkan cengkraman konspirasi global menghancurkan NKRI sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Menanggapi informasi beredar bahwa Jokowi sudah memberikan rekomendasi untuk referendum Papua Merdeka, mantan Inspektur Jenderal Departmen Kehutanan ini tegas menyampaikan penolakannya. "Itu sama saja menjual negara. Saat Jokowi masih capres suda menjanjikan referendum, itu dapat dimaknai menjual negara. Melakukan pengkhianatan terhadap negara demi meraih dukungan negara asing," kecamnya.
Ia sangat menyesalkan kegagalan Presiden SBY dan TNI mengantisipasi kebangkitan komunisme melalui Jokowi. Ia juga mengkhawatirkan cengkraman konspirasi global menghancurkan NKRI sebagai negara merdeka dan berdaulat.
"Jika Presiden SBY benar sudah lama mengetahui siapa Jokowi sesungguhnya, namun beliau tidak bertindak, itu sama saja artinya dengan beliau telah menempatkan negara dalam posisi dan situasi sangat berbahaya," ujar tokoh senior yang juga menjadi motor gerakan reformasi tahun 1998 lalu.
Menurutnya, Presiden SBY harus bertanggungjawab terhadap terjadinya kondisi bangsa dan negara seperti sekarang ini. Presiden SBY harus tegas dan tak perlu ragu akibat tekanan dan ancaman negara asing, yang memang dari dulu ingin menguasai Indonesia.
"Demi keselamatan bangsa dan negara, seharusnya Presiden SBY tidak perlu ragu dan takut menindak Jokowi. Jika memang korupsi, ya jadikan tersangka, tahan dan adili. Mumpung belum dilantik jadi presiden," tegas tokoh tiga jaman ini.