Rabu, 11 September 2013

3rd.           TEGAKNYA KEMBALI KHILAFAH ISLAM MERUPAKAN BAHAYA PALING BESAR BAGI BANGSA BARAT.
Sejak jatuhnya Khilafah hingga sekarang, setiap harakah (jama’ah) yang didirikan  dengan benar pasti meninggikan syi’ar (semboyan) “Menegakkan kembali hukum Islam di muka bumi”. Maka orang-orang barat sangat peka dan reaksinya sangat keras terhadap kalimat apapun yang menuntut tegaknya Daulah Islam. Mereka bisa menerima organisasi-organisasi Islam yang bergerak dalam bidang sosial, misalnya organisasi yang menyantuni para janda dan anak yatim, mendirikan nasjid-masjid, mengumpulkan sumbangan bagi fakir miskin. Mungkin saja mereka mau menutup mata pada seorang penguasa yang menyebarkan kaset-kaset ceramah untuk menghimpun dana bagi pendirian masjid yang besar, indah dan luas. Mungkin saja mereka mau menutup mata terhadap rombongan-rombongan kaum muslimin yang mau pergi ke Baitullah. Tetapi menutup mata terhadap harakah Islam, maka hal ini tidak mungkin!. Mereka tidak akan mungkin menerimanya!
Orang-orang barat bisa menyembunyikan kedengkiannya terhadap Islam dalam masalah-masalah tertentu dengan membuat rencana busuk dibalik layar untuk mendiskreditkan Islam. Tapi kalau permasalahannya adalah harakah Islam,  persoalan jihad dan persoalan Khilafah, maka mereka tidak bisa menyembunyikan lagi kedengkiannya atau menutup-nutupinya. Kedengkian dan kebencian yang tersembunyi dalam dada mereka akan nampak dengan jelas.
Di seluruh dunia harakah-harakah Islam dilarang, apalagi Harakah Islam bersenjata; dinyatakan haram untuk selama-lamanya. Mereka tidak akan mendiamkannya. Mereka tidak akan tinggal diam terhadap upaya umat Islam untuk menegakkan kembali khilafah Islam. Maka dari itu mereka memperalat para penguasa militer untuk menumpas harakah Islam di negerinya. Tiada kudeta militer di negeri Islam yang timbul, melainkan dalam agenda mereka telah tertulis banyak kewajiban. Kewajiban mereka yang utama adalah; menyingkirkan para pelopor harakah Islam dan membasmi gerakannya.
Inggris dan Perancis tidak mampu menggantung ulama-ulama kita di tiang gantungan, maka mereka memperalat orang-orang militer untuk melaksanakan rencana mereka. Mereka mendekati orang-orang militer…..si empunya sepatu bot berat dan topi baja berat…kaki mereka berat dan kepala mereka berat. Masya Allah!!! Sebagian besar mereka gagal ujian masuk perguruan tinggi, lalu masuk Akademi militer. Yang mereka ketahui selama belajar di Akademi hanyalah  ‘belok kanan …. belok kiri …’. Mereka tidak tahu sedikitpun tentang budaya dan masalah politik, sebab masalah politik dan budaya dilarang dalam ketentaraan. Kepada orang-orang seperti inilah orang-orang barat menyerahkan tampuk kekuasaan suatu negeri untuk memimpin berjuta-juta rakyat muslim. Penguasa militer itu mengadili para ulama, para pemikir (cendekia), para lawan politik, para pemimpin dan pemuka masyarakat yang dianggap merintangi langkah-langkah mereka. Mereka membuka komplek-komplek prostitusi bagi masyarakat umum, supaya laki-laki dan perempuan hanyut di dalamnya; supaya mereka tidak mengetahui siapa yang telah merampas hak-hak asasi  mereka. Yakni kebebasan berbicara, kebebasan bergerak atau kebebasan bertindak, dan kebebasan menjalankan syi’ar-syi’ar agama yang diperintahkan Allah kepada mereka.
Dengan memperhatikan sebentar saja mereka, kita akan tahu apa yang telah diperbuat oleh Qadhafi, apa yang telah diperbuat Sadam Husein, apa yang telah diperbuat Hafidz Asad, apa yang telah diperbuat Jamal Abdul Nasher dan orang-orang sesudahnya. Dengan memperhatikan sebentar saja mereka, kita akan mengetahui bahwa tokoh-tokoh revolusi itu telah melakukan dalam waktu yang relatif singkat, sesuatu yang tidak mampu diperbuat oleh gelombang besar pasukan salib selama 14 abad. Mereka memerangi Islam tanpa belas kasih. Mereka melakukan tindakan-tindakan yang pasukan Inggris sendiri atau pasukan Perancis pada masa penjajahan tidak mampu melakukannya.
Pada masa-masa revolusi tahun 1936 M, apabila pasukan Inggris hendak memasuki suatu negeri, mereka memerintahkan kaum wanitanya masuk ke dalam masjid-masjid; karena masjid adalah tempat yang aman, yang tidak akan dimasuki oleh tentara Inggris. Sehingga banyak pengikut revolusi yang memakai pakaian wanita bersembunyi bersama kaum wanita dalam masjid.. Tapi sebaliknya, tahukah anda sepak terjang tentara Hafidz Asad? Mereka menginjak-injak masjid Sultan, merusak tempat adzannya dan mengobrak-abrik isinya!.
Pada dasarnya orang-orang Inggris dan Perancis bukanlah manusia-manusia pandir. Mereka tidak akan berdiri di corong radio memerangi Islam siang dan malam serta memperlihatkan permusuhannya terhadap Islam secara terbuka. Tindakan bodoh ini tidak akan mereka lakukan. Akan tetapi  radio siaran Damascus setiap hari mengumandankan slogan-slogan anti Islam. Misalnya dalam aya’ir-sya’ir seperti dibawah ini:

Aku beriman kepada “Ba’ats” (1) sebagai Robb, tiada sekutu baginya//

Dab Arabisme sebagai Dien, tiada lagi duannya//
(1)     Adalah gerakan revivalisme yang hendak menghidupkan kembali nasionalisme Arab di bawah satu pimpinan.
Pada hari kemenangan revolusi Sadam Husain di Iraq, dan Michael Aflaq (2) kembali ke Iraq, surat kabar Partai Ba’ats menulis dalam tajuk rencananya “Tuhan Kembali” (Yang dimaksud Tuhan di sini adalah Michael Aflaq, pent)
 (2)  Pendiri gerakan revivalisme (Ba’ats)
Penyair Iraq menulis tentang Michael Aflaq:
Wahai Tuhanku, wahai sesembahanku, tuanku dan junjunganku//
Cukuplah bagiku mengumpulkan remukanmu, cukuplah bagiku// (1)
(1)     Penyair ini bersedia mempertahankan jiwa dan raga untuk membela semua ide-ide Michael Aflaq, bahkan mengumpulkan rumukannya untuk mengembalikan kejayaannya.
Sedangkan penyair Syafiq Al Kamali menyanjung pemimpin Partai Ba’ats, Saddam Husain sebagai berikut:
Maha suci wajah Engkau Qudus di tengah-tengah kami//
Bagikan wajah Allah yang memancarkan keagungan//
Jadi, cara singkat yang ditempuh oleh kaum Yahudi untuk menghapuskan Islam di Jazirah Arab adalah mensponsori terjadinya revolusi-revolusi militer. Revolusi militer yang berkedokan perjuangan rakyat, untuk rakyat dan membebaskan rakyat. Namun kemudian mereka mendatangkan berbagai musibah yang tidak tertanggungkan oleh rakyat.
Jika kaum muslimin berpikir bagaimana menegakan Islam, maka sebenarnya mereka berfikir bagaimana menegakkan hukum Islam, satu ibadah dan kewajiban yang telah mereka sia-siakan dan tinggalkan. Umat Islam akan terus menanggung dosa selama mereka hidup tanpa kepemimpinan Islam. Oleh karena itu segala sesuatu yang berkaitan dengan kekuasaan, militer, mass media, urusan luar negeri dan hubungan internasional, harus dijauhkan dari kaum muslimin. Lembaga-lembaga  pemerintahan yang strategis dan vital harus dijauhkan dari kaum muslimin. Mereka tidak mengatakan, ‘Jauhkan itu dari kaum muslimin’ tetapi mengatakan, ‘Jauhkan itu dari orang-orang ekstrim!! Jauhkan itu dari orang-orang kolot!! Jauhkan itu dari orang-orang yang ekslusive (tertutup) !! Karena mereka adalah wabah bagi umat, mereka adalah orang-orang yang berfikiran sempit, tidak melihat peradaban dengan kaca mata yang lebih luas!.
Maka dari itu, sejak jatuhnya khilafah sampai sekarang, mereka terus mengadakan pembersihan di jajaran militer. Apabila ada tentara yang berjenggot panjang, dikatakan fanatik. Apabila tidak makan dengan tangan kirinya memegang garpu, dikatakan  fanatik. Apabila tidak mau berdansa dengan istri temannya, dikatakan ekslusive, apabila tidak hadir dalam pesta minum (minuman keras), dikatakan ekstrim. Dia harus mau duduk satu meja minuman bersama duta Amerika…duta Inggris…duta Perancis. Mereka akan menegur dan memojokkannya   apabila tidak membawa istri ke pesta-pesta itu. Supaya dia bisa bergaul dengan orang-orang. 
Kalian wahai orang ekstrim, kenapa kalian tidak mau bergaul dengan manusia? Bukalah akal pikiran kalian! Berhubunganlah dengan orang-orang barat! Dengan peradaban! Dengan kemajuan! Apakah kalian akan terus hidup demikian. Hidup dalam keterbelakangan??