Rabu, 11 September 2013

 UPAYA PERTAMA MENGEMBALIKAN KEKHILAFAHAN
Khilafah `Utsmaniyah jatuh pada tahun 1924 M. Upaya pertama kali yang dilakukan untuk mengembalikan kekhilafahan Islam dimulai tahun 1928 M, oleh gerakan Ikhwanul Muslimin yang dipimpin oleh Hasan Al Banna –mudah-mudahan Allah merahmatinya-.
Pada mulanya musuh-musuh Allah tidak menyadari gerakan Hasan Al Banna, sehingga gerakan yang dipimpinnya tumbuh dengan pesat dan pengikutnya bertambah banyak. Wallahu A`lam, yang nampak oleh kami, Hasan Al Banna adalah seorang lelaki yang mukhlis dan benar. Kami menyangka memang demikianlah keadaannya. Kami tidak bermaksud memuji-mujinya dihadapan Allah, dan kami tidak berani memuji-muji seseorang di hadapan Allah.
Meskipun umur Hasan Al Banna masih muda belia saat itu, yakni sekitar 23 atau 24 tahunan, namun berkat kharisma yang dimilikinya, maka dalam waktu yang relatif singkat dakwah Al Banna disambut oleh putra-putra Mesir yang terbaik.
Begitu Hasan Al Banna ikut terlibat dalam kancah perang Arab – Israel di Palestina, maka barulah musuh-musuh Allah sadar akan bahaya yang bakal ditimbulkannya. Mereka mengatakan, “Gerakkan Islam bersenjata yang dipimpin oleh Hasan Al Banna mengajak umat Islam untuk menegakkan kembali kekhilafahan Islam. Maka dari itu gerakan ini harus dibasmi!”.
Waktu itu Hasan Al Banna mengirimkan satu batalyon sukarelawan ke Palestina. Sukarelawan tersebut melakukan longmarch (jalan kaki) dari gurun Sinai ke Palestina. Ini terpaksa mereka lakukan setelah mereka dipulangkan dari `Aman. Semula mereka berangkat ke Palestina menumpang pesawat terbang. Pesawat itu menerbangkan mereka dari Kairo ke `Aman. Sampai di `Aman mereka diperiksa. Begitu kedatangan mereka diketahui sebagai sukarelawan muslim dari Mesir, maka pemerintah Yordania mengembalikan pesawat tersebut ke Kairo, tak seorangpun diantara mereka yang diperbolehkan turun. Mereka dipulangkan kembali ke Kairo oleh panglima Pasukan Yordania yang menjadi antek-antek Inggris.
Akhirnya mereka memutuskan untuk masuk ke Palestina dengan jalan kaki, menyeberangi Terusan Suez, melintasi Gurun Sinai dan kemudian masuk ke kantong-kantong persembunyian di negeri Palestina. Dari situlah mereka melancarkan operasi penyerangan.
Begitu Hasan Al Banna melihat negeri Palestina hendak dicaplok musuh (Yahudi), sementara negeri-negeri Arab yang berada di sekitarnya hanya diam dan melihat saja, maka dia mengirim telegram kepada pemimpin-pemimpin Arab. Dalam telegram itu
Hasan Al Banna mengatakan, “Jika kalian memang benar-benar serius dalam usaha kalian menyelamatkan Palestina, maka izinkanlah saya memasukinya dengan 100.000 sukarelawan untuk membersihkan negeri tersebut dari orang-orang Yahudi”.
Isi telegram tersebut juga sampai kepada mereka yang mengadakan konferensi puncak di `Alaya. Maka pada hari itu juga atau pada hari keduanya, duta Amerika, Inggris dan Perancis mengadakan sidang darurat di Fayed, sebuah kota yang terletak di sepanjang Terusan Suez.
Mereka memutuskan untuk menghantam sayap (kekuatan) Ikhwanul Muslimin. Kemudian keputusan itu mereka kirimkan  kepada Naqrasyi Basya, Perdana Menteri Mesir, agar melaksanakan keputusan tersebut -bukan kepada Raja Farouq yang memegang kekuasaan tertinggi di Mesir - . Maka dimulailah aksi persekongkolan jahat mereka untuk menumpas “Ikhwanul Muslimin”. Kantor-kantor jama`ah ditutup, ribuan pemuda Ikhwan dipenjarakan dan sebagian diantara mereka dihukum mati. Namun pemimpinnya, Syeikh Hasan Al Banna, dibiarkan bebas akan tetapi diawasi dengan ketat.

Namun sebelum dilaksanakannya keputusan ini, ada empat batalyon sukarelawan Ikhwanul Muslimin dari Mesir yang berhasil masuk Palestina. Ditambah lagi 1 batalyon Ikhwan dari Syiria yang dipimpin oleh Syeikh Musthafa As Siba`i,  1 batalyon Ikhwan dari Iraq yang dipimpin oleh Syeikh Muhammad Mahmud Ash Shawwaf, dan 1 batalyon Ikhwan dari Yordania yang dipimpin oleh Abdul Latif Abu Quroh.
Pada hari perayaan menyambut ulang tahun Raja Farouq, terjadi usaha pembunuhan terhadap diri Hasan Al Banna. Usaha ini didalangi oleh kepala Inteligent istana raja, Mahmud Abdul Majid. Mereka menembaki mobil yang ditumpangi Hasan Al Banna yang akan memberikan ceramah di suatu tempat . Hasan Al Banna dan sopirnya terluka, namun luka Hasan Al Banna tidak seberapa berat, hanya sopirnya saja yang mengalami luka cukup serius. Hasan Al Banna menenangkan hati sopirnya,  “Hanya luka ringan saja Alhamdulillah”. Lalu dia turun dari kendaraan dan mencatat nomor mobil yang menembakinya.
Hasan Al Banna dibawa ke rumah sakit Qashr `Aini (Rumah sakit Universitas Al Qahirah) dan dimasukkan ke ruang operasi.
Raja Farouq menghubungi petugas rumah sakit sewaktu Hasan Al Banna terbaring di ruang operasi, menanyakan pada mereka tentang keadaan Hasan Al Banna. Mereka menjawab, ”Lukanya ringan”.
Maka raja Farouq kemudian mengirim seorang perwira bernama Muhammad Washfi untuk membunuh Hasan Al Banna. Muhammad Washfi masuk ruang perawatan dan memerintahkan agar orang-orang yang berada di sana keluar. Lalu dia menutup pintu ruangan itu dan kemudian membunuh Hasan Al Banna di tempat itu juga.
Tak lama kemudian pihak Rumah Sakit mengumumkan wafatnya Hasan Al Banna. Lalu aliran listrik diputus dan mayat Al Banna dipindahkan dengan kawalan tank-tank yang berderet di sepanjang jalan dekat Rumah Sakit itu. Tak seorangpun diperkenankan untuk menshalati jenazah Hasan Al Banna, kecuali empat orang wanita saja. Jenazahnya dikubur dengan pengawalan yang sangat ketat dari pengawal raja Farouq yang lalim.
Hasan Al Banna dibunuh pada tanggal 12  Februari 1949 M. Dua hari berikutnya, Mesir mengadakan perundingan Rhodes dengan Israel. Dalam perudingan ini, Mesir mengakui Israel sebagai negara yang berdaulat dan mempunyai batas wilayah sendiri. Sepuluh hari kemudian, Yordania juga mengadakan perundingan dengan Israel. Dan sekitar sepuluh bulan kemudian Syiria masuk dalam meja perundingan dengan Israel.
Pasukan Mesir yang berkedudukan di Palestina diperintahkan agar mengepung pos-pos pertahanan sukarelawan Ikhwan yang masih melancarkan serangan terhadap sasaran Yahudi di Palestina. Lalu mereka mengepung markas-markas dan pos-pos pertahanan Ikhwan dengan tank-tank milik Raja Farouq ( atau pasukan Mesir). Mereka diberi pilihan antara ikut berperang bersama tentara reguler Mesir atau menyerahkan diri. Mereka memilih opsi yang kedua. Lalu para sukarelawan itu dipindahkan ke kamp-kamp di Thur dengan kendaraan tank. Dan selanjutnya mereka dipindahkan ke penjara-penjara di Mesir. Setahun sesudah berlalu krisis Palestina, mereka dikeluarkan dari penjara. Lalu setahun berikutnya mereka turut berperang mengusir tentara Inggris di Terusan Suez.
Ketika Inggris dan Amerika melihat kekuasaan Raja Farouq mulai goyah, singgasananya mulai rapuh dimana dengan  sedikit tiupan saja akan membuat singgasana tersebut runtuh, maka mereka mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru Mesir. Siapakah kelompok yang layak menggantikan pemerintahan raja Farouq? Akhirnya mereka menemukan bahwa calon paling kuat yang pantas menggantikannya adalah Ikhwanul Muslimin, putra-putra Islam yang telah menimbulkan kekaguman di hati rakyat Mesir. Apa sebabnya? Karena mereka pernah terjun  dalam dua peperangan besar di kawasan tersebut. Berperang melawan Yahudi di Palestina dan berperang mengusir tentara penjajah Inggris di Terusan Suez.

J. AMERIKA ADALAH MUSUH ISLAM.

Melihat fakta dan kenyataan yang tidak mereka harapkan itu, maka Amerika segera bertindak . Mereka membuat perjanjian dengan beberapa perwira pasukan Mesir, yaitu: Jamal Abdul Nashr, Anwar Sadat dan Abdul Hakim Amer. Duta Amerika menemui perwira-perwira ini dan mengatakan, “Tuan-tuan, kami ingin agar tuan-tuan melancarkan kudeta terhadap pemerintahan Raja Farouq. Kami bersedia melindungi dan membantu tuan-tuan,  dengan syarat :
1.      Harus bersedia menumpas harakah Islamiyah Ikhwanul Muslimin.
2.      Jangan mengganggu perbatasan Israel.
3.      Harus bersedia membubarkan Jami`ah  Al Azhar .
                                                                     
Mereka menyepakati ketiga persyaratan ini. Dan selanjutnya mereka melancarkan kudeta pada tahun 1952 M. Muhammad Najib dan Anwar Sadat  memberikan pernyataan bahwa  duta Amerika turut hadir dalam sidang pertama yang diadakan oleh Dewan Revolusi.
Duta Amerika, Jefferson meminta bantuan dana kepada pemerintahannya lewat pengarang buku “Lu`batul Umam” (Permainan bangsa-bangsa), salah seorang agen rahasia Amerika namanya Mells Copsland untuk mendukung revolusi Jamal Abdul Nashr. Dana sebanyak 3 juta dolar itu akan dipergunakan untuk membiayai pengoperasian berbagai perangkat intelegent, membeli mobil anti peluru buat Jamal Abdul Nashr, dan untuk menggaji para perwira yang turut dalam Dewan Revolusi. Presiden Eisenhower mengeluarkan dana tersebut dari kas pribadinya.
Kemudian ketiga persyaratan ini mulai dilaksanakan. Rezim Jamal Abdul Nashr memerangi Ikhwanul Muslimin, menghukum mati pemimpin-pemimpin mereka dan mengeksekusinya di tiang-tiang gantungan. Kendati dunia Islam berupaya menengahi persoalan tersebut, tapi Jamal Abdul Nashr, menolak campur tangan dari semua penengah-penengah itu.
Umar Baha`uddin Al Amiri, duta Syiria di kerajaan Arab Saudi waktu itu, datang menemui Raja Su`ud dan mengatakan padanya,  “Abdul Nashr hendak menghukum mati  para ulama di negerinya. Alangkah baiknya bila tuan menengahi persoalan mereka. Lalu Raja Su`ud mengirim putra mahkota  Pangeran Faesal  ke Mesir untuk menemui Jamal Abdul Nashr. Tujuan kunjungannya adalah untuk memintakan keringanan hukuman bagi para ulama yang hendak dihukum mati. Tapi Jamal Abdul Nashr  mengetahui rencana kunjungan Pangeran Faesal, maka dia memerintahkan anak buahnya untuk mengeksekusi mereka pada malam hari sebelum Pangeran Faesal tiba di Mesir.
Jama`ah Ikhwanul Muslimin diperangi, para aktivisnya dimasukkan ke dalam penjara, dan setiap muslim yang taat menjalankan ajaran agamanya dimusuhi karena kasus Ikhwanul Muslimin.
Tahun 1965 M, Dinas Intelejen Amerika mengirimkan pernyataan kepada Jamal Abdul Nashr,  “Anda mengira bahwa anda telah menghentikan arus kebangkitan Islam di negeri Muslim. Tapi itu keliru, sebab di sana masih ada gerakan Islam yang berada di bawah permukaan. Buktinya, buku ‘Ma`aalimu Fith Thariq” (Petunjuk Jalan) karangan Sayyid Quthb banyak tersebar di pasar-pasar. 30.000 buah buku laku terjual dalam waktu relatif singkat. Semuanya dibeli oleh kaum militan”.
Fakta ini membuat Dinas Intelejen Amerika dan negara-negara Barat tergoncang. Mereka mengatakan, “Jika demikian, di sana masih ada gelombang Islam yang berada di bawah permukaan. Gerakan itu harus diselidiki dan disingkap”.
Ketika berada di Rusia, Jamal Abdul Nashr mengeluarkan pernyataan, “Kami berhasil membongkar suatu persekongkolan yang bermaksud menyingkirkan saya. Persekongkolan itu didalangi oleh Ikhwanul Muslimin. Kami berhasil menangkap 17.000 orang aktivis dalam sehari. Jika persekongkolan mereka yang pertama kami maafkan, maka untuk yang kedua kali ini tidak akan kami maafkan”.
Selanjutnya Jamal Abdul Nashr menyuplai berbagai alat penyiksaan kepada sipir penjara. Alat-alat itulah yang digunakan untuk menyiksa para aktivis Ikhwan yang dijebloskan ke dalam penjara.
Ahmad Ra`if bercerita dalam buku tulisannya  “Pintu Gerbang Hitam”, “Suatu malam, salah seorang teman yang berada dalam sel tahanan bersama kami mati karena penganiayaan dan penyiksaan yang dialaminya. Paginya kami melapor kepada sipir yang datang membuka sel tahanan, “Pak sipir ada yang mati tadi malam”. Namun dia menjawab dengan nada kasar dan kurang ajar, “Hei anak-anak anjing, cuma satu  saja yang mati? Baik saya akan melapor pada atasan bahwa cuma satu yang mati malam ini.
Demikianlah ….. ya demikianlah 284 pemuda terbaik pada zamannya mati dibawah penguasa thaghut.
Bagaimana dengan Ismail Al Fayumi? Mereka mengikat kedua tangan dan kakinya, lalu kepalanya dihantam dengan patung perungu  –patung Jamal Abdul Nashr - hingga pecah. Maka seketika itu juga Ismail Al Fayumi mati.
Zainab Al Ghazali menulis kisah penyiksaan yang dialaminya selama meringkuk dalam penjara. Kisah tersebut termuat dalam sebuah buku setebak 200 halaman. Selama di penjara Zainab Al Ghazali mendapatkan siksaan yang luar biasa kejamnya. Jika ditotal, maka hampir 6800 ribu kali cambukan yang pernah dia rasakan. Penyiksaan yang dialaminya itu pernah beliau ceritakan sendiri kepada saya. Kami sering mengunjungi Zainab Al Ghazali setelah dia dikeluarkan dari penjara pada tahun1973 . Mudah-mudahan Allah memberikan rahmat kepada Raja Faesal, karena berkat perantaraannyalah Zainab Al Ghazali dikeluarkan dari penjara. Raja Faesal mengirim pesan kepada Anwar Sadat – yang mengganti Jamal Abdul Naser setelah kematiannya-, “Saya mohon anda mengeluarkan Zainab Al Ghazali, Muhammad Quthb dan sejumlah aktivis Ikhwan yang lain yang meringkuk dalam penjara. Anwar Sadat memang menaruh rasa hormat kepada raja Faesal. Maka dia mengeluarkan Zainab Al Ghazali, Muhammad Quthb dan sepuluh aktifis Ikhwan lain yang meringkuk dalam penjara.
Dahulu, saya bersama keluarga sering mengunjungi Zainab Al Ghazali. Dia menceritakan pada kami berbagai keajaiban yang pernah dialaminya selama meringkuk dalam penjara….Katanya, ”Selama lima tahun saya tak pernah menikmati tidur dengan nyenyak lebih dari lima menit. Juga ada beberapa orang sipir penjara yang masuk Islam setelah melihat keanehan yang tejadi pada diri saya. Mereka berkata,”Demi Allah! Sebelumnya kami tidak yakin akan adanya tuhan, tetapi keadaan Zainab yang tidak rasional itu memaksa kami untuk mengakui bahwa Tuhan itu benar-benar ada”.
Selanjutnya Zainab Al Ghazali menceritakan,”Ada tiga puluh buah kamar penyiksaan dalam penjara yang saya tempati. Setiap kamar dilengkapi alat penyiksaan yang berbeda satu dengan yang lain.Mereka berulang kali memasukkan saya ke kamar-kamar itu. Suatu ketika mereka menyiksa saya selama 24 jam nonstop selama sepuluh hari. Siang hari disiksa di kamar penyiksaan dan malam harinya saya dimasukkan ke dalam kolam berair dingin dengan kondisi pakaian saya dilucuti. Selama sepuluh hari itu saya disiksa tanpa diberi makan minum ataupun istirahat. Suatu ketika saya sedang dalam keadaan mengantuk di dalam kolam, mendadak kepala saya tersiram air, maka saya menengadahkan kepala ke atas. Tiba-tiba di depan saya telah ada tempayan emas berisi buah-buahan yang tidak ada bandingannya di dunia. Saya mengambil sebutir buah korma – yang panjangnya sejari- dan memakannya. Ketika saya sadar sepenuhnya ternyata buah korma itu telah berada di tenggorokan.

SAYYID QUTHB, FENOMENA UNIK DALAM TANTANGAN DAKWAH.
Harakah Islamiyah mendapat hantaman keras dengan dihukummatinya Sayyid Quthb. Pada hari eksekusi hukuman matinya, Jamal Abdul Nashr mengirim Direktur Penjara Perang Hamzah Al Baisuni ke rumah Hamidah Quthb dengan maksud agar dia bersedia membujuk Sayyid Quthb supaya mau meminta maaf, “Jika Sayyid Quthb dihukum mati, maka kematiannya adalah kerugian besar bagi dunia. Bukan hanya buat negeri Mesir saja, dan bukan hanya buat dunia Islam saja, tapi bagi seluruh dunia. Cepatlah kamu temui dia dan bujuklah agar dia mau minta maaf. Jika dia mau minta maaf, maka kami akan meringankan hukumannya “
Lalu Hamidah menemui Sayyid Quthb di sel tahanan dan mengatakan padanya, “Mereka datang padaku dan mengatakan jika engkau bersedia minta maaf, maka mereka akan meringankan hukuman matimu”.
“Atas kesalahan apa saya harus minta maaf wahai Hamidah? Apakah karena saya beamal karena Robbul `alamin? Demi Allah sekiranya saya bekerja demi kepentingan seseorang selain Allah, niscaya saya akan minta maaf. Akan tetapi saya tidak akan meminta maaf karena beramal untuk Allah”. Jawabnya tegas. Kemudian Sayyid Quthb mengatakan kepada Hamidah, “Tenanglah wahai Hamidah. Jika memang umurku telah ditakdirkan habis, maka hukuman mati ini pasti terlaksana. Dan jika umurku belum ditakdirkan habis, maka hukuman mati ini tidak akan terlaksana. Permintaan maaf tiadak berguna sedikitpun dalam mempercepat ataupun mengakhirkan kematian”.
Tali gantungan tampak dipelupuk matanya, namun demikian dia masih sempat menenangkan hati mereka yang masih hidup, dan mengatakan pada mereka,  “Tenanglah, hidup itu terbatas. Jika memang umurku telah ditakdirkan habis, maka hukuman mati ini pasti terlaksana”.
Bayangkan! aqidah macam apa, perhubungan dengan Allah yang bagaimana, serta tauhid uluhiyah yang seperti apa, yang dimiliki lelaki yang berjiwa besar ini? Maha Suci Allah, apabila memberikan anugerah pada hamba-hamba-Nya berupa kebersihan tauhid, maka mereka akan mencapai puncak ketinggian yang tidak dapat dicapai oleh manusia pada umumnya.
Sayyid Quthb jadi digiring ke tiang gantungan. Sebelum ia digantung, seorang syeikh (ulama besar) dari Al Azhar maju ke hadapannya untuk mendiktekan kalimat tauhid. Ini termasuk prosedur sebelum pelaksanaan hukuman mati.  Syeikh tersebut berkata kepada Sayyid Quthb, “Wahai Sayyid Quthb! Ucapkanlah `asyhadu an laa ilaaha illallah`! Sayyid Quthb menatap muka tersebut dengan tajam seraya berkata , “Sampai juga tuan datang untuk melengkapi sandiwara ini? Ketahuilah wahai saudaraku, kami dihukum mati justru karena kami mengucapkan Laa ilaha ilallah, sementara kalian makan roti dengan menjual Laa ilaaha ilallah!”.
Alangkah bedanya antara tauhid yang satu ini dengan tauhid yang itu. Tauhid yang. satu ini membuat manusia dimusuhi dan dihukum mati oleh penguasa thaghut, sedang tauhid yang satu lagi membuat seseorang bisa makan roti. Sungguh berbeda dan jauh berbeda sekali…. Antara tauhidurrahman dan tauhid yang hanya mengenyangkan perut.
L. PARA PENGUASA THAGHUT IBARAT TONGKAT PEMUKULYANG ADA DITANGAN ORANG-ORANG KAFIR.
Dahulu sewaktu saya menyiapkan desertasi untuk meraih gelar Doktor di kota Kairo, hanya ada seorang mahasiswi yang mengenakan jilbab yang sesuai dengan tuntunan syar`i di Jami`ah Qahirah. Semua mahasiswinya tidak ada yang mengenakan jilbab menurut aturan syar`i, kecuali hanya seorang saja yakni saudari Sayyid Quthb; namanya Madihah mahasiswi Fakultas Adab. Gadis ini merupakan satu-satunya wanita yang mengenakan jilbab yang sesuai dengan aturan syar`i diantara 120.000 mahasiswi di Jami`ah Qahirah.
Tapi setelah kematian Jamal Abdul Nashr kemudian Anwar Sadat naik menjadi penggantinya; dia mulai melepaskan rantai yang membelenggu bangsa Mesir. Maka muncullah generasi baru yang merupakan arus kebangkitan Islam yang muncul di negeri Mesir. Didalamnya ada gerakan Ikhwanul Muslimin, ada gerakan Tabligh, ada gerakan jihad, serta gerakan-gerakan Islam yang lain…Sebelum munculnya generasi ini, Pemerintah Mesir hanya menghadapi satu rintangan, yakni rintangan yang datang dari gerakan Ikhwanul Muslimin. Mereka membunuh aktifisnya kapan saja mereka mau dan siapapun yang mereka kehendaki. Mereka cukup mengatakan, “Ikhwanul Muslimin adalah antek-antek musuh. Kami menemukan mereka bekerja sama dengan pihak Barat, bekerja sama dengan Amerika dan yang lain”, untuk menghalalkan langkah mereka  menghancurkan jama`ah Ikhwan dan aktifitasnya.
Saya sendiri pernah mendengar komentar yang disiarkan radio “Suara Arab” setelah Sayyid Quthb dieksekusi di tiang gantungan , “Kami telah menghukum mati Sayyid Quthb. Karena dia hendak meledakkan stasiun  penyiaran Al Qur`an Al Karim; karena dia hendak merusakkan bendungan Khairiyyah; karena dia bermaksud membunuh Ummu Kaltsum dan Abdul Halim Hafidz (dua orang artis penyanyi terkenal Mesir). Maka sekarang tempat kembalinya adalah neraka jahanam. Dan jahanam adalah sejelek-jelek tempat kembali”. Inilah komentar yang disiarkan oleh Radio “Suara Arab” setelah Sayyid Quthb dihukum mati!!
Sekarang rintangan ini akan bertambah banyak. Bukan hanya rintangan yang datang dari gerakan Ikhwanul Muslimin, tapi rintangan Islam yang datang dari berbagai gerakan Islam. Maka dari itu tiap tahun pemerintah Mesir membuat rencana dan makar baru. Yang pertama terjadi di kalangan militer, dimana  Shaleh Shariyyah dan Karim Anadholi menjadi korban dari rencana busuk mereka. Setahun kemudian mereka menyusun makar baru. Mereka menumpas gerakan yang mereka sebut “Jama`ah Takfir Wal Hijrah” padahal nama gerakan itu yang sebenarnya bukan Takfir Wal Hijrah tapi Jama`atul Muslimin. Memang benar ada penyimpangan dalam pemikiran pada gerakan ini. Dan celah ini dipergunakan oleh penguasa thaghut untuk memukul gerakan-gerakan Islam dan memerangi Islam. Mereka menghukum mati Sukri Muhammad dan keponakannya serta sejumlah pemimpin Jama`atul  Muslimin yang lain.
Kemudian makar-makar tersebut berlanjut pada gerakan-gerakan Islam yang lain . Ketika ada sekelompok pemuda Islam berkumpul di suatu tempat, maka datanglah pernyataan dari duta Amerika, “Awas waspadalah, di daerah ini ada gerakan Islam”. Ketika kedapatan ada perwira tentara yang memanjangkan jenggotnya, ketika pakaian Islami menyebar di universitas-universitas, ketika para pemuda banyak memanjangkan jenggotnya, maka Amerika berseru mengingatkan, ” Waspadalah kalian terhadap imam-imam masjid! Awasi mereka ! Daftarlah nama-nama imam, mu`adzin dan khatibnya, Lalu monitor kegiatan mereka ! Jika sebuah masjid memerlukan satu imam, muadzin dan takmir; maka tempatkan di sana tiga orang sebagai muadzin supaya bisa memberikan tiga buah laporan dalam  sehari  tentang siapa saja yang keluar masuk di masjid tersebut, dan sebagainya..
Ketika banyak pemuda melakukan kegiatan di masjid, maka mereka mengingatkan, ”Jangan kalian biarkan masjid-masjid terbuka 24 jam. Tutuplah pintu-pintunya,. kecuali sepuluh menit sebelum waktu sholat.. Sebelum mereka menyelesaikan dzikir pagi dan sore tutuplah pintunya. Matikan AC, matikan kipas angin, matikan penghangat, keluarkan mereka dari masjid! Masjid adalah kunci keselamatan kalian wahai para penguasa di negeri-negeri Islam”.
Waspadalah! Waspadalah! Jangan kalian memasukkan orang militan di Departemen Pendidikan, di Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan. Itu bisa menjadi bahaya yang besar bagi kalian. Jangan sampai kalian memperkenankan orang-orang berjenggot duduk dalam dinas ketentaraan. Berhati-hatilah terhadap anggota militer yang sujud dan ruku`nya lama. Perhatikan sholat mereka, jika cepat dan tidak turut sholat berjama`ah; maka yang seperti ini tidak berbahaya. Ujilah mereka! Saringlah mereka! Ajaklah mereka ke pesta-pesta minuman dan lihat, siapa yang menolak meminum khamer. Awasi cara memegang garpu dan sendok ketika makan. Dia harus memegang garpu dan makan daging dengan tangan kirinya, sebab memang demikian etika makan orang-orang Amerika dan Barat. Buatlah pesta-pesta dansa atau disco. Ajaklah mereka yang kalian curigai sebagai orang-orang militan ke pesta tersebut. Suruhlah mereka berdansa dengan wanita-wanita kalian. Jika dia menolak, maka ketahuilah bahwa dia adalah orang Islam ekstrim, fanatik dan radikal. Suruhlah mereka berjabat tangan dengan kaum wanita. Jika mereka menolak, maka ketahuilah bahwa mereka merupakan ancaman bagi keberadaan kalian. Bersihkanlah instansi pemerintahan dari orang-orang militan.
“Usirlah beserta keluarganya dari negeri kalian, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang berlagak suci”. (QS. An Naml 56)
Para pemeluk Islam dimusuhi di mana-mana, khususnya mereka yang bertugas dalam dinas militer. Jika ada perwira yang taat menjalankan ibadah, maka ia menjadi pusat sorotan. Selalu diawasi, ditekan dan didiskreditkan dengan berbagai tuduhan. Yang ekstrim, yang fanatik, yang radikal, yang kolot dan lain sebagainya.
Namun sebaliknya, jika ada di antara mereka yang tidak punya rasa malu dan hidupnya bergelimang dalam kubangan nista, maka yang seperti ini dilaporkan, “Akhlaqnya baik!”
Ada seorang pemuda yang dimata-matai oleh dinas intelijen negara. Kemanapun ia pergi, selau dikuntit oleh seorang intel. Intel ini mengawasi kegiatannya sehari-hari dan kemudian melaporkan hasil pengamatannya kepada atasannya. Dia harus melakukan pekerjaan ini, karena isi perutnya tergantung pada laporan yang disampaikannya. Suatu hari pemuda itu naik bis, maka intel itupun mengikutinya dengan diam-diam. Ketika pemuda itu turun, iapun ikut turun dan menguntit di belakangnya. Ketika melewati sebuah kedai minuman keras pemuda itu berhenti dan masuk ke kedai, merogoh kantong dan membeli sebotol minuman keras. Setelah memasukkan botol minuman itu ke sakunya, maka iapun duduk. Tak berapa lama kemudian intel yang menguntitnya datang dan duduk di sebelahnya. Dengan lagak dibuat seacuh-acuhnya, pemuda tadi mengeluakan botol minuman itu supaya intel yang ada disebelahnya melihat. Si intel meliriknya dan melihat gambar botol minuman itu. Merknya tertulis “WHITE HOUSE’. Setelah meninggalkan kedai itu, dia menulis laporan, “Akhlaqnya telah baik, tidak perlu dimata-matai lagi”.
Begini keadaan kita di seluruh dunia Islam. Orang-orang yang berkepribadian jelek tampak baik di mata penguasa thaghut . Dan keadaan kita berada di bawah cingkeraman mereka. Orang tidak bisa berbicara bebas dengan istrinya meskipun mereka berada dalam ruangan tertutup yang dindingnya berlapis empat, sebab dinding rumahnya telah dipasangi alat penyadap. (Jangan kalian bicara karena dinding punya telinga). Dinding punya telinga, sehingga keadaan masyarakat seolah-olah mengatakan:
 Selamatkanlah si Mujur karena si Untung telah binasa (Maksudnya, berhati-hatilah, karena sedikit kesalahan saja akan menyebabkan kecelakaan).
Yang dicari orang banyak adalah sepotong baju atau sepotong roti!
Uang cek atau pos wesel
Dan Aqsha kita dikotori oleh Yahudi
Mereka diperintah oleh agen Yahudi, namun ku tiada peduli.

M. JIHAD AFGHAN BAGAI CAHAYA DI TENGAH KEGELAPAN.
Jihad Afghan muncul dalam masa-masa yang suram ini. Dengan jihad ini Allah hendak menyelamatkan umat Islam, mengembalikan izzahnya dan mengembalikan  rasa kepercayaan serta tawakkalnya kepada sang Pencipta. Allah memilih Afghanistan sebagai bumi jihad dan memilih bangsa Afghan yang ummi sebagai pioner-pionernya. Mereka bukan bangsa yang berpengetahuan maju, bukan bangsa yang berpenduduk padat. Jumlah mereka hanya 20 juta jiwa. Mereka mampu menghadapi Uni Soviet yang berpenduduk 270 jiwa. Mereka mampu menghadapi armada udara dan darat Pakta Warsawa. Mampu menghadapi pasukan komando Rusia.
Di awal peperangan, orang-orang Islam yang hidup dalam kehinaan dan kerendahan berkata, “Bangsa Afghan telah melakukan tindakan yang sia-sia. Menghadapi Rusia sama saja bunuh diri”. Ya betul! Mereka mengatakan demikian, bahkan ketika saya mengajak pemuda –pemuda muslim yang tinggal di Amerika, di Eropa atau di negara lain untuk pergi jihad di Afghanistan mereka mengatakan, ”Abdullah Azzam ingin pemuda-pemuda muslim disembelih di Afghanistan”..
Demikianlah ucapan mereka, tidak memiliki sikap tawakkal terhadap ketentuan Allah. Kehinaan dan kerendahan telah merasuk dalam jiwa mereka, sehingga yang ma`ruf tampak munkar dan yang munkar tampak ma`ruf. Jihad mereka katakan dengan bunuh diri dan pasrah dalam kehinaan mereka katakan sikap bijaksana.
Para pengecut memandang rasa takut sebagai sikap bijaksana.
Padahal itu adalah perangai munafik yang tercela.
Pada permulaan jihad, Amerika merasa gembira. Sebab Rusia pasti akan mengalihkan perhatiannya dari persoalan Nicaragua yang selama ini menjadi duri  dalam daging Amerika. Amerika tidak ingin Nicaragua menjadi negara komunis, karena hal ini dapat menjadi ancaman bagi mereka dimasa yang akan datang. Makanya mereka mengatakan, ”Biarlah bangsa Afghan membuat sibuk Rusia dan menguras habis kekuatannya. Tidak jadi soal siapa di antara mereka yang akan memperoleh kemenangan. Kita akan tetap mendapatkan keuntungan dari peperangan mereka. Tidak mengapa wilayah-wilayah perbatasan dibuka supaya mujahidin bisa keluar masuk dengan bebas tanpa ada kesulitan. Dan kita tidak akan mempersulit siapa saja yang hendak memberikan buntuan sukarela kepada mereka. Dan tidak mengapa pula bila kita lansir sebagian berita jihad mereka”.
Orang-orang Amerika senang melihat jihad Afghan berhasil menguras kekuatan Rusia sedikit demi sedikit. Tapi mereka tidak menyangka kalau akhirnya jihad ini dapat berkembang sampai batas yang membuat mereka cemas. Cemas akan kemenangan Mujahidin.
Lima tahun setelah pecahnya jihad Afghanistan, yakni pada tahun 1984 M. Amerika mendapati kenyataan bahwa Mujahidin hampir meraih kemenangan. Maka mereka mulai mengevaluasi kembali perhitungannya. Mereka berkata, “Kalian wahai Rusia, masuk negeri Afghanistan sehingga membangunkan kaum muslimin dari tidurnya. Kalian telah membangunkan bangsa Afghan. Mereka adalah bangsa yang terkenal dalam sejarah peperangannya. Bukan cuma persoalan Afghan saja yang menggelisahkan kami, tapi pengaruh jihad ini  di negeri-negeri Islam. Mereka semuanya bersimpati terhadap persoalan Afghanistan dan menempatkannya dalam agenda mereka yang pertama. Orang Saudi datang…orang Mesir datang… orang Palestina datang…. Orang Syiria datang… dan orang-orang Islam dari seluruh dunia datang untuk bergabung dengan mujahidin Afghan”.
Tentu saja, Yahudilah yang mempunyai peran besar dalam mengendalikan politik negara-negara Barat.Yang paling membuat mereka cemas adalah apabila pemuda asli Palestina, asli Yordania atau asli Syiria datang ke Afghanistan, sebab mereka bisa menimbulkan ancaman bagi negeri Israel di masa mendatang.
Melalui berbagai tekanan dan rintangan yang kami hadapi di atas bumi jihad, dan yang saya hadapi secara pribadi selama beberapa tahun ini, maka saya memahami bahwa orang-orang Yahudi berkeyakinan bahwa pada suatu ketika nanti akan terjadi intifadah di bumi Palestina. Mereka menyadari akan timbulnya intifadah ini sebelum tiga atau empat tahun yang lalu. Karena jihad Afghan adalah seperti cahaya yang berjalan di tengah kegelapan. Seperti cahaya yang berjalan di kepekatan malam. Dan alangkah cepatnya cahaya itu menyebar di sekelilingnya karena cahaya tidak mengenal batas ruang apabila berjalan dalam kegelapan.
Mereka berupaya menghentikan jihad Afghanistan dan mengatakan pada Rusia , “Keluarlah dari negeri Afghanistan”. Rusia memberikan jawaban, “Kami bersedia menarik mundur pasukan kami. Tapi apakah kalian rela apabila Islam mengambil alih kekuasaan di negeri Afghanistan sepeninggal kami?”.
“ Kami tidak akan rela”. Jawab mereka.
“Jika demikian, carilah orang Afghanistan yang Islamnya fleksible dan bisa berkompromi dengan pihak manapun untuk menggantikan posisi kami”. Kata Rusia.
“Jika itu yang kalian maksudkan, maka orangnya adalah Zhahir Syah”. Kata mereka.
Maka mereka menawarkan Zhahir Syah kepada kaum Mujahidin. Syeikh Sayyaf yang waktu itu menjadi pimpinan Ittihad Mujahidin Afghanistan  memberi jawaban ,”Kami akan sambut kedatangannya, dan bila sudah di lapangan terbang akan kami bunuh dia”.
Mereka membawa orang-orang Afghan yang menamakan dirinya juga Mujahidin untuk bertemu dengan mantan raja Zhahir Syah  dalam rangka membujuknya supaya dia mau kembali ke Afghanistan”. Ketika mereka telah menyampaikan maksudnya, Zhahir Syah mengatakan, “Selama Sayyaf dan Hikmatyar masih hidup, tidak mungkin bagi saya kembali ke Afghanistan”.
Mereka terus berupaya mencari tokoh yang dapat diterima oleh kaum Mujahidin,”Baik, jika Zhahir Syah tidak diterima, carilah orang-orang dekatnya. Misalnya: mantan Perdana Menterinya, yakni Muhammad Yusuf, atau Shamad Hamid dan seorang lagi namanya Abdul Hakim Thabibi, yang sekarang ini tinggal di Jenewa.
Tentang yang terakhir ini Syeikh Sayyaf dan Yunus Khalis menceritakan, “Kami pernah menumpang mobil bersama Abdul Hamid Thabibi ketika kami menghadiri perundingan yang diadakan di Jenewa. Dia mengundang kami karena dia orang Afghan dan kami juga orang Afghan. Sewaktu melewati pemakaman Nasrani, Abdul Hamid berujar, “Tengoklah keelokan bunga-bunga yang terdapat di atas kuburan itu. Ah seandainya saja saya nanti di kuburkan di sana”.
Abdul Hamid ingin mayatnya dikubur bersama orang-orang Nasrani! Maka apakah patut orang semacam itu ditawarkan sebagai salah seorang anggota Ahli Syuro. Tentu saja kaum mujahidin menolaknya mentah-mentah!

N. KEKALAHAN RUSIA DI AFGHANISTAN.
Sewaktu Michael Gorbachev memegang kekuasaan tertinggi di Rusia, tentara Rusia mengalami kekalahan yang beruntun dari Mujahidin di Afghanistan. Maka dia mengumpulkan para jendralnya dan mengatakan pada mereka, “Sebaiknya kita tarik saja tentara kita dari Afghanistan”.
“Jika kita menarik mundur tentara kita dengan cara yang hina ini, maka kita tak akan punya muka lagi di hadapan NATO, negeri-negeri Barat dan Amerika. Berilah tempo kami selama dua bulan untuk menutup daerah-daerah perbatasan dan menghentikan jihad”. Kata para jenderalnya
“Cuma dua bulan saja yang kalian butuhkan?” Tanya Gorbachev.
“Ya dua bulan saja “. Jawab para jendral.
Gorbachev berkata, “Saya berikan waktu sejak dari sekarang sampai akhir tahun nanti”.
Mereka kemudian melakukan serangan besar-besaran di tiga daerah, yaitu di daerah Joji yang menewaskan 13 orang syuhada Arab di front Ma`sadah, di Nengrahar dan di wilayah Kandahar.
Pertempuran di Joji berlangsung selama 22 hari. Dalam pertempuran ini Rusia mengerahkan 4 batalyon  tentara reguler I serta satu batalyon pasukan Komando. Ditambah 3 detasemen pasukan komunis Afghan yang didatangkan dari wilayah Gardez, Ghazni dan Kabul. Namun akhirnya Rusia mengalami kekalahan telak dengan meninggalkan 122 tank dan panser yang rusak serta 1500 serdadu yang tewas.
Saya dan Syeikh Sayyaf ketika itu berada di terowongan (yang dibikin mujahidin untuk berlindung dari serangan udara). Beliau berkata pada saya, “Syeikh Abdullah, anda lihat sendiri bagaimana armada darat dan udara musuh, sedang  armada kami hanya 4 buah mobil toyota pick up. Tak satupun armada kami yang hancur, semuanya masih tetap utuh”.
Rusia juga mengalami kekalahan di wilayah Nengrahar, juga di wilayah Kandahar. Lalu Gorbachev bertanya pada jendralnya : “Bagaimana, kalian berhasil?’.
Mereka menjawab, ”Kami mengalami kegagalan, bagaimana jika kita menarik mundur pasukan setelah mengadakan perundingan Internasional? Dengan cara demikian kita dapat menyelamatkan muka kita di mata dunia”.
Akhirnya Gorbachev memutuskan menarik mundur pasukan Rusia dari Afghanistan, baik PBB mengadakan perundingan Jenewa atau tidak. Kata Gorbachev , ”Kita harus menarik mundur pasukan kita. Karena kita tidak mampu melanjutkan peperangan di sana setelah mengalami kekalahan demi kekalahan”.
Q. ZIA ULHAQ DIBUNUH KARENA MEMBELA JIHAD AFGHAN.
Sebelum berlangsungnya persetujuan Jenewa, pihak Amerika mengetahui bahwa Zia Ulhaq memberikan dukungan kepada mujahidin Afghan. Sampai sekarang orang-orang Amerika berusaha mengetahui reaktor nuklir yang dikembangkan Pemerintah Pakistan. Namun mereka tidak dapat melihatnya, karena usaha mereka dirintangi oleh Presiden Zia Ulhaq. Pada masa-masa awal pemerintahannya, orang-orang Amerika bermaksud menyingkirkannya karena dia berusaha membuat bom atom. Karena hal itu bisa menimbulkan ancaman yang besar bagi mereka.
Ketika Nushrat Butho ikut dalam pemilihan parlemen pertama bersama putrinya Benazir Butho, dia mengatakan, “Jika saya menang dalam pemilihan, maka saya akan mengizinkan Amerika untuk melihat reaktor-reaktor nuklir yang kami kembangkan”.
Posisi Zia Ulhaq yang kuat dalam pemerintah Pakistan menyebabkan Amerika berpikir keras bagaimana cara menyingkirkannya. Maka mereka melakukan negosiasi melalui Junejo Khan, Perdana Menteri Pakistan saat itu, untuk merongrong kekuasaannya. Orang inilah yang mempunyai peran besar dalam menggoalkan persetujuan Jenewa. Dia mendesak Presiden Zia Ulhaq menerima isi persetujuan Jenewa. Meskipun pada akhirnya Zia Ulhaq menerima isi persetujuan Jenewa, tapi dia tetap bersikukuh menjadikan isi perjanjian itu hanya sebagai formalitas belaka.
Di antara butir-butir isi persetujuan yang disepakati dalam perjanjian tersebut adalah : Pemerintah Pakistan harus menutup kamp-kamp mujahidin Afghanistan yang berada di wilayah Pakistan. Maka PBB mengirimkan utusan untuk memeriksa; apakah isi persetujuan itu ditaati atau tidak oleh Pemerintah Pakistan. Sebelum utusan itu datang, Zia Ulhaq memberikan informasi kepada Mujahidin bahwa utusan PBB akan datang memeriksa kamp-kamp mereka. Maka Mujahidin segera mengisi  kamp-kamp tersebut dengan anak-anak yatim, janda-janda kaum muhajirin. Ketika utusan PBB datang memeriksa , mereka hanya mendapati anak-anak yatim, janda-janda dan suasana pengungsian. Maka mereka kembali dan melaporkan bahwa tidak ada lagi kamp-kamp militer di wilayah Pakistan. Tapi hari-hari berikutnya, Mujahidin membuka lagi gudang-gudang senjatanya dan kembali mengadakan latihan serta melakukan aktivitas seperti biasanya.
Junejo mengancam Zia Ulhaq, ”Saya akan memberikan laporan kepada PBB, Amerika dan Uni Soviet bahwa engkau tidak melaksanakan isi persetujuan tersebut”.
Salah seorang yang dekat dengan Presiden Zia Ulhaq, (dan dia adalah orang yang dapat dipercaya) mengatakan pada saya, “Sebelum Zia Ulhaq membubarkan kabinet Junejo, dia mengatakan padaku, “Saya tidak mau hidup terhina dalam sisa umur saya”. Kemudian dia menendang Junejo dari kabinetnya. Selanjutnya Zia Ulhaq mengumpulkan anggota kabinet dan mengatakan pada mereka, “Kalian saya bubarkan. Saya tidak membutuhkan kalian. Kekuasaan sekarang ada di tangan saya”.
“Ini tidak konstitusional”. Protes mereka.
“Kenapa?” Tanya Zia Ulhaq.
“Karena Perdana Menteri Junejo tidak hadir”. Jawab mereka.
“Itu mudah”. Kata Zia Ulhaq sembari mengangkat gagang telepon dan menghubungi Junejo dan berbicara: “Halo Junejo, beristirahatlah di rumah, kamu saya copot dari jabatanmu sebagai Perdana Menteri”. Habis, selesai permasalahan!.
Karena Zia Ulhaq mereka anggap sebagai orang yang keras kepala dan tidak mau bekerja sama dengan mereka, maka Amerika berencana hendak membunuhnya. Sebab mereka hendak mengambil buah dari jihad di Afghan. Tetapi ini tidak bisa mereka lakukan selama Zia Ulhaq masih hidup…selama para pemimpin jihad masih hidup ….maka jalan satu-satunya adalah membunuh mereka semua.
Mereka mengira bahwa hidup dan mati berada di tangan mereka. Seorang menteri yang dekat dengan Zia Ulhaq mengatakan pada saya, “Dua bulan sebelum terbunuh, Zia Ulhaq mengatakan kepada saya, `Pemerintah Amerika ataupun Barat telah bersepakat hendak menyingkirkan dan membunuh saya. Mereka menandatangani  kesepakatan itu dalam sebuah lembaran”. Lalu dia mendatangi keempat pemimpin Mujahidin (Sayyaf, Hikmatyar, Yunus Khalis dan Robbani) dan mengatakan pada mereka, “Ada rencana untuk membunuh saya dan kalian. Saya tidak tahu siapa yang bakal menemui Allah lebih dahulu, saya atau kalian”.
Ini menjadi kenyataan. Mereka meledakkan pesawat terbang yang ditumpanginya.
Ada yang mengatakan bahwa sabotase ini dilakukan oleh orang Syi`ah. Namun semua ini tidak terlepas dari rencana jahat yang telah dirancang oleh Amerika.
Karena itu, menjelang saat-saat terakhir terjadinya sabotase ini, Zia Ulhaq berupaya menyertakan duta Amerika dalam setiap kunjungannya. Dengan adanya duta ini, seakan-akan Zia Ulhaq mengatakan kepada mereka, “Teman kalian ikut bersama saya, apakah kalian akan tetap membunuh saya?”. Tapi akhirnya mereka melaksanakan rencananya meski harus mengorbankan orangnya sendiri. Mereka rela mengorbankan satu orang demi mencapai tujuannya, yakni membunuh Zia Ulhaq.
Duta Amerika yang tewas bersama Zia Ulhaq dalam sabotase itu adalah seorang Yahudi. Tetapi namanya memakai nama Kristen. Dia pernah bertugas di tiga negara Islam dan memainkan perannya di sana dengan nama Kristen dan mengaku beragama Kristen. Ketiga negara tersebut adalah Iran, Turki dan Pakistan.
Persekongkolan yang diotaki oleh Amerika untuk melenyapkan para pimpinan Mujahidin sekarang ini semakin hebat. Namun rencana mereka menemui kegagalan berkat informasi yang disampaikan polisi Pusthon di sini (maksudnya, Pesawar) kepada pihak Mujahidin. Memang dari dahulu orang-orang Pusthon yang tinggal di Pakistan menaruh simpati kepada para pemimpin jihad. Mereka adalah warga negara Pakistan yang tinggal di Pesawar. Propinsi ini mayoritas warganya adalah dari etnis Pusthon. Mereka menyukai Sayyaf, Hikmatyar dan Yunus Khalis karena ketiganya adalah orang-orang Pusthon. Maka dari itu mereka selalu mengirimkan informasi kepada pihak Mujahidin jika ada rencana jahat yang ditujukan kepada mereka.
Pernah suatu ketika Hikmatyar mendapat informasi dari seorang polisi Pusthon bahwa ada rencana jahat yang bermaksud meledakkan rumah tempat tinggalnya di Pesawar. Polisi itu menasehati agar supaya dia berhati-hati, mengganti surban dan pakaiannya serta keluar dari rumah tersebut dengan beberapa kendaraan untuk mengelabui mereka.
Hikmatyar keluar dari rumahnya atas nasehat seorang polisi melalui HT (handy talky), namun peralatan yang dimiliki Pemerintah Pakistan lebih canggih dari kepunyaannya sehingga mereka berhasil menyadap pembicaraan itu.
Sewaktu mereka tahu Hikmatyar telah meningalkan rumah dan pergi ke A`zham Warsak, maka segera saja mereka menempatkan kendaraan berisi bahan peledak disamping jalan yang akan dilalui mobil Hikmatyar. Lalu mereka menunggu dari kejauhan sambil memegang remote control. Ketika mobil Hikmatyar melintas, mereka meledakkan mobil yang penuh dengan bahan peledak tersebut. Tetapi tanpa diduga, pada saat mobil yang penuh bahan peledak itu hendak meledak, sebuah otobis datang dari arah belakang dan masuk antara mobil Hikmatyar dan mobil yang meledak itu. Beberapa penumpang otobis itu tewas, tapi Hikmatyar selamat berkat karamah dari Allah Azza wa jalla.
Hikmatyar meninggalkan rumahnya. Lalu kami menawarkan usulan kepadanya, “Bagaimana jika rumah itu kami jadikan kantor?”.
“Silahkan “. Jawabnya.
Kemudian rumah itu kami perbaiki. Selesai kami perbaiki, Hikmatyar berkata pada kami, “Saya menghendaki rumah itu kembali”.
“Mengapa anda berubah pikiran?” Tanya kami.
“Karena tidak ada tempat yang saya rasa lebih aman dari rumah tersebut,” Katanya memberi alasan.
Lalu dia kembali ke rumah tersebut dan tinggal di sana. Tapi belum sampai satu bulan dia sudah meninggalkannya kembali karena mendapat informasi bahwa rumah tersebut akan diledakkan. Akhirnya dia mengatakan,  “Saya akan meninggalkan Pesawar selama-lamanya”. Dan dia sekarang masuk ke wilayah Afghanistan.
Demikianlah, musuh-musuh Allah berulangkali membuat rencana jahat untuk melenyapkan para pemimpin jihad. Akan tetapi Allah Azza wa Jalla-lah yang memegang segala urusan makhluq-Nya. Dan segala urusan itu akan kembali kepada-Nya. Takdir bukan di tangan Amerika, bukan di tangan Rusia dan bukan di tangan India.
P. KEMENANGAN-KEMENANGAN YANG BESAR.
Alhamdulillah, Mujahidin berhasil merebut kemenangan demi kemenangan terhadap rezim komunis. Mereka dapat merebut wilayah Kunar, Thalqan, Kapisa, Badakh- syan, Qunduz dan daerah-daerah lain dengan pengorbanan yang tidak seberapa di pihaknya. Kemenangan-kemenangan yang tidak mereka bayangkan sebelumnya.
Sebelumnya, kami merasa khawatir jihad Afghan akan mengalami kesulitan setelah perjanjian Jenewa. Tapi Allah Azza Wa Jalla memberikan kemenangan kepada Mujahidin dengan kemenangan-kemenangan yang besar ini
Pada bulan Agustus, Pemerintah Amerika dan Pakistan memberikan laporan hasil perhitungan mereka berkaitan dengan kerugian yang diderita Rusia selama perang Afghan. Sebanyak 2080 buah pesawat tempur mereka rontok.17.000 buah tank dan kendaraan lapis baja hancur. 21.000 buah kendaraan hancur. Inilah catatan angka kerugian yang dikumpulkan oleh pihak Amerika dan Pakistan dari laporan yang mereka terima setiap harinya. Perhitungan ini adalah angka kerugian yang mereka catat sampai tahun ini saja (1987) tidak termasuk angka kerugian tahun 1988.
Baru-baru ini pemerintah Rusia memberikan pernyataan bahwa mereka akan menunda penarikan mundur pasukannya. Tapi saya yakin ….mereka akan menarik mundur pasukannya dalam keadaan hina. Memang pada dasarnya mereka tidak mau menarik mundur pasukannya dengan pilihan dan kemauannya sendiri, tetapi mereka pasti akan keluar dari Afghanistan dalam keadaan rendah dan hina.
Syetan tidak terlihat dalam keadaan yang lebih kecil, lebih rendah, lebih hina dan lebih terusir daripada keadaannya pada hari Arafah (di Mekah). Dan Rusia tidak terlihat dalam keadaan yang lebih kecil, lebih rendah, lebih hina dan lebih terusir di suatu tempat manapun daripada keadaannya di Afghanistan. Syetan telah keluar-dari Mekah- dan juga Rusia akan keluar dari Afghanistan dalam keadaan terhina. Mereka akan keluar, jika tidak ingin sisa pasukan mereka terkubur di Afghanistan. Mereka akan keluar dari bumi Afghanistan Insya Allah.
Ketika saya berkunjung ke wilayah utara, saya merasa senang terhadap masa depan jihad ini. Alhamdulillahi Rabbil `Alamin, mereka memiliki front-front yang teratur rapi, pimpinan-pimpinan Islam yang kuat. Mereka bergerak dari sebuah basis yang kuat dan berjalan dengan strategi yang mantap. Dan saya memperkirakan –dengan idzin Allah Azza Wa Jalla- paling lama enam bulan lagi komunis akan terkikis untuk selama-lamanya di Afghanistan….dengan idzin Allah …..dengan idzin Allah….!.

                                                (khot)

Dan di hari itu bergembiralah orang-orang Islam. karena pertolongan Allah. Dia menolong  kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah yang maha perkasa lagi maha penyayang. (Qs Ar Rum 4-5)