Selasa, 17 September 2013

kejahatan Amerika terhadap Dr.Aafia Siddiqui ilmuwan biologi asal Pakistan

Warning..!. untuk pembaca Kaum Kuffar dan sekutu nya Thogut serta Jaringan Iblis Laknatullah (JIL). Ini bukan cerita sampah.., dan kisah ini jg bukan bermaksud ...menghina serta menghujat anda2 pengikut Thogut dan sekutu2 Anda kaum Kuffar laknatullah. Tapi kisah ini sebuah realita dari sekian banyak Fakta Licik dan kedhaliman kaum angkara murka terhadap yg Nama nya Islam.., Muslim dan Muslimah Nya. Kisah ini juga sebuah kenyataan pahit yg memilukan yang telah menimpa seorang Muslimah saudari kami Ummat Muslim dunia.

Dan untuk saudara2 seIman dan seIslam.., semoga kisah ini bisa menjadi cemeti bara buat kita semua. demi kokoh nya Ukhwah Islamiah..!

Tolong di baca tuntas kisah ini..,biar anda2 semua akan terbuka mata hati nya. Dan bisa membedakan;

Yang mana Air, yang mana Api..
Yang mana kebaikan, yang mana kejahatan…
Yang mana Kemuliaan, dan yang mana KEPARAT HARAM JADAH nya..!.

# Kasus yg sama (sebagai perbandingan); Pada bulan Maret 2009, dua orang wartawati Amerika; Euna Lee dan Laura Ling, ditahan oleh pasukan penjaga perbatasan Korea Utara ketika sedang melakukan liputan untuk sebuah acara TV terbaru yang berbasis di California. Mereka kemudian diadili dan dijatuhi hukuman penjara 12 tahun karena "berperilaku ganas" dan memasuki Korea Utara secara ilegal. Ketika menjalani hukuman penjara, pihak Amerika berusaha keras untuk membebaskan kedua wanita tersebut dan pada bulan Agustus 2009, mantan Presiden Amerika, Bill Clinton diutus untuk berbicara dengan Presiden Korea Utara, Kim Jong II. Pertemuan itu ternyata berhasil dan kedua wartawati Amerika itu kemudian dibebaskan.#

Dan inilah Kisah memilukan yang menimpa Saudari Muslimah kita Dr.Aafia Siddiqui;

Dr.Aafia Siddiqui adalah ilmuwan biologi jaringan saraf dan dididik sebagai ahli genetik. Setelah belajar 10 tahun di Amerika Serikat (AS) dan menyabet gelar Doktor di bidang Neuroscience Kognitif , Dr.Aafia Siddiqui yang berwarganegaraan Pakistan lalu pulang ke negeri asalnya. Sepuluh tahun lalu pada bulan Maret 2003 ia menghilang bersama 3 anaknya yang berumur 7 tahun, 5 tahun, dan 6 bulan ketika ia berkunjung ke rumah ibunya di Karachi.

Banyak yang menduga bahwa beliau telah dijemput dalam perjalanannya menuju ke airport oleh dinas rahasia Pakistan, yang lalu menyerahkannya ke FBI atas instruksi pemerintahan Musharraf yang menerima imbalan uang atas dukungannya terhadap AS. Penahanan Dr.Aafia Siddiqui dikonfirmasi oleh juru bicara kementerian dalam negeri Paksistan dan dua orang pejabat AS yang tidak disebutkan namanya dalam media massa Pakistan berbahasa Urdu. Anehnya, hanya berselang beberapa hari saja, rezim Pakistan dan AS menarik pernyataan mereka dan menyangkal memiliki pengetahuan perihal penahanan dan letak penahanan Dr. Siddiqui.

Selama 5 tahun, keberadaan Dr. Siddiqui dan tiga anaknya tidak diketahui hingga perwira kepolisian Afghanistan di propinsi Ghazni menyatakan di bulan Juli 2008 bahwa Dr. Aafia Siddiqui ditangkap dengan tuduhan terorisme. Beliau lalu disekap di penjara di Brooklyn, New York. Dr.Aafia Siddiqui yang memiliki dua kewarganegaraan AS dan Pakistan kini menghadapi pengadilan AS dengan tuduhan usaha pembunuhan terhadap personil angkatan bersenjata AS di Afghanistan. Keberadaan tiga anaknya juga hingga saat itu belum diketahui.

Pengacaranya dan berbagai organisasi HAM (hak asasi manusia) meyakini bahwa setelah menghilang, Dr.Aafia Siddiqui disekap di pangkalan militer AS Bagram, di Afghanistan. Organisasi tersebut dan keluarganya mengklaim bahwa selama itu dia telah disiksa hingga kerusakan fatal pada Tubuh & jaringan syaraf nya.
Pengacaranya serta berbagai organisasi HAM tersebut percaya, bahwa Dr.Aafia Siddiqui adalah 'Tahanan 650' di Bagram, sebagaimana diceritakan oleh tahanan lainnya yang berhasil melarikan diri atau yg dilepaskan dari penjara tersebut.

Sebagai seorang wanita yang disekap dalam tahanan sendirian, jeritan dan teriakannya pun kerap terdengar & menghantui tahanan lainnya. Anggota parlemen Lord Nazir Ahmed yang mengangkat isu tentang kondisi Tahanan 650 di House of Lord, saat identitas tahanan 650 itu belum diketahui, berkata bahwa dia telah disiksa dan kerap diperkosa oleh sipir penjara. Lord Nazir juga mengatakan bahwa Tahanan 650 tidak diberikan toilet yang terpisah bahkan tahanan yang lain pun bisa melihat tubuhnya ketika mandi. Ataghfirullah..!.

Penistaan terhadap saudari Muslimah kita ini tidak berhenti di Bagram. Beliau kemudia ditahan di Pusat Penahanan Metropolitan Brooklyn, dan dipaksa untuk diperiksa dengan melepaskan seluruh pakaiannya, setiap kali ia hendak bertemu dengan pengacaranya, diplomat Pakistan, dan anggota keluarganya. Ini semua dilakukan bahkan ketika kantor penjara sudah melarang adanya kontak fisik antara dia dengan siapapun. Saudari Muslimah kita ini menolak penistaan semacam itu dan akibatnya harus melepaskan haknya untuk bertemu dengan pengacara & Keluarganya dalam banyak kesempatan.

Lalu Dr.Aafia Siddiqui menghadapi prosesi "Pengadilan Kanguru" dan "Pengadilan Politik" di AS, suatu prosesi untuk menghindarkan malu bagi AS, dan bukan tentang terorisme. Pengacaranya, Elaine Whitfield Sharp berkomentar bahwa kliennya ditahan karena alasan politik dan semua tuduhan padanya 'terbukti sebuah tuduhan yg di buat2 dan tidak pada tempat nya”.

Sangatlah aneh bila seorang perempuan yang digambarkan FBI selama 5 tahun sebagai wanita yang paling dicari dalam Perang melawan Teror, dan diduga ditahan oleh pemerintah Afghan dengan tuduhan membawa instruksi membuat bom dalam tasnya, dan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam botol, kini akan menghadapi pengadilan dengan tuduhan kriminal biasa (percobaan pembunuhan dan penyerangan), yang tidak berhubungan dengan terorisme. Sebuah kebusukan licik dari kaum kuffar Amerika Laknatullah..!

Tuduhan kriminal tersebut berasal dari cerita pemerintah AS bahwa selama diinterogasi di Afganistan, Dr. Siddiqui merebut senapan interogatornya dan menembaki perwira AS. Ia lalu ditembak di dada dan dilumpuhkan, namun sempat menendang tentara AS yang berusaha untuk menahannya. Kalau terbukti, Dr. Siddiqui akan menghadapi 20 tahun penjara untuk setiap tuduhan.

Namun ada banyak ketidak cocokan terhadap cerita ini dan polisi Afganistan yang hadir dalam peristiwa interogasi tersebut punya versi yg berbeda. Beberapa diantaranya mengatakan kepada Reuters bahwa tentara AS memaksa supaya Dr.Aafia Siddiqui diektradisi ke AS dan ketika polisi Afghan menolak, mereka dilucuti senjatanya. Mereka juga mengklaim bahwa tentara AS-lah yang menembak Dr.Aafia Siddiqui dengan alasan bahwa ia adalah pembom bunuh diri. Astaghfirullah..!.

Lalu Putusanpun di jatuhkan;

“Dengan ini saya nyatakan Dr.Aafia Siddiqui menerima hukuman penjara selama 86 tahun, untuk percobaan pembunuhan petugas AS di Afganistan”. putus Hakim Richard Berman, Hakim Pengadilan Distrik AS di Pengadilan Federal di Manhattan pada 23 September 2010.

Tawaran naik bandingpun ditawarkan oleh penasehat Hukum nya. Dr.Aafia Siddiqui berkata; “Naik banding hanyalah kesia-siaan, Saya hanya meminta naik banding (Ampunan) sama Allah Ta’ala, Rabb nya Alam semesta”. SubhanAllah.......!.

Hingga kebusukan & keganjilan Ini menimbulkan banyak pertanyaan; Bagaimana mungkin seorang perempuan yang memiliki berat badan sekitar 45 kg ini, yang lemah lunglai dan harus dipapah untuk masuk ke ruang pengadilan di AS, mampu meronta dan menyerang sekelompok Perwira AS yg menahan nya..?. Lalu beliau pun di tembak di dada nya.
Pengacara Dr.Siddiqui, Elizabeth Fink menyatakan bahwa anggapan terhadap 'perempuan 45 kg' yang diduga mampu menimbulkan kekerasan sebagaimana dituduhkan oleh pemerintah AS sangatlah 'absurd'. IA Rehman, direktur Hak Asasi Manusia Pakistan, organisasi independen berkata bahwa cerita pemerintah AS adalah "kebohongan terbesar di abad 21 ini".

Tanggapan pemerintah dunia Barat dan penguasa Muslim, terutama pemerintah Pakistan terhadap peristiwa yang menimpa Dr.Aafia Siddiqui yang sangat memilukan ini sungguh menjijikkan.
Banyak sekali pertanyaan yang tidak terjawab. Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap penculikan nya? Kenapa beliau ditahan dalam waktu yang sangat lama di Bagram tanpa tuduhan dan tanpa pengacara?. Kenapa beliau diekstradiksi ke AS tanpa prosedur?. Dimana ke-3 anak-anaknya?. Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang oleh pemerintah Barat, AS, dan Pakistan terkesan tidak mau peduli untuk memberi tahu jawabannya. Semoga Laknat Allah Ta’ala Di segerakan untuk mereka..!.

Keterlibatan pemerintah Pakistan dan ketidakpeduliannya terhadap perlakuan keji yang menimpa Saudari Muslimah kita ini adalah suatu tindakan kriminal. Sangatlah memalukan pemerintah Pakistan telah menyerahkan kedaulatan dan warga negaranya sendiri ke Amerika.., Sangatlah memalukan mereka telah menjual kehormatan saudari kita demi setumpuk kertas dolar.., Sangatlah memalukan mereka telah memberi upeti seorang putri ummat ini kepada mereka yang telah menebar kebencian terhadap Islam.

Pengkhianatan para penguasa muslim pun tidak mengenal batas. Mereka telah mengenyampingkan kebutuhan dan perlindungan hak-hak ummat dengan berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Bagaimana pemerintah rezim Musharaf bisa menerima fakta bahwa warganegara nya sendiri dilarikan ke Amerika dan menghadapi persidangan di sana tanpa mempertanyakan keabsahannya sama sekali ?.
Betulah Busuk dan Kejinya Pemerintahan Thogut yg sudi menukar harga diri dan kehormatan anak bangsa nya hanya untuk sebuah persekutuan bau sampah yg sangat menjijikkan.


Sekian..!.

Semoga Saudari Muslimah kita Dr.Aafia Siddiqui.., Selalu Diberi kekuatan Iman serta Limpahan Rahmat Kasih Sayang oleh Rabb Semesta Alam, Allah Subhanuhu Wa Ta’ala. Aamiin.., Allahumma Aamiin..!. Dan semoga Allah Ta’ala segera membinasakan kaum kuffar angkara murka serta sekutu2 nya. Allahumma Aamiin..!

Dari; Berbagai Sumber..

“Wahai ibu, setiap malam dalam mimpiku, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengunjungiku. Lalu Rasulullah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengajakku untuk menemui istrinya Aisyah Radhiallahu Anhu, dan mengenalkan aku ke istrinya, dan beliau berkata pada Aisyah.. inilah putriku Aafia” Cerita Dr.Aafia Siddiqui pada ibunda nya.

Wallahu'Aklam Bishshawab...!.
Lihat Selengkapnya