Rabu, 11 September 2013

4th.            PARTAI SALAMAH (KESELAMATAN) DI TURKI.
Lalu datanglah dalam panggung politik negeri Turki sebuah partai baru yang berorientasi kepada Islam. Partai ini bernama partai Salamah yang sebelumnya bernama partai Nizham Wathani. Pemimpinnya adalah Dosen Fakultas Tehnik di Universitas Istanbul, Najmuddin Erbakan. Najmuddin aktif dalam mengaorganisir para pemuda Turki. Namun akhirnya dia dihukum dan partainya dibubarkan. Salah satu dakwaan yang dilontarkan kepada Najmuddin adalah: Dia mengerjakan sholat di tempat-tempat umum. Selepas  dari penjara Najamuddin aktif kembali dalam panggung politik. Dia membentuk sebuah partai bernama “Partai Salamah Al Wathani” (Partai Keselamatan Bangsa) lewat salah seorang pengikutnya. Maka bergabunglah para pemuda muslim yang terpelajar ke Partai Salamah Al Wathani. Mereka menyebar seperti menyebarnya api ditanah yang kering pepohonannya (maksudnya; cepat  sekali), dalam kegelapan malam. Dan pada tahun 1977-1978 M parlemen Turki tidak dapat membentuk kabinet pemerintahan dengan suara mayoritas. Maka dari itu Ajawed terpaksa berkoalisi dengan partai Najmuddin Erbakan. Najmuddin menerima tawaran Ajawed asal partainya diberi delapan kursi kementerian dalam pemerintahan koalisi yang akan dibentuk itu, dan dia harus duduk sebagai wakil perdana menterinya.
Setelah berhasil duduk sebagai wakil perdana menteri, Najmuddin membangun masjid di bagian dalam gedung parlemen. Dia mengembalikan “Allahu Akbar” di bawah kubah parlemen. Pada saat pemerintahan koalisi ini berkuasa, timbul perselisihan antara kaum muslimin di Cyprus dengan orang-orang Yunani. Tentara Turki diberangkatkan ke Cyprus dan berhasil menguasai separuh wilayah tersebut dalam waktu setengah hari. Hasil ofensif pasukan Turki ini mengejutkan negara-negara Eropa. Mereka terteriak-teriak karena diliputi rasa kekhawatiran; ‘Turki hidup kembali…!!Turki akan mencaplok Eropa sekali lagi…’!!.Lalu mereka memerintahkan Ajawed –yang saat itu menjadi ketua persatuan menteri-menteri Eropa, sedangkan kursi Perdana Menterinya ia wakilkan kepada Najmuddin Erbakan- untuk segera kembali ke Turki. Negara-negara Eropa mendesak Ajawed agar menarik mundur pasukan Turki dari Ciprus, yang nantinya mengakibatkan kaum muslimin di sana dibantai oleh Madrone Makarius dan para pengikutnya.
Sewaktu Partai Salamah melancarkan demonstrasi di Coneya pada bulan September tahun 1980 M, menuntut dikembalikannya agama Islam secara menyeluruh di Turki dan membakar bendera negara Israel serta menentang sekulerisme; maka orang-orang Barat berupaya menghentikan arus kebangkitan Islam ini dengan mendalangi suatu kudeta militer yang dpimpin oleh Jenderal Kana`an Efren. Rencana kudeta ini mengalami penundaan sampai beberapa hari karena Erbakan masih berada di Eropa. Begitu Erbakan datang, segera mereka melancarkan kudeta dan menangkap Najmuddin serta para pemuda muslim di Turki. Maka demikianlah, mereka menghantam arus kebangkitan Islam di Turki dan berusaha mempertahankan doktrin serta ajaran Kamalisme.