Rabu, 11 September 2013






RUNTUHNYA KHILAFAH DAN JALAN MENEGAKKANNYA

Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Mudah-mudahan keselamatan serta kesejahteraan senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Muhamad saw.
Wa ba`du, wahai saudara-saudaraku!
Allah Azza wa Jalla berfirman:
(khot)
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pemberi rizki. Yang mempunyai kekuatan lagi kokoh” (Q.S. Adz-Dzariyat: 56-58).

IBADAH DI SISI MANUSIA
Ayat-ayat tersebut di atas menerangkan tentang batasan hidup manusia, yaitu ibadah kepada Allah Azza wa Jalla. Ibadah kepada Allah mempunyai dua sisi pada diri seorang manusia. Pertama, yang berkaitan dengan ibadah fardiyah ( yang bersifat individu). Kedua, yang  berkaitan dengan ibadah jama`iyah (yang bersifat kolektif).

Ibadah fardiyah, bisa dilaksanakan oleh seseorang secara sendiri-sendiri, baik ada tatanan dan peraturannya atau tidak. Baik seseorang tersebut hidup di Amerika atau di Rusia atau di negeri-negeri Barat. Dia dapat mengerjakan ibadah fardiyah ini secara terang-terangan atau secara diam-diam. Ibadah fardiyah seperti shalat, zakat dan puasa mungkin bisa dikerjakan seseorang di manapun dia berada. Akan tetapi ibadah jama`iyah hanya mungkin bisa dikerjakan melalui sekelompok orang. Diantara ibadah-ibadah ini misalnya  adalah awal mula ibadah haji; dimana dalam syi`ar-syi`ar haji imam harus memimpin manasik. Diantaranya juga ibadah jihad. Jihad adalah bentuk ibadah jama`iyah yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia seorang diri apabila dia menghendaki buah dari ibadah tersebut. Diantaranya juga adalah usaha` menegakkan hukum-hukum had Allah di muka bumi` seperti : memotong tangan orang yang mencuri, merajam orang yang berzina (yang sudah menikah) ; mencambuk orang yang berzina (yang belum menikah) ; mencambuk orang yang menuduh seseorang berzina tanpa menyertakan bukti dan lain sebagainya. Hukum-hukum had ini tidak mungkin bisa ditegakkan melainkan hanya melalui jalan jama`ah. Oleh karena itu Allah berfirman:


                                                         (khot)

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya…” (QS. Al Maidah : 38)

Faqtha`uu (potonglah oleh kalian)……..as Saariqu (seorang pencuri)…….Mengapa kata al qath`u dalam perintah tersebut bertemu dengan wawu jama`ah? Yakni huruf wawu yang berfungsi menunjukkan bahwa yang melakukan pekerjaan adalah orang banyak. Jika demikian halnya, berarti harus ada sekelompok manusia (jama`ah ) yang bertugas melaksanakan pemotongan tangan, meskipun yang dikenai hukuman tersebut hanya satu orang. Berapa orang yang harus dipotong tangannya?   Hanya satu!                                   

                                                            (khot).


“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah olehmu sekalian….”(QS. An Nuur : 2)

Disini kata “Al Jaldu” (mendera ) dalam perintah tersebut juga bertemu dengan “wawu jama`ah” ? …..

                                                            (khot)
“Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi maka deralah olehmu sekalian mereka (yang menuduh itu) 80 kali dera “ (QS. An Nuur : 4)

Jika demikian , maka jama`ahlah yang punya kewajiban mendera. Dan jama`ahlah yang punya kewajiban memotong tangan. Sebab otoritas jama`ahlah yang memberikan mandat kepada imam atau  petugas  untuk melaksanakan hukum-hukum had itu terhadap orang yang melakukan pelanggaran.

Jika demikian , hukum-hukum had itu tidak mungkin bisa ditegakkan jika tidak melalui jama`ah. Bahkan sebagian besar beban atau tugas Islam dalam tatanan kemasyarakatan seperti ekonomi, politik dll, hanya bisa ditegakkan melalui jama`ah. Politik luar negeri, hubungan internasional, pendirian lembaga-lembaga ekonomi Islam, pelarangan atas bank yang mempraktekkan sistim riba: maka semuanya itu membutuhkan kekuatan jama`ah Islam untuk menerapkannya.
Melarang gambar-gambar porno di suatu negeri : melarang televisi menayangkan dan menyebarkan perkataan kotor serta gambar-gambar mesum di benak anak-anak yang sedang berkembang; mengarahkan koran-koran dan majalah-majalah ; menyita harta orang-orang kaya yang tidak menjalankan kewajibannya; menetapkan hukum hukum had bagi mereka yang menjalankan praktek riba, bagi orang-orang yang tamak, bagi perampok, bagi pencuri dll; maka semuanya itu membutuhkan suatu jama`ah. Jika di sana tidak ada jama`ah Islam yang mencegah itu semua, maka kerusakan akan merajalela di mana-mana . Sebagaimana Allah swt berfirman :

“ Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kalian (wahai para muslimin) tidak berbuat seperti itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar”. (QS. Al Anfal : 73)

Maksudnya: orang-orang kafir itu sebagian menjadi pelindung bagi sebagian yang lain, mereka saling bersekutu satu sama lain.
 Lihatlah USA (Amerika Serikat), negeri ini dihuni oleh bangsa-bangsa Eropa dan bangsa-bangsa Barat, seperti dari Belanda, dari Inggris, dari Spanyol dan lain-lain. Setiap negara bagian di Amerika Serikat mayoritas penghuninya datang dari kawasan
merupakan gabungan dari beberapa negara republik yang besar. Meski demikian Uni Soviet tidak mau bekerja sendirian saja. Negara ini mengumpulkan negara-negara komunis di Eropa Timur dan membentuk suatu persekutuan guna menciptakan kekuatan yang lebih besar dengan nama Pakta Warsawa.
Demikian juga Amerika Serikat, negara inipun tidak mau bekerja sendirian dalam menghadapi kekuatan militer Uni Soviet. Maka dia bersekutu dengan sebagian besar negara di Eropa Barat dalam satu persekutuan yang mereka namakan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara).
Mengapa demikian? Oleh karena semakin bertambah kekuatan yang mereka miliki akan semakin menambah peranan dan sepak terjang mereka di permukaan bumi.          Islam juga demikian, karena Islam adalah dien yang realistis dan interaktif. Rabbul alamin yang menurunkan dien ini mengetahui betul bahwa dien-Nya tidak mungkin bisa tegak dengan sempurna bila tidak dengan jalan jama`ah. Dimana jama`ah ini harus mempunyai pemimpin, -yang bergelar amirul mukminin- dan rakyat yang taat kepada pemimpin, serta Undang-undang yang mengatur mereka harus Kitabullah dan Sunnah. Keberadaan amirul mukminin (pemimpin), rakyat (jama`ah) yang mentaatinya serta Kitabullah dan Sunnah (sebagai unsur berdirinya sebuah daulah) yang menuntun  dan menerangi mereka dengan petunjuknya adalah sangat penting seperti pentingnya arti makanan,minuman dan udara bagi kehidupan manusia. Tak mungkin seseorang bisa hidup dan sempurna keislamannya selama-lamanya jika tidak ada dalam naungan Daulah Islamiyah  sebab sebagian besar beban dienul Islam yang harus dikerjakan oleh pengikutnya bersifat jama`iyyah.
Dari dalil pernyataan di atas (QS. Al Anfal:73) dapat disimpulkan bahwa di manapun tempat yang tidak diberlakukan di sana hukum Islam, maka kerusakan akan menyebar luas di tempat itu. Bank-bank  tersebar di seluruh permukaan bumi, di setiap negeri dan juga di negeri-negeri Islam. Lalu siapakah yang berani mengatakan,”Tutup bank-bank itu!”. ……Siapa? Kedai-kedai minuman keras  berdiri di setiap tempat dan orang-orang  memasukinya serta minum minuman keras di hadapan khalayak ramai. Siapakah yang berani mencegahnya?
Hotel-hotel hanya menjdai sarang kerusakan, kebejatan,dan kemesuman serta sarang wanita-wanita panggilan yang beroperasi siang dan malam. Sarang yang membakar akhlak manusia!
Demikianlah, apabila kekuatan Islam mengilang dan kelompok –kelompok yang hina terangkat posisinya dalam suatu masyarakat, maka apa kemudian yang terjadi?
Apabila tolok ukur dalam suatu masyarakat adalah Islam yakni Kitabullah dan Sunnah, maka keutamaan manusia akan diukur dengan hafalan Al-Qur`an mereka, dengan jihad mereka, dengan pengetahuan mereka teradap Kitabullah dan Sunnah, dengan akhlak mereka, dengan pengorbanan mereka.Lain halnya dalam masyarakat jahiliyah, materilah yang menjadi tolok ukur mereka. Bagaimana mereka bersaing ? Kadang mereka bersaing dengan banyaknya harta, kadang dengan perkara yang sangat remeh, sehingga persaingan ini tidak menambah apapun bagi mereka selain hanya kehilangan, kemerosotan dan kerusakan belaka.
Coba anda bayangkan ! Bagaimana orang seperti Ronald Reagan bisa menjadi presiden Amerika Serikat ? Apa keahlian Reagan di masa mudanya ? Dulunya Reagan adalah seorang penari dan penyanyi, suaranya merdu. Sepanjang karirnya dikelilingi wanita-wanita jalang, dan istrinya juga bekas seorang penari dan bintang film. Orang macam ini memimpin dunia selama delapan tahun berturut-turut !!
Orang seperti Reagan ini, apabila hidup di dalam lingkungan masyarakat yang bersih, maka dia tidak akan mungkin keluar dari penjara. Hukuman paling ringan yang layak diberikan padanya adalah penjara. Oleh karena dia telah membuat rusak akhlak manusia. Minimal, dia harus dijauhkan dari tempat yang ramai, yakni diasingkan.
Tengoklah apa yang diperbuat Khalifah Umar bin Khatthab atas Nashr bin Hajjaj. Suatu malam Umar mendengar seorang wanita bernyanyi menyebut-nyebut nama Nashr bin Hajjaj “Wahai, alangkah indahnya jika malam ini aku dapat bersanding dengan Nashr bin Hajjaj.” Maka pada pagi harinyaUmar mencoba mencari pemuda yang bernama Nashr bin Hajjaj; dan dia mendapati Nashr bin Hajjaj adalah seorang pemuda berwajah tampan.  Lalu Umar menggunduli rambut pemuda itu (dengan maksud agar pemuda itu berubah menjadi jelek dan para wanita tidak lagi memuja-mujanya).Tapi apa yang terjadi kemudian ? Wajah Nashr bin Hajjaj justru semakin bertambah tampan setelah rambutnya dicukur. Akhirnya Umar mengeluarkannya dari Madinah dan mengasingkannya ke suatu tempat yang jauh dari keramaian.
 Jadi apa sebenarnya kesalahan Nashr bin Hajjaj ? Nashr  tak punya kesalahan apapun. Dia diasingkan Umar gara-gara ketampanan wajahnya yang membuat mabuk kepayang para wanita.
Pernah pada suatu ketika saya bertanya kepada para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah saya : “Bagaimana jika seseorang macam Qadafi atau Hafizh Asad  turut dalam pemilihan dalam masyarakat Islam, berapa suara yang bakal ia dapat?” Mereka menjawab:”Satu suara!” Lalu saya mengatakan pada mereka : “Kaum muslimin tidak boleh memberikan suara-suaranya kepada orang-orang semacam itu, sebab di dalam masyarakat Islam, orang-orang semacam itu tidak boleh dicalonkan, mengingat kesaksian mereka tertolak. Keadaan mereka minimal fasik. Adapun mengenai kekafiran Hafizh Asad, maka yang satu ini telah menjadi ijma`(kesepakatan )para ulama.
Memang pada saat tatanan Islam hilang dalam suatu masyarakat, maka semua parameter yang berlaku akan berubah. Dalam suatu masyarakat Islam yang kuat, yang dipimpin oleh tangan-tangan yang kuat, maka para ulama merupakan orang-orang yang menduduki barisan pertama dari seluruh lapisan masyarakat yang ada. Merekalah yang memberi keputusan hukum kepada amirul mukminin, dan  amirul mukminin akan mengembalikan segala persoalan yang berkaitan dengan hukum kepada mereka. Bahkan Harun Ar Rasyid sekalipun tunduk pada mereka. Padahal kita tahu bahwa Harun Ar Rasyid adalah seorang khalifah.
Pernah suatu ketika seorang rakyat jelata mengadu kepada Qadhi Abu Yusuf bahwa kebunnya telah dirampas oleh Khalifah Harun Ar Rasyid. Lalu Qadhi AbuYusuf menyidangkan perkara mereka. Harun Ar Rasyid berkata : “Kebun itu milik saya.”
“Tidak, kebun itu milik saya wahai tuan Qadhi.” Sahut lelaki miskin itu. Lalu Qadhi Abu Yusuf bertanya : “Wahai amirul mu`minin, apakah anda punya saksi?” Harun Ar Rasyid menjawab : “Ya, ada. Ja`far Albarmuki perdana menteri saya.” Kata Qadhi Abu Yusuf : “Saya tidak menerima kesaksiannya.” Mengapa engkau tidak menerima kesaksiannya?” Tanya Khalifah. “Oleh karena saya pernah mendengar dengan kedua telinga saya, Ja`far mengatakan kepada anda “Paduka adalah tuanku dan hamba adalah abdi (budak)mu”. Jika anda memang benar-benar tuannya, maka kesaksian seorang budak untuk tuannya tidak diterima. Dan jika perkataannya dusta, maka kesaksian seorang pendusta tidak diterima”.
Masyarakat yang bersih ini, menempatkan posisi seseorang sesuai dengan haknya. Kedudukan seseorang ditentukan dengan amalannya dalam Islam. Semua ditentukan berdasarkan amalannya. Semuanya ditentukan berdasarkan sejauh mana kadar hubungan dengan agama Islam. Inilah standar untuk mengukur keutamaan seseorang dalam masyarakat Islam.
Jika Bilal lebih mulia dan lebih utama dari pada Abu Sofyan, itu karena Bilal lebih dahulu masuk Islam dan lebih banyak berkorban dari pada Abu Sufyan, kendati Abu Sufyan adalah pemuka kaum Quraisy.
                                                                                                          .                       
B. KHILAFAH MERUPAKAN BAHAYA LATEN BAGI KAUM KAFIR.
Orang-orang Barat (non muslim) menyelidiki dengan penuh seksama tentang apa yang menjadi rahasia kejayaan Islam dan eksistensinya di permukaan bumi. Sampai mereka berkesimpulan bahwa ada beberapa perkara yang dapat menyatukan kaum muslimin di seluruh dunia, yaitu : Khilafah, Ka`bah, masjid Nabawi dan jihad fi sabilillah. Dan diantara perkara-perkara itu jihad merupakan kehidupan Islam, rahasia kekuatannya, penopang izzah (kemuliaan)nya dan sumber bagi keluhurannya. Selanjutnya mereka mengatakan: “Jika demikian halnya, maka kita perlu memfokuskan perhatian kita pada persoalan-persoalan di atas. Fokus kita yang pertama adalah “meruntuhkan khilafah”, oleh karena keberadaan khilafah bagi kaum muslimin adalah ibarat menara api yang memberikan penerang di malam gelap gulita. Semua orang datang dan berkumpul di sekelilingnya. Jika menara api dapat kita hancurkan, maka manusia akan hidup dalam kegelapan jahiliyah. Kita bisa melihat benda-benda yang ada di sekitar kita, karena ada cahaya, tapi seandainya listrik mati maka kegelapan akan menyelimuti kita dan kita tak dapat melihat apapun, jadi jika cahaya khilafah ini dapat kita padamkan, maka kaum muslimin akan kehilangan panduan yang akan mengarahkan jalan mereka.
Selama tiga abad terturut-turut, orang-orang Barat (non muslim) memusatkan perhatiannya kepada khilafah Islam. Mereka mencari jalan bagaimana cara meruntuhkannya, khususnya dalam dekade duapuluh lima tahun terakhir dari abad ke 19. Kemudian pada masa duapuluh lima tahun pertama dari abad ke 20, upaya menghancurkan itu mencapai klimaksnya. Mereka membuat perencanaan dan langkah-langkah guna meruntuhkan khilafah `Utsmaniyah  dan menyingkirkan Sultan Abdul Hamid yang memegang tampuk kekhilafahan sejak tahun 1876 M hingga 1909 M. Beliau berkuasa sepertiga abad lamanya.
Sultan Abdul Hamid seorang yang cerdik dan pandai.Beliau lulus dari  Fakultas Syari`ah dengan menempati rangking ke dua dari semua mahasiswa. Rangking pertamanya diduduki oleh Munib Hasyim, Mufti Palestina.
Sultan Abdul Hamid dinobatkan sebagai khalifah setelah kematian dua orang khalifah sebelumnya, yaitu ayahanda dan pamannya sendiri. Keduanya dibunuh oleh Perdana Menteri Mid-Hat Basya, seorang tokoh gerakan masonisme dan mengendalikan aktifitas club-club masonisme di Turki. Dia mendapatkan dukungan negara-negara Barat dan Timur dalam menjalankan program sekularisasi di negara Turki, mereka menyebutnya sebagai “Bapak Pembebasan”.
Setelah berhasil menyingkirkan kedua Khalifah, Mid-Had Basya datang menemui Sultan Abdul Hamid yang telah menyelesaikan studinya di Fakultas Syari`ah. Mid-Hat mengatakan padanya :”Kami bersedia menyerahkan posisi khilafah kepada tuan asal tuan menerima satu syarat yang kami ajukan kepada tuan, yaitu  Tuan harus bersedia memaklumatkan “Undang-undang”.
Sultan Abdul Hamid adalah seorang muslim yang .…… sebagaimana firman Allah ta`ala:

                                                (khot)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan shaleh, maka mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya. “ (QS  Yunus: 9)
Allah memberinya petunjuk, lantaran keimanannya. Semula beliau menerima syarat Mid-Hat Basya untuk memaklumatkan “undang-undang”. Apa sebenarnya undang-undang yang diajukan tersebut ? yakni peraturan yang diambil dari undang-undang negara Eropa, yang mempersamakan hak antara orang-orang Nasrani, Yahudi dan Muslim.
 Padahal sebelum itu, orang Yahudi ataupun Nasrani tidak diterima kesaksiannya terhadap seorang muslim dalam mahkamah/pengadilan. Mereka juga tidak boleh masuk dan tidak punya hak masuk dalam dinas ketentaraan.
Banyak  peraturan-peraturan khusus yang berlaku bagi golongan Nasrani, antara lain:
        ·        Ucapan salam mereka tidak (boleh) dijawab;
        ·        Mereka tidak boleh berjalan di bagian tengah jalan, dan harus di pinggirnya;
        ·        Rumah mereka tidak boleh lebih tinggi dari rumah orang-orang muslim;
        ·        Mereka tidak diperkenankan membawa senjata;
        ·        Mereka tidak boleh menunggang kuda dengan menggunakan pelana;
        ·        Mereka tidak boleh membunyikan lonceng;
        ·        Mereka tidak boleh keluar rumah pada hari-hari besar mereka;
        ·        Jika salah seorang diantara mereka berkendaraan dan kemudian berpapasan dengan seorang muslim, maka dia harus turun dari kendaraannya. Sebab dia tidak boleh lebih tinggi dari seorang muslim.
        ·        Dan lain sebagainya.
Beginilah fenomena keadaan mereka di tengah-tengah masyarakat muslim pada masa pemerintahan daulah `Utsmaniyah sebelum diberlakukannya “Undang-undang” tersebut.
Dalam arsip Daulah `Utsmaniyah ditemukan data kematian seorang Nasrani , yang ditulis “Telah mati seorang kafir” sebagai ganti dari kalimat “Telah mati seorang Nasrani”.
Daulah `Utsmaniyah hanya mengenal dua identitas kebangsaan, yaitu kebangsaan muslim dan satunya lagi kebangsaan kafir. Mereka tidak mengenal kebangsaan Inggris, atau Perancis, atau Mesir, atau Arab, atau Turki dan sebagainya.Terhadap orang Palestina yang muslim   pasport perjalanan mereka  bagian luarnya tertulis “Daulah Al `Ulya Al Islamiyah” atau Daulah `Utsmaniyah sedangkan bagian dalamnya tertulis kebangsaan Muslim. Sedangkan bagi orang-orang Armenis, Rusia, Austria, Serbia, Bulgaria, Rumania dan negara-negara yang tunduk pada kekuasaan Daulah `Utsmaniyah pasport mereka tertulis “Kebangsaan Kafir” yang demikian ini membuat mereka marah dan geram.
Mereka bertambah geram karena Sultan Muhammad al Fath berhasil menaklukkan ibu kota Romawi timur, ibu kota negara Caesar Heraclius. Kemudian setelah penaklukan itu, beliau memperluas wilayah kekuasaannya ke benua Eropa. Yunani dia taklukkan, lalu Serbia, lalu Bugaria, laluYugoslavia, lalu Albania, lalu …. lalu…. dan seterusnya. Bahkan wilayah Rusia  waktu itu tinggal sedikit yang belum dikuasai. Semuanya berhasil ditaklukkan kaum muslimin. Yang tertinggal hanya kota Moscow saja. Sejak itu Moskow membayar jizyah kepada kaum muslimin. Demikianlah, dahulu orang-orang Rusia datang menyerahkan jizyah (pajak kepala) kepada pemerintah Daulah `Utsmaniyah, dengan patuh sedang mereka dalam keadaan terhina. Sebagian ulama memberikan fatwa bahwa orang kafir yang menyerahkan jizyah kepada kaum muslimin harus menjauhkan dirinya pada saat menyerahkan jizyah. Tentu saja yang demikian itu membuat mereka memendam rasa kemarahan.
Akhirnya mereka berkesimpulan bahwa khilafah merupakan sumber kekuatan ummat Islam. Maka dari itu mereka merancang strategi untuk meruntuhkan khilafah agar supaya kaum muslimin tercerai berai . Kemudian sesudah bercerai berai, mereka akan terkam seperti srigala menerkam domba yang tersesat di malam yang dingin. Mereka akan memangsanya di setiap tempat tanpa menemui halangan ataupun rintangan.
Dalam merealisir rencana tersebut, maka yang pertama kali mereka kerjakan adalah menyingkirkan Sultan Abdul Hamid, sebab Sultan Abdul Hamid adalah figur seorang muslim yang teguh dalam memegang prinsip.
Sultan Abdul Hamid telah mempelajari ajaran Islam dalam arti yang sesungguhnya. Beliau mengetahui bahwa Mid-Hat Basya adalah biang yang mendalangi tewasnya dua orang khalifah sebelumnya. Maka pada mulanya tawaran itu beliau setujui. Kata Sultan Abdul Hamid pada Mid-Hat Basya, “Ya, saya bersedia memaklumatkan berlakunya undang-undang yang kamu inginkan”. Lalu Mid-Hat Basya menyerahkan kekuasaan daulah `Utsmaniyah kepada Sultan Abdul Hamid, setelah mendengar kesediaan Sultan memaklumatkan berlakunyaundang-undang yang diinginkannya.
Langkah pertama yang diambil Sultan Abdul Hamid setelah berkuasa adalah menangkap Mid-Hat Basya dan menjebloskannya ke dalam penjara, kemudian menggantungnya mati. Peristiwa ini merupakan tamparan keras bagi negara-negara Eropa yang mendukung pembaharuan Mid-Hat Basya. Setidak-tidaknya hukuman mati itu sebagai qishas bagi Mid-Hat Basya, karena dialah yang telah membunuh ayahanda dan paman Sultan Abdul Hamid.
                                                                                                                                            
C. PERISTIWA BESAR.
Peristiwa besar yang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid ialah pada tahun 1887 M di Basel, sebuah kota di Swiss. Di mana pada tahun itu organisasi Yahudi internasional yang dipimpin oleh Theodore Hertzl, mengadakan pertemuan untuk mempersiapkan rencana pendirian sebuah negara bagi bangsa Yahudi. Dalam pertemuan tersebut, Hertzl mengatakan,”Sesungguhnya alasan kita berkumpul di tempat ini adalah untuk mencari tanah yang akan kita jadikan sebagai negara kita “.
                                                                                                                                          
D. ASAL BANGSA YAHUDI.
Di Eropa, bangsa Yahudi mengalami pengusiran, terutama di Spanyol. Petrus The Great, Kaisar Rusia, pada tahun 1882 M membantai jutaan orang Yahudi. Memang asal mula bangsa Yahudi, sebagian besarnya, dari Rusia; dari kawasan yang bernama Khazar. Akan tetapi orang Yahudi sekarang mengatakan, “Kami berasal dari tanah yang dijanjikan, yaitu Palestina. Palestinalah negeri nenek moyang kami”. Tapi pengakuan mereka tidak benar. Untuk menutupi kepalsuan dan kebohongan mereka, maka orang-orang Yahudi menghapus kata “Khazar” dari peta geografi dunia. Mereka menamakan laut Khazar dengan nama baru, yakni: Laut Caspi (CASPIEN SEA), sehingga kata Khazar tidak terdapat lagi dalam kamus. Dengan cara begitu, mereka dapat menyembunyikan asal-usul mereka yang sebenarnya sehingga orang-orang mempercayai propaganda mereka bahwa mereka dari Palestina.
Orang-orang Yahudi berkata, ”Kami diusir dan dibantai disetiap tempat, maka dari itu kami harus berkumpul di suatu tempat. Dan tempat yang paling baik untuk tempat tinggal kami adalah negeri nenek moyang kami, negeri yang dijanjikan kepada kami, negeri Yerussalem, di mana Haikal Sulaiman pernah berdiri., karena menurut penuturan kitab Taurat dan Talmud pada kami, harus didirikan kembali Haikal Sulaiman melalui tangan salah seorang putra Daud. Dan dari dalam haikal tersebut, salah seorang putra Daud akan memerintah seluruh dunia”.
Cara paling ampuh untuk membangkitkan fanatisme dan menyentuh solidaritas antar bangsa Yahudi ialah doktrin agama. Maka demikianlah, melalui doktrin tersebut mereka dapat mengumpulkan orang-orang Yahudi yang tersebar di mana-mana, karena doktrin tersebut memerintahkan mereka supaya kembali ke tanah leluhur mereka.
Lalu bagaimana mereka bisa sampai ke Palestina dan bagaimana kedudukan Palestina saat itu? Pada waktu itu Palestina merupakan bagian wilayah kekuasaan Daulah Utsmaniyah . Waktu itu belum ada organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa ataupun Dewan Keamanan. Organisasi ini yang menciptakan dan mengendalikan adalah orang-orang Yahudi. Merekalah yang berada di belakangnya. Merekalah yang menggerakkan organisasi tersebut dengan dana keuangan mereka sehingga mereka dapat mempermainkan dunia sekehendak mereka.
Lalu bagaimana dengan orang-orang Amerika?  Orang-orang Amerika adalah manusia yang hilang (baca: tidak berarti). Setiap orang dari mereka hanya berfikir bagaimana cara mencari kesenangan, bagaimana cara mencari makanan, minuman, kendaraan, istri dan lain sebagainya. Setiap hari hanya berpikir dimana akan menghabiskan libur pekannya, Pergi ke tepi pantaikah? Atau pergi ke Atlantik, atau pergi ke Pasifik, atau ke Miami, atau ke Arizona. Inilah yang senantiasa dibicarakan orang-orang Amerika. Karena itu kalian dapati mereka bekerja keras selama lima  hari penuh seperti keledai. Dari pagi sampai petang. Pada Jumat sore mereka menerima gaji mingguan. Lalu esoknya mereka pergi dan menghabiskan waktu liburnya –hari Sabtu dan Minggu- di tepian pantai. Uang yang mereka kumpulkan selama lima hari mereka hambur-hamburkan pada waktu itu juga. Lalu pada Senin pagi mereka kembali, sedangkan saku mereka sudah tidak berisi apa-apa lagi. Demikianlah, kehidupan mereka seperti binatang ternak. Bekerja keras selama lima hari dan hasilnya mereka buang di akhir pekan untuk bersenang-senang, makan, minum, plesir, dan lain sebagainya.
Pernah suatu ketika, sebuah tim penelitian dari Universitas Harvard menyebarkan angket pada masyarakat Amerika. Angket tersebut berisi pertanyaan “Untuk apa kamu hidup?” Lalu delapan puluh persen dari responden memberi jawaban : “Saya tidak tahu” Mereka tidak tahu untuk apa mereka hidup!!

                                                (khot)

“Dan orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka makan seperti binatang ternak makan. Dan neraka adalah tempat tinggal mereka.” (QS. Muhammad: 12)
Lalu siapa yang mengendalikan kebijaksanaan politik negeri ini? Negeri yang sebagian masyarakatnya hanya berfikir tentang isi perut, sebagian lain mencari-mencari kesenangan dengan menenggak  minum-minuman keras, sebagian yang lain tenggelam dalam kubangan lumpur wanita-wanita jalang. Jadi  siapakah yang mengendalikannya? Jawabannya tidak lain adalah orang-orang Yahudi. Merekalah yang membuat rencana dan program di negeri tersebut. Wanita, uang, pers dan media massa semuanya berada di tangan mereka. Mereka membolak-balikkan fikiran orang-orang Amerika sekehendaknya. Jaringan pertelevisian menjadi milik mereka. bukan milik negara Amerika. Milik perorangan dan milik perusahaan-perusahaan swasta dan persero. Mereka menyebarkan racun lewat televisi ke setiap rumah.
Demikian juga  keadaan di negeri-negeri Barat. Sebagian besar dikendalikan oleh tangan-tangan Yahudi. Siapa yang berani menentang Yahudi maka dia akan dibunuh. Orang-orang Yahudi adalah orang-orang mujrim (banyak berbuat dosa) Mereka mempunyai sikap dengki terhadap golongan selain mereka. Mereka betul-betul manusia yang dengki!! Bayangkan saja! Jika mereka membuat kue hari raya- hari raya mereka, maka kue tersebut harus diadon oleh Hakhom, pemuka agama mereka. Gandum yang akan mereka adon untuk membuat roti dan kue tidak mereka campur  dengan air biasa, tapi mereka campur dengan darah seorang Nasrani atau darah seorang Muslim. Menurut keyakinan mereka, mereka harus menyembelih seorang Muslim atau lebih pada malam menjelang hari raya. Dan darahnya mereka tampung di suatu tempat. Lalu darah itu mereka gunakan untuk mengadon gandum. Dan dari adonan tersebut mereka membuat roti untuk hari raya mereka.
Mereka menyebut orang-orang di luar golongan mereka dengan kata “Juelem” yakni: ummi, tidak mengenal baca tulis atau bodoh. Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam Qur`an Karim :
“Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan,’ Tidak ada dosa bagikami terhadap orang-orang ummi”. (QS. Ali Imran : 75).
“Barang siapa yang berzina dengan perempuan Muslim atau Nasrani, maka dia akan memperoleh pahala. Barang siapa yang mencuri hartanya, maka dia akan memperoleh pahala. Barang siapa yang menyembelihnya, maka dia akan memperoleh pahala”.
Kedengkian berabad-abad yang tertimbun dalam dada orang-orang Yahudi, mereka tumpahkan kepada pemeluk dua agama; yakni orang-orang Nasrani dan orang-orang Muslim. Maka tidaklah mengherankan jika mereka menghancurkan kekuasaan para Uskup. Dan mereka pula ang meruntuhkan gereja orang-orang Nasrani. Mereka yang memprakarsai timbulnya revolusi Perancis –Revolusi terbesar di benua Eropa- Dan Revolusi Bolsyovia dengan tujuan menghancurkan agama Nasrani. Karena itu kita dapati semboyan-semboyan yang dipakai dalam revolusi tersebut semuanya bernada anti agama.
Dalam revolusi Perancis slogan mereka adalah:
“ Gantung Raja Terakhir Dengan Usus Paus Terakhir”.
Yakni: Belahlah perut pemuka agama terakhir, lalu keluarkan usus-ususnya dan kemudian pakailah usus-usus itu untuk menggantung raja terakhir. Maksudnya : Akhirilah sistem pemerintahan monarkhi dan pemerintahan agama di permukaan bumi. 
Sementara dalam revolusi Bolsyovia slogan mereka adalah :
“Tidak ada Tuhan. Dan Hidup Adalah Materi”
“Agama Adalah Lintah Yang Menghisap Darah Rakyat”.
“Agama Adalah Racun Bagi Masyarakat”.

E. PENAWARAN HERTZL, KEPADA SULTAN ABDUL HAMID.
Kita kembali kepada konferensi Bazel yang diadakan oleh gerakan Masonisme di seluruh dunia.  Dalam konferensi tersebut Hertzl, selaku pendiri gerakan Masonisme Internasional, melemparkan suatu gagasan besar. Katanya, “Saya ingin membangun sebuah negara di atas tanah leluhur kita. Pendirian negara ini saya batasi waktunya, sepuluh sampai dua puluh tahun. Namun jangan sampai lebih dari lima puluh tahun”. Maka mereka yang hadir dalam konferensi tersebut berfikir dan melihat, rintangan besar apa yang akan mereka hadapi untuk merealisir gagasan tersebut. Akhirnya mereka menemukan bahwa perintangnya adalah Daulah`Utsmaniyah . Lalu mereka menyelidiki, siapakah figur yang memegang tampuk kekuasaan daulah tersebut, maka  mereka menemukan seorang figur yang berpendirian kuat. Dialah Sultan Abdul Hamid. Jika demikian, mereka harus bisa memperdayanya. Lalu cara apa yang mereka pakai supaya dapat membujuknya… Wanita? , mereka tidak dapat membujuk Sultan dengan persembahan wanita. Minuman keras? mereka juga tidak dapat menenggelamkan akal sehatnya dengan minuman wiski. Jika demikian tak ada lagi cara yang tersisa kecuali melalui harta saja!
Mereka mendatangi  Sultan Abdul Hamid dua kali. Pada kedatangan yang kedua tahun 1902 M. mereka menawarkan empat hal kepada Sultan, yakni :
1.      Kami akan memberikan 150 juta dinar emas ke kantong pribadi  tuan. (Pada masa dimana dinar emas mempunyai nilai  tukar yang sangat tinggi).
2.  Kami akan menutup sebagian besar hutang Daulah Utsmaniyah.
3.  Kami akan membantu membangun armada laut.
4. Kami akan membangunkan untuk tuan sebuah universitas Daulah Utsmaniyah yang besar. Dan mereka mensyaratkan pendirian universitas itu di negara Palestina.                                                                                                                                                                                        Tawaran itu mereka ajukan kepada Sultan Abdul Hamid dan sebagai  imbalannya mereka meminta agar orang-orang Yahudi diperbolehkan untuk berhijrah ke Palestina. Namun apa jawaban Sultan Abdul Hamid kepada Hertzl?. Sultan mengatakan kepada Hertzl :
“ Sesungguhnya andaikata tubuhku disayat-sayat dengan pisau atau salah  satu anggota badanku dipotong maka itu lebih aku sukai dari pada aku perkenankan kalian tinggal di bumi Palestina yang merupakan negara kaum muslimin. Sesungguhnya bumi Palestina telah direbut dengan pengorbanan darah. Dan sekali-kali bumi itu tidak akan dirampas dari mereka melainkan dengan pertumpahan darah. Dan sungguh Allah telah memuliakanku sehingga dapat berkhidmat kepada agama Islam selama tiga puluh tahun. Dan aku tidak akan mencoreng sejarah para leluhurku dengan aib ini”.
Kemudian Sultan mengatakan :
“Simpanlah uangmu itu hai Hertzl! Jika Abdul Hamid telah mati, maka kalian akan mendapatkan negeri Palestina dengan cuma-cuma”.
Beliau sangat hati-hati sekali dalam menghadapi Hertzl, pemimpin gerakan Yahudi internasional itu. Karena beliau tahu betul siapa orang-orang Yahudi itu. Mereka adalah orang-orang yang mengusasi kekayaan dan mass media serta mengendalikan aktivitas club-club Masonisme di seluruh dunia.
Seandainya saja ada seorang penguasa di negeri Arab atau penguasa Muslim yang mempunyai sikap seperti Sultan Abdul Hamid!!. Khalifah Daulah Utsmaniyah yang sewaktu kami masih kecil dulu diajari oleh para guru sejarah bahwa dia adalah seorang laki-laki penindas, lalim, congkak dan diktator. Dulu mereka menyebutnya dengan sebutan “Sultan Merah”. Mereka melukis gambarnya tenggelam dalam genangan darah. Demikianlah apa yang kami ketahui tentang sosok Sultan Abdul Hamid di waktu sekolah dulu. Sehingga kami membencinya setengah mati.
Ya memang demikianlah dulu kami diajari. Buku-buku sejarah mengajarkan demikian. Dan buku-buku itu mempengaruhi pemikiran anak-anak muslim seluruh dunia Islam. Mengapa bisa terjadi demikian? Sebab yang menulis sejarah adalah orang-orang Yahudi atau murid-murid orang Yahudi. Bukan hanya di Yordania saja, atau Palestina atau Syiria atau Mesir saja, bahkan di seluruh dunia Islam, sejarah yang menyesatkan ini diajarkan. Bahkan ketika kami masih kanak-kanak dulu, apabila ada diantara kami hendak mengatakan bahwa si fulan tolol, tidak tahu apa-apa, maka kami mengatakan : “Si Fulan Hamidi”- mengambil nama Sultan `Abdul Hamid- Yakni dia tidak tahu apa-apa.
F. RENCANA JAHAT UNTUK MENYINGKIRKAN SULTAN ABDUL HAMID.
Setelah mengalami kegagalan membujuk Sultan `Abdul Hamid dengan tawaran-tawaran manisnya, maka  Hertz pergi ke Italia  bersama Qrasow, seorang pengacara  Yahudi yang berasal dari Donma. Yahudi Donma banyak yang menampakkan ke Islamannya dengan maksud menghancurkan Khilafah dengan nama Islam secara lahir. Sampai di Italia Hertz mengirim telegram kepada Sultan Abdul Hamid, “Anda harus membayar harga pertemuan itu dengan tahta dan jiwa anda”.
Maka demikianlah, dari sejak kegagalan itu seluruh dunia menunjukkan sikap permusuhan kepada Sultan Abdul Hamid. Mereka berupaya membunuhnya. Pernah mereka datang dengan sebuah mobil yang penuh berisi bahan peledak dan meletakkan bahan peledak itu di samping mimbar tempat Abdul  Hamid melakukan shalat. Mimbar tersebut meledak dan menyebabkan kematian banyak orang yang sedang shalat, namun Allah menyelamatkan nyawa Sultan Abdul Hamid.
Setelah rencana itu gagal, maka mereka mengganti dengan rencana lain. Mereka membeli  satu persatu orang-orang yang berada di sekitar Sultan Abdul Hamid. Siaran-siaran diprogram sedemikian rupa untuk menimbulkan rasa antipati kepada pribadi Sultan. Jika pers orang-orang kafir di Eropa berbicara, maka pers-pers di Kairo harus menyuarakan seperti itu juga.
Para ulama Islam harus bicara, para menteri-menteri Muslim harus bicara sesuai dengan skenario mereka. Dan nyatanya para pemimpin Muslim menuduh bahwa Sultan Abdul Hamid adalah seorang Mujrim (banyak berbuat dosa), bahwa dia adalah Sultan diktator, bahwa dia adalah Sultan Merah (Penumpah darah), bahwa dia adalah seorang yang buas …dan seterusnya. Mereka semua termakan oleh  tipu daya orang Yahudi.
Kemudian mereka menggerakkan seluruh musuh-musuh Islam untuk menyerang Sultan Abdul Hamid. Mereka menumbuhkan bibit-bibit kebangsaan (nasionalisme) Arab di tanah-tanah yang subur, yakni melalui perguruan tinggi –perguruan tinggi yang mereka dirikan. Mereka mendirikan Universitas Amerika di Kota Beirut. Kenapa harus universitas? Sebab pada masa pemerintahan Sultan Abdul Hamid, pendirian gereja di bagian manapun dari negeri Islam dilarang. Demikian juga dengan para misionaris, mereka dilarang masuk ke negeri-negeri Islam.

G. PEMIMPIN-PEMIMPIN MUSLIM YANG MERUSAK DI DUNIA ISLAM
Pada permulaan abad ke-19, musuh-musuh Islam membawa seorang mujrim yang bernama Muhammad Ali Basya. Orang ini tidak diketahui dari mana  berasal, dari mana silsilah keturunannya. Mereka menyerahkan pemerintahan negeri Mesir kepadanya. Kemudian Muhammad Ali Basya mengirim anaknya, Ibrahim Basya ke Syiria dan menyerahkan pemerintahan negeri tersebut kepadanya.
Ketika orang-orang Eropa mengetahui bahwa Muhammad Ali Basya seorang yang buta huruf, tidak kenal baca tulis, maka mereka mengirim seorang penasehat untuknya; namanya DR. Vlote orang Perancis dan seorang Perancis lainnya yang menamakan dirinya Sulaiman Basya Al Faransawi. Dengan bekal kepandaian dan pengalaman, maka DR.Vlote memulai usahanya dengan mendirikan Akademi Militer untuk Muhammad Ali Basya dan banyak lagi bangunan pemerintah di Mesir. Dia juga berusaha meyakinkan Muhammad Ali Basya untuk mengirimkan putra-putri Mesir ke negeri-negeri Eropa, khususnya Perancis, guna mempelajari kebudayaan barat. Dan usaha itu berhasil. Yang pertama kali mereka kirimkan adalah dari unsur militer.
Kemudian dalam waktu yang tidak terlalu lama, mereka mengadopsi undang-undang Eropa ke Mesir lewat pemuda-pemuda yang mereka kirim untuk tugas belajar. Usaha inipun berhasil mengganti undang-undang Islam dengan undang-undang Eropa lewat seorang alumnus Universitas Al Azhar. Namanya Rifa`ah Ath Thantawi. Semula dia dikirim ke Eropa untuk belajar di bidang hukum. Kemudian sekembalinya dari sana, Rifa`ah mulai mengadopsi undang-undang Perancis ke dalam sistem perundang-undangan pemerintah Mesir. Dan selanjutnya susunan undang-undang yang baru itu diterapkan oleh Muhammad Ali Basya.
Ketika muncul sebuah gerakan Islam yang benar di Jazirah Arab, negara-negara Eropa khawatir akan kebangkitan Islam dari Jazirah tersebut. Maka gerakan Islam yang muncul di Riyadh ini menjadi pusat perhatian mereka. Mereka mencari jalan bagaimana cara menumpas gerakan yang baru tumbuh itu.
Anda tahu, bagaimana keadaan Riyadh dan daerah-daerah padang pasir di sekitarnya pada tahun 1834 dan 1835 M ? Adakah seseorang yang mau membelinya dengan harga satu dinar emas ? Namun oleh karena di situ muncul gerakan Islam yang benar, maka mereka mulai mencemaskannya. Untuk pertama kalinya pasukan Syam yang dipimpin oleh  Ibrahim Basya menerobos padang pasir tersebut dan masuk wilayah Najed dan kemudian ke daerah Dar`iyah menumpas gerakan Islam yang mereka sebut dengan nama Gerakan Wahabi. Ibrahim Basya menangkap `Ubaidillah bin Su`ud dan membawanya ke Konstatinopel (Istambul). Selama dalam perjalanan tangan `Ubaidillah dibelenggu, dan sesampainya di Istambul, dijebloskan ke dalam penjara..
Mereka tahu, meskipun gerakan itu muncul di pedalaman padang pasir, namun mereka tetap khawatir gerakan tersebut akan meluas ke mana-mana sebagaimana Islam dahulu meluas dengan cepat di tangan Rasulullah saw. Mereka merasa cemas akan bangkitnya Islam. Maka dari itu gerakan Islam apa saja yang kuat di bumi, baik itu gerakan Salaf, Tabligh, Ikhwanul Muslimin atau gerakan yang membawa nama Islam, harus ditumpas sampai akar-akarnya dan tidak dibiarkan hidup berkembang.
Maka dari itu waspadalah kalian wahai kaum muslimin! terhadap rencana jahat yang dibikin oleh Yahudi internasional. Mereka tidak akan membiarkan Islam tegak di tempat kemunculannya. Dengan bentuk apapun sebuah gerakan  muncul, asal membawa nama Islam, maka itu artinya gerakan tersebut harus dilenyapkan.
Tumbuhnya nasionalisme Arab berasal dari Universitas Amerika di Beirut melalui peranan lima pemuda Kristen. Mereka adalah Cohen Makarius, Ibrahim Yaziji, Ya`qub Shuruf, Nasif Yaziji (Bapak Ibrahim Yaziji), dan Paul Bustani. Mereka menaruh telur-telur nasionalisme Arab di mesin penetas yang hangat, yakni di Universitas Amerika. Tak lama kemudian telur-telur itu menetas,  mereka berkata , “Beirut sudah tidak punya arti penting lagi bagi kita. Maka kita harus melakukan ekspansi  ke ibukota kaum muslimin seluruh dunia, yakni kota Kairo”. Lalu mereka memberikan isyarat kepada keluarga-keluarga Kristen supaya berpindah ke Kairo. Dan di sana mereka menerbitkan surat-surat kabar serta majalah.
George Zaidan, lelaki ini adalah orang Kristen dari Lebanon, berpindah ke Kairo dan mengelola surat kabar “Darul Hilal”. Salim Naqlan dan Philip Naqlan berpindah ke Kairo dan kemudian menerbitkan surat kabar “Al Ahram”. Sampai sekarang surat kabar tersebut  masih mencantumkan nama pendirinya. Tertulis di sana “Surat kabar ini didirikan oleh Philip Naqlan tahun 1866 M”.
Ada pula seorang perempuan Yahudi yang masuk agama Kristen, dia menamakan dirinya Rose Yusuf. Kemudian setelah pindah ke Kairo ia masuk Islam dan menamakan dirinya Fatimah Yusuf. Dia mendirikan lembaga kebudayaan yang diberi nama “Rose Yusuf”. Perempuan ini turut andil dalam mengendalikan politik pemerintahan Mesir lebih dari tiga puluh empat tahun. Majalah “Rose Yusuf” yang ia terbitkan sampai sekarang masih populer.
Mulailah mereka melancarkan serangan dan provokasi menentang Sultan Abdul Hamid. Agar rencana ini berjalan mulus, maka harus didukung oleh para ulama, oleh karena itu mereka melibatkan Syeikh Jamaludin Al Afghani. Mereka yang berprasangka baik pada pribadi Syeikh Jamaludin Al Afghani menyangkal dan memberikan pembelaan, mereka berkata, “Beliau tidak mengetahui adanya persekongkolan besar yang bertujuan menjatuhkan Sultan”.  Akan tetapi kenyataannya Syeikh Jamaludin itu terlibat provokasi menentang Sultan dan Kekhalifahan. Demikian juga peran yang dimainkan oleh Muhammad Abduh.
Rencana  tersebut harus didukung pula oleh para sastrawan. Maka mereka mengkader calon-calon sastrawan dan melepaskannya di tengah-tengah masyarakat muslim. Tugas mereka adalah membuat kaum muslimin anti terhadap Sultan lewat karya-karya sastra mereka. Di Kairo, ada salon yang didirikanoleh seorang putri keluarga raja yang bernama Nazili Fadhil. Salon tersebut bukan untuk mencukur rambut tapi mencukur agama. Nama salon tersebut adalah “Salon Sastra”. Adapun orang-orang yang mencari jasa pelayanan di salon ini antara lain : Muhammad Abduh, Ibrahim Al Muwalihi, Sa`ad Zaghlul, Qasim Amin, Luthfi Sayyid, Thoha Husain dan sejumlah tokoh-tokoh ternama di Mesir. Dan mereka semua ikut andil dalam upaya menghancurkan Sultan Abdul Hamid.
Bidang seni ikut berperan juga, maka Munirah Al Mahdiyah bernyanyi menentang Sultan `Abdul Hamid. Demikian juga para penyair, mereka turut berbicara. Ahmad Syauqi menyerang Sultan Abdul Hamid dengan syair-syairnya.
Orang-orang di dunia hanya mengenal pribadi Sultan Abdul Hamid melalui mass media, melalui seni, melalui sastra, melalui politik. Mereka tidak mengenal pribadi Sultan melalui pemberitaan yang benar sehingga mereka benci dan antipati terhadap Sultan.
Mereka berhasil mengorbitkan Sa`ad Zaghlul sebagai menteri kemudian sebagai Perdana Menteri. Yang mereka tuntut dari orang-orang yang berhasil mereka orbitkan adalah supaya mereka mau memusuhi dan menyingkirkan Sultan Abdul Hamid yang memegang Khalifah Islam.
Kaum muslimin betul-betul terpedaya. Mereka tidak mengetahui rencana busuk yang dijalankan musuh sehingga mereka tidak sadar mengecam bahwa Sultan Abdul Hamid adalah seorang yang dzalim, diktator, congkak dan penumpah darah. Sementara mass media yang ada saat itu ikut menaikkan emosi umat Islam. Mereka menggambarkan Sultan yang tubuhnya tenggelam dalam lautan darah. Mereka menulis: Sultan berbuat demikian …. Sultan membunuh ini… Sultan membunuh itu …. Serta provokasi-provokasi lain yang sangat menyudutkan Sultan.
Tidak cukup sampai di situ, mereka juga membeli orang-orang yang menjadi kepercayaan Sultan.
Dari kota Salonika, tentara Turki yang dikendalikan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani bergerak ke Istambul. Mereka bergerak dari markas-markas perkumpulan massoni….dari pusat organisasi Yahudi Internasioanal.
Salonika adalah salah satu kota di Turki. Penduduknya berjumlah 120.000 jiwa. 80.000 diantaranya adalah warga Yahudi keturunan Spanyol dan Italia. Dari perkumpulan Massoni di kota inilah, para panglima Turki seperti Musthapa Kamal Phasa, Anwar Basya, Thal`at Basya, Jawees Basya dan Jamal Basya mendapat didikan ….. Merekalah yang dikemudian hari menjadi panglima-panglima Turki.
Adalah Sultan Abdul Hamid menyukai orang-orang Arab dan condong kepada mereka. Dia mempercayakan pimpinan pasukan di kawasan tersebut pada seorang jendral keturunan Iraq, namanya Mahmud Syaukat. Namun sayang kepercayaan ini dikhianatinya. Mahmud Syaukat menggerakkan pasukan atas nama massonisme. Dia mengepung kota Istambul serta memblokade Istana Sultan.
Pada saat pengepungan ini, para anggota parlemen yang enam bulansebelumnya berhasil menekan Sultan untuk memaklumatkan undang-undang persamaan hak, berkumpul untuk menentukan nasib Sultan. Orang-orang Yahudi dan Nasrani turut terlibat dalam komplotan ini. Lalu mereka bersidang dan memutuskan ketetapan bahwa Sultan Abdul Hamid harus disingkirkan dari singgasananya.
Pada tanggal 7 April 1909 M , Sultan Abdul Hamid ditangkap dan pada malam harinya dibawa ke Salonika. Saudara lelaki Ramzi Bek, seorang Yahudi, diserahi kepercayaan untuk memenjarakan Sultan. Pada masa itu, mulailah Islam dijauhkan dari bumi Turki. Kemudian setelah itu bumi Palestina jatuh dalam cengkeraman orang-orang Yahudi.
Sultan Abdul Hamid telah pergi, maka terbukalah jalan selebar-lebarnya bagi orang-orang Yahudi. Mereka berdatangan ke bumi Palestina dan kemudian menyulut api peperangan yang menyebabkan pecahnya Perang Dunia I.
H. MUSTHAFA KAMAL ATATURK MENIKAM ISLAM DARI DALAM.
Turki adalah “The Sick Man” (Lelaki yang sakit), demikianlah gambaran yang kami pelajari di sekolah dahulu. Dan Eropa hendak membagi-bagi warisan The Sick Man dengan maksud menampakkan kelemahan Islam. Turki yang mewakili kebesaran Islam digambarkan oleh mereka sebagai lelaki yang sakit.
Pada saat itu Musthafa Kamal menjadi salah seorang panglima pasukan Turki di Palestina. Dia mengadakan persekongkolan busuk dengan Allenby, panglima pasukan Inggris. Allenby mengajukan penawaran rahasia pada Musthafa Kamal, “Jika kamu mau membantu kami memukul mundur pasukan Turki, maka akan kami serahkan Turki kepadamu sesudah negeri  tersebut kami kalahkan”.
Dan sungguh, Musthafa Kamal membuka pintu masuk Palestina kepada tentara Inggris dengan jalan menarik mundur pasukannya untuk memberi kesempatan pada pasukan Ingris yang dipimpin Allenby masuk melalui daerah penjagaannya. Lalu dengan mudah pasukan Allenby menggempur pertahanan belakang pasukan ke-empat Turki. Dan pada tanggal  17 September 1917 M mereka dapat memasuki kota Quds. Dalam pertempuran tersebut mereka berhasil menawan 100.000 tentara Turki. Maka setelah kemenangan itu Allenby berkata  dengan puas,  “Sekarang berakhirlah Perang Salib”.
Inggris benar-benar menepati  janjinya kepada Musthafa Kamal. Sesudah Turki jatuh dan tentara Sekutu berhasil menguasai Istambul,  Inggris menyerahkan Turki kepada Musthafa  Kamal sesudah berlangsungnya perundingan “Luzon” antara pihak Inggris yang diwakili oleh Lord Cirzon, Menteri Luar Negeri Inggri dengan pihak Turki yang diwakili oleh Ismat Inonu, pembantu Musthafa Kamal. Perundingan ini berjalan selama tiga bulan, dari November 1922  hingga Februari 1923.
Ada empat syarat yang diajukan pihak Inggris kepada wakil Turki dalam perundingan ini:
1.      Harus bersedia menjatuhkan Khilafah.
2.      Usaha apapun yang bermaksud menegakkan kembali Khilafah harus ditumpas.
3.      Harus bersedia mengambil undang-undang Eropa untuk menggantikan undang-undang Islam.
4.      Harus bersedia memerangi syi`ar-syi`ar Islam.
Ismat Inonu menandatanganinya, dan kemudian Inggris menyerahkan Turki kepada Musthafa Kamal.
Musthafa Kamal berhasil menjadi presiden Turki. Lalu dia menjalankan persyaratan yang diajukan oleh Inggris kepadanya. Dia memerangi Islam, melarang penggunaan bahasa Arab, melarang penduduk Turki mengenakan pakaian muslim di pasar-pasar, para polisi merobek-robek baju muslim yang dikenakan  rakyat Turki dan  melepas dengan paksa purdah yang dikenakan wanita-wanita muslim. Melarang rakyat Turki untuk berhaji ke Makkah, melarang  para pegawai pemerintah mengerjakan sholat berjama`ah, melarang ibadah Umrah, melarang rakyat Turki menulis dengan huruf Arab, merubah Masjid Aya Shofia masjid terbesar dan terindah di Turki menjadi gedung Museum, memaksa penduduk Turki memakai topi ala Eropa dan melarang mereka memakai tarbusyi (songkok) dan surban Turki, melarang pemakaian hithah dan ighal (jenis ikat kepala) yang menjadi ciri bangsa Arab. Yang jelas Musthafa Kamal membuat kerusakan besar di Turki.
Untuk menaikkan nama Musthafa Kamal di mata rakyat Turki, maka Inggris membuat berbagai sandiwara perang. Melalui sandiwara-sandiwara ini, Musthafa Kamal berhasil dikesankan menjadi pahlawan penyelamat bagi bangsa Turki. Bersama pasukannya Musthafa Kamal menggempur tentara Yunani. Tentara Sekutu diam dan tidak mengeluarkan reaksi apapun. Jadi apa bisa hal ini dikatakan sebagai perang sungguhan, bukankah hanya  sandiwara belaka?
Musthafa Kamal tampil sebagai pahlawan, dan rakyat Turki menerima kedatangannya sebagai pahlawan karena melihat Musthafa Kamal berhasil memukul mundur musuh yang hendak melakukan agresi ke wilayah Turki.
Setelah khilafah jatuh pada tanggal 3 Maret 1924 M, orang-orang Eropa mengatakan,  “Ada satu masalah penting yang tidak mungkin kami diamkan dan kami biarkan dalam kondisi yang bagaimanapun jua. Yakni : Upaya kaum muslimin untuk  menegakkan kembali kekhilafahan Islam. Rintisan apapun atau kelompok Islam manapun yang mengajak umat Islam untuk menegakkan kembali kekhilafahan di permukaan bumi, harus ditumpas habis”.