Senin, 06 Januari 2014



Pembantaian Muslim Bosnia



Pembantaian Srebrenica (disebut juga Genosida Srebrenica) merujuk kepada pembunuhan sekitar 8000 lelaki dan remaja etnis Muslim Bosniak pada Juli 1995 di daerah Srebrenica, Bosnia oleh pasukan Serbia Bosnia pimpinan Jenderal Ratko Mladić. Jenderal Mladic kini menjadi buronan internasional yang telah didapati bersalah karena genosida dan berbagai kejahatan perang lain di Yugoslavia. Pada 27 Februari 2007, Mahkamah Internasional menetapkan kejadian ini sebagai sebuah genosida. Selain pasukan Serbia Bosnia, pasukan paramiliter Serbia Scorpion (kalajengking) juga turut bersalah atas pembantaian ini.

Meskipun demikian, dalam keputusan Mahkamah Internasional tersebut disebutkan bahwa Serbia tidak bersalah atas tindakan genosida. Namun, MI tetap mengecam Serbia karena gagal mencegah ataupun mengadili pelaku pembantaian ini, sekalipun Serbia memiliki hubungan erat dengan militer Serbia Bosnia.

Menurut Komisi Federal untuk Orang Hilang, jumlah korban yang dikonfirmasi sampai saat ini mencapai 8.373 jiwa. Pembantaian Srebrenica dianggap secara meluas sebagai pembunuhan massal terbesar di EropaPerang Dunia II. Ia juga merupakan kejadian pertama yang ditetapkan sebagai genosida secara hukum. Akibat bentuk kejadian ini, jumlah sebenarnya, butiran terperinci, dan sebab kejadian dipertikaikan sampai kini. Kejadian ini dianggap sebagai kejadian paling menakutkan dan kontroversial dalam sejarah Eropa modern pasca Perang Dunia II. semenjak 

Peristiwa
Pada tahun 1992, peperangan pecah antara Serbia dan Bosnia. Karena kekejaman dan pembersihan etnis yang dilakukan para tentara Serbia, umat Muslim Bosnia harus mengungsi ke kamp-kamp pengungsian. Srebrenica adalah salah satu kamp terbesar dan dinyatakan oleh PBB sebagai zona aman. Kamp itu sendiri dijaga oleh 400 penjaga perdamaian dari Negeri Belanda.
Gambar yang menunjukkan dua anak dan 4 remaja yang dibariskan di tanah sebelum dieksekusi

 

Pada tanggal 6 Juli 1995, pasukan Korps Drina dari tentara Serbia Bosnia mulai menggempur pos-pos tentara Belanda di Srebrenica. Pada tanggal 11 Juli pasukan Serbia memasuki Srebrenica. Anak-anak, wanita dan orang tua berkumpul di Potocari untuk mencari perlindungan dari pasukan Belanda. Pada 12 Juli, pasukan Serbia mulai memisahkan laki-laki berumur 12-77 untuk "diinterogasi". Pada tanggal 13 Juli pembantaian pertama terjadi di gudang dekat desa Kravica. Pasukan Belanda menyerahkan 5000 pengungsi Bosnia kepada pasukan Serbia, untuk ditukarkan dengan 14 tentara Belanda yang ditahan pihak Serbia. Pembantaian terus berlangsung. Pada 16 Juli berita adanya pembantaian mulai tersebar. Tentara Belanda meninggalkan Srebrenica, dan juga meninggalkan persenjataan dan perlengkapan mereka. Selama 5 hari pembantaian ini, 8000 Muslim Bosnia telah terbunuh.



Ratko Mladic (AP Photo

Pemerintah Serbia telah menangkap Ratko Mladic, seorang jenderal pasukan Serbia-Bosnia yang terkenal kejam dalam perang di Balkan dekade 1990an. Mladic bertanggungjawab atas pembantaian ribuan umat Muslim Bosnia. Dia sudah lama menjadi buronan Pengadilan Internasional di Den Haag, Belanda.

Menurut VOA News, penangkapan Mladic diumumkan oleh Presiden Serbia, Boris Tadic, Kamis 26 Mei 2011. "Atas nama Republik Serbia, saya bisa umumkan penangkapan Ratko Mladic. Proses ekstradisi tengah berlangsung," kata Tadic dalam jumpa pers di Belgrade. Dia segera dibawa ke penjara di Den Haag untuk diadili.

Mladic selama ini diburu oleh penegak hukum Mahkamah Kriminal PBB atas kejahatan perang yang dia lakukan di bekas pecahan Yugoslavia. Mahkamah telah mendakwa Mladic pada 1995 atas kekejaman dilakukan pasukannya selama tiga tahun mengepung Kota Sarajevo di Bosnia.

Mladic, yang kini berusia 69 tahun, juga bertanggungjawab atas pembunuhan 8.000 umat Muslim Bosnia, baik laki-laki dewasa dan anak-anak, di dekat kota Srebrenica. "Penangkapan ini memupuskan beban berat dari Serbia dan menutup lembaran sejarah kelam kami," kata Tadic.

Pekan lalu, Kepala Tim Penuntut untuk Mahkamah Kriminal PBB, Serge Brammertz, mengritik Serbia karena tidak optimal memburu Mladic maupun buronan lain yang juga didakwa melakukan kejahatan perang, Goran Hadzic.

Kalangan pejabat Uni Eropa juga telah mengatakan bahwa penangkapan Mladic bisa jadi penentu bagi Serbia agar bisa masuk menjadi kandidat anggota baru Uni Eropa.





Hidayatullah.com
–Berbeda dengan Radovan Karadzic presiden pertama Republika Srpska (negara yang didirikan etnis Serbia dengan wilayah mencakup sebagian Bosnia-Herzegovina) yang menyamarkan dirinya sedemikian rupa hingga terlihat sangat berbeda, Mladic tidak menggunakan penyamaran apapun saat ditangkap. Bahkan berdasarkan foto-foto yang beredar di media, dia tampak bersosialisasi secara bebas dengan orang-orang di sekitarnya, termasuk menghadiri pesta dan berdansa. Ratko Mladic masih dilindungi banyak orang. Milorad Komadic. Itulah nama yang dipakai Ratko Mladic saat berada dalam pelarian, sebelum akhirnya ditangkap pemerintah Serbia akhir Mei lalu.
Awal April 2011, istrinya Bosiljka dihadapkan ke pengadilan dengan tuduhan memiliki senjata ilegal. Ia berdalih bahwa senjata-senjata itu adalah milik suaminya, yang diyakininya telah meninggal dunia. Di pengadilan Nyonya Mladic mengatakan suaminya meninggalkan rumah sejak tahun 2001, saat sekutunya mantan Presiden Serbia Slobodan Milosevic ditangkap dan diekstradisi ke Den Haag untuk diadili.
Sebelumnya pada Juni 2010, keluarga Mladic berusaha mendapatkan pernyataan dari pengadilan bahwa Ratko Mladic sudah meninggal dunia.
Tahun 2008, setelah sejawatnya penganut Kristen Orthodoks Radovan Karadzic ditangkap, Mahkamah Kejahatan Internasional mengisyaratkan bahwa Ratko Mladic adalah target penangkapan selanjutnya. Namun selama beberapa tahun tidak jua ada tanda-tanda Mladic akan segera dibekuk, sebuah foto yang diyakini dibuat setelah tahun 2008 (sesudah Karadzic ditangkap) menjadi bukti bahwa Mladic bebas bertamasya bersama istrinya.
Balas dendam pada kaum Muslim?
Ratko Mladic yang dilahirkan pada 12 Maret 1942 di Bozinovci, selatan Sarajevo termasuk wilayah Bosnia-Herzegovina, sangat dendam kepada umat Muslim. Paul Martin, wartawan BBC yang pernah mewawancarainya dan diajak berkeliling oleh Mladic, bisa menyimpulkan bahwa perang Serbia terhadap Muslim Bosnia yang dilakoninya merupakan sebuah perang balas dendam.
Maka dibawah komando Ratko Mladic, hanya dalam beberapa hari di mulai tanggal 11 Juli 1995, pasukan Serbia membantai tidak kurang dari 8.000 pria dan anak-anak laki Muslim Bosniak di kota Srebrenica, kota yang kala itu di bawah perlindungan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Selama perang 1992-1995, tidak kurang dari 20.000 perempuan Muslim termasuk yang masih anak-anak, diperkosa secara massal dan sistematis. Sebagian diperkosa di kamp-kamp konsentrasi. Sebagian lain sengaja dinodai di depan suami, anak-anak dan keluarga mereka sebagai bentuk teror dan intimidasi.
Pembantaian massal Muslim Bosnia oleh orang-orang Serbia selama dua tahun setengah mencapai lebih dari 110.000 orang. Itu yang berhasil dihitung. Lebih dari 1,8 juta orang Bosniak kehilangan harta dan tempat tinggalnya
Jangan ditanya berapa besar kerugian material Muslim Bosnia. Jangan tanya pula tentang betapa pedihnya penderitaan batin mereka akibat penyiksaan, pemerkosaan, pembunuhan dan penistaan atas harga diri dan agama mereka.
Radovan Karadzic menunjuk Mladic sebagai pemimpin tertinggi pasukan Serbia melawan Muslim Bosnia sejak awal perang dimulai.
Saat ditanya Paul Martin siapa yang memberi komando dan siapa yang menerima komando antara Karadzic dan dirinya, Mladic dengan sombong berkata, “Saya yang melapor padanya, tapi saya yang mengomandoi semua pertempuran dalam perang ini.”
Kepongahan pria berdarah dingin tersebut, yang diakui harus darah oleh orang-orang terdekatnya, tidak hanya sampai di situ.
Suatu saat waktu helikopternya akan mendarat, ia memberi perintah kepada petugas pemantau lalulintas bandara untuk membersihkan landasannya. Dia berteriak, “Ini yang berbicara Ratko Mladic, tuhan (orang) Serbia.”
Penduduk kota Sarajevo, ibukota Bosnia Herzegovina, yang mengalami pengepungan dan serbuan pasukan Serbia pasti tidak akan pernah melupakan teriakan Ratko Mladic. Si Penjagal Muslim Bosnia yang memberi komando tentara Palangis Serbia itu dengan lantang memberi perintah: “Bumi hanguskan dan hancurkan!”
Slobodan Milosevic sudah mati di penjara saat menunggu sidang pengadilan tahun 2006, Radovan Karadzic sudah ditangkap dan sedang diadili, Ratko Mladic akan dihadapkan kembali di pengadilan Juli mendatang, namun bukan berarti tragedi dan sejarah pembantaian Muslim oleh musuh-musuh Islam di Bosnia bisa dinyatakan berakhir. Korban nyawa pembantaian Muslim Bosnia oleh orang-orang Serbia adalah tragedi kemanusiaan yang terbesar hingga saat ini sejak Perang Dunia II. Orang-orang Bosniak, dibantai hanya karena satu alasan, sebab mereka menyakini satu kalimat laa ilaaha illallah.*