Kegagalan Pemko Padang menghormati Pejuang Terdahulu...
PENGAMAT: ITU MENGHILANGKAN SEJARAH
GEDUNG BAGINDO AZIZ CHAN DIROBOHKAN
Kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Padang tentang menjadikan gedung Bagindo Azis Chan menjadi pool bus massal dinilai sebagai kebijakan yang salah karena, gedung dan jalan Bagindo Azis Chan merupakan sejarah Kota Padang.
Menurut pengamat kebijakan Publik dari Universitas Negeri Padang, Eka Pidya Putra pada Haluan, dinilai salah karena Bagindo Aziz Chan merupakan salah seorang Walikota Padang dan salah seorang yang berjasa untuk Kota Padang.
Menurutnya, Kota Padang di bawah kepemimpinan Walikota Padang, Fauzi Bahar banyak mengalami perubahan akibat kebijakan yang kurang tepat. Sehingga, kebijakan yang salah tersebut berujung kepada perubahan sistem. Termasuk merubah nama jalan Bagindo Aziz Chan dan merobohkan gedung Bagindo Aziz Chan.
“Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Padang di bawah kepemimpinan Fauzi Bahar memang kerap menuai protes. Karena, kebijakan yang diambil tidak tepat, seperti perubahan nama jalan Bagindo Aziz Chan dan termasuk gedung Bagindo Aziz Chan yang akan dijadikan loket bus massal. Ini bisa menghilangkan sejarah Kota Padang dan menghilangkan rasa hormat kita kepada pahlawan,” tandas Eka Pidya Putra.
Eka Pidya Putra menambahkan, ada banyak nama yang ada di Sumbar ini yang bisa dijadadikan nama jalan. Karena, merubah nama jalan dan gedung ikut merubah sejarah Kota Padang. Begitu juga dengan menjadikan gedung Bagindo Aziz Chan yang dijadikan pool bus massal.
Sementara itu, menurut pengamat sejarah Minangkabau dari Universitas Andalas Padang, Profesor Gusti Asnan, merobohkan gedung Bagindo Aziz Chan yang ada di jalan Bagindo Aziz Chan merupakan kegagalan pemerintah menghormati pejuang terdahulu.
Sebab, ketika merubah sejarah lambat laun hakikat Kota Padang akan berubah. Karena, sudah tidak ada tanda-tanda lagi yang menunjukkan rasa penghormataan terhadap pendahulu.
“Sejatinya gedung Bagindo Aziz Chan sejalan dengan jalan Bagindo Aziz Chan. Ketika gedung dan jalan Bagindo Aziz Chan sudah mulai dihapuskan atau dirobah, tanda-tanda tersebut lambat laun akan hilang.
Inilah sebenarnya yang harus disadari oleh pemerintah, jangan mencari sesuatu yang baru dan menghilangkan yang sudah ada. Tepatnya, mengadakan yang belum ada dan menjaga yang sudah ada,” ungkap Gusti Asnan.
Ia juga menilai, kegagalan Pemerintah Kota Padang dalam membudayakan sejarah. Karena, bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai sejarah negerinya. Karena, ciri khas dari suatu bangsa di era modern ini memang gampang dihapus apalagi dukungan pemerintah tidak ada.
“Jika semuanya dirubah sama saja menghapus sejarah dan tidak mendukung sejarah bangsa ini. sudah didukung pemerintah saja tetap juga sejarah kita semakin hari semakin hilang karena tidak adanya dukungan dari generai muda, apalagi tidak didukung oleh pemerintah,” tutup Gusti Asnan. (h/cw-ows)
Sumber Berita : http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/28871-pengamat-itu-menghilangkan-sejarah
Sumber Foto : http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/294-pahlawan/1173-bagindo-azizchan
PENGAMAT: ITU MENGHILANGKAN SEJARAH
GEDUNG BAGINDO AZIZ CHAN DIROBOHKAN
Kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Padang tentang menjadikan gedung Bagindo Azis Chan menjadi pool bus massal dinilai sebagai kebijakan yang salah karena, gedung dan jalan Bagindo Azis Chan merupakan sejarah Kota Padang.
Menurut pengamat kebijakan Publik dari Universitas Negeri Padang, Eka Pidya Putra pada Haluan, dinilai salah karena Bagindo Aziz Chan merupakan salah seorang Walikota Padang dan salah seorang yang berjasa untuk Kota Padang.
Menurutnya, Kota Padang di bawah kepemimpinan Walikota Padang, Fauzi Bahar banyak mengalami perubahan akibat kebijakan yang kurang tepat. Sehingga, kebijakan yang salah tersebut berujung kepada perubahan sistem. Termasuk merubah nama jalan Bagindo Aziz Chan dan merobohkan gedung Bagindo Aziz Chan.
“Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kota Padang di bawah kepemimpinan Fauzi Bahar memang kerap menuai protes. Karena, kebijakan yang diambil tidak tepat, seperti perubahan nama jalan Bagindo Aziz Chan dan termasuk gedung Bagindo Aziz Chan yang akan dijadikan loket bus massal. Ini bisa menghilangkan sejarah Kota Padang dan menghilangkan rasa hormat kita kepada pahlawan,” tandas Eka Pidya Putra.
Eka Pidya Putra menambahkan, ada banyak nama yang ada di Sumbar ini yang bisa dijadadikan nama jalan. Karena, merubah nama jalan dan gedung ikut merubah sejarah Kota Padang. Begitu juga dengan menjadikan gedung Bagindo Aziz Chan yang dijadikan pool bus massal.
Sementara itu, menurut pengamat sejarah Minangkabau dari Universitas Andalas Padang, Profesor Gusti Asnan, merobohkan gedung Bagindo Aziz Chan yang ada di jalan Bagindo Aziz Chan merupakan kegagalan pemerintah menghormati pejuang terdahulu.
Sebab, ketika merubah sejarah lambat laun hakikat Kota Padang akan berubah. Karena, sudah tidak ada tanda-tanda lagi yang menunjukkan rasa penghormataan terhadap pendahulu.
“Sejatinya gedung Bagindo Aziz Chan sejalan dengan jalan Bagindo Aziz Chan. Ketika gedung dan jalan Bagindo Aziz Chan sudah mulai dihapuskan atau dirobah, tanda-tanda tersebut lambat laun akan hilang.
Inilah sebenarnya yang harus disadari oleh pemerintah, jangan mencari sesuatu yang baru dan menghilangkan yang sudah ada. Tepatnya, mengadakan yang belum ada dan menjaga yang sudah ada,” ungkap Gusti Asnan.
Ia juga menilai, kegagalan Pemerintah Kota Padang dalam membudayakan sejarah. Karena, bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai sejarah negerinya. Karena, ciri khas dari suatu bangsa di era modern ini memang gampang dihapus apalagi dukungan pemerintah tidak ada.
“Jika semuanya dirubah sama saja menghapus sejarah dan tidak mendukung sejarah bangsa ini. sudah didukung pemerintah saja tetap juga sejarah kita semakin hari semakin hilang karena tidak adanya dukungan dari generai muda, apalagi tidak didukung oleh pemerintah,” tutup Gusti Asnan. (h/cw-ows)
Sumber Berita : http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/28871-pengamat-itu-menghilangkan-sejarah
Sumber Foto : http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/294-pahlawan/1173-bagindo-azizchan