Sabtu, 18 Januari 2014

Kegagalan Pemko Padang menghormati Pejuang Terdahulu...

PENGAMAT: ITU MENGHILANGKAN SEJARAH
GEDUNG BAGINDO AZIZ CHAN DIROBOHKAN

Kebijakan yang diambil Pemerintah Kota Padang tentang menjadikan gedung Bagindo Azis Chan menjadi pool bus massal dinilai sebagai kebijakan yang salah karena, gedung dan jalan Bagindo Azis Chan merupakan sejarah Kota Padang.

Menurut pengamat ke­bijakan Publik dari Uni­versitas Negeri Padang, Eka Pidya Putra pada Haluan, dinilai salah karena Bagindo Aziz Chan merupakan salah seorang Walikota Padang dan salah seorang yang berjasa untuk Kota Padang.

Menurutnya, Kota Pa­dang di bawah kepemim­pinan Walikota Padang, Fauzi Bahar banyak me­ngalami perubahan akibat kebijakan yang kurang tepat. Sehingga, kebijakan yang salah tersebut berujung kepada perubahan sistem. Termasuk merubah nama jalan Bagindo Aziz Chan dan merobohkan gedung Bagindo Aziz Chan.

“Kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Peme­rintah Kota Padang di bawah kepemimpinan Fauzi Bahar memang kerap me­nuai protes. Karena, kebijakan yang diambil tidak tepat, seperti perubahan nama jalan Bagindo Aziz Chan dan termasuk gedung Bagindo Aziz Chan yang akan dija­dikan loket bus massal. Ini bisa meng­hilangkan sejarah Kota Padang dan meng­hilangkan rasa hormat kita kepada pahlawan,” tandas Eka Pidya Putra.

Eka Pidya Putra me­nam­bahkan, ada banyak nama yang ada di Sumbar ini yang bisa dijadadikan nama jalan. Karena, meru­bah nama jalan dan gedung ikut merubah sejarah Kota Padang. Begitu juga dengan menjadikan gedung Bagindo Aziz Chan yang dijadikan pool bus massal.

Sementara itu, menurut pengamat sejarah Minang­kabau dari Universitas Andalas Padang, Profesor Gusti Asnan, merobohkan gedung Bagindo Aziz Chan yang ada di jalan Bagindo Aziz Chan merupakan kega­galan pemerintah meng­hormati pejuang terdahulu.

Sebab, ketika merubah sejarah lambat laun hakikat Kota Padang akan berubah. Karena, sudah tidak ada tanda-tanda lagi yang me­nunjukkan rasa penghor­mataan terhadap pendahulu.

“Sejatinya gedung Ba­gindo Aziz Chan sejalan dengan jalan Bagindo Aziz Chan. Ketika gedung dan jalan Bagindo Aziz Chan sudah mulai dihapuskan atau dirobah, tanda-tanda tersebut lambat laun akan hilang.

Inilah sebenarnya yang harus disadari oleh peme­rintah, jangan mencari sesuatu yang baru dan menghilangkan yang sudah ada. Tepatnya, mengadakan yang belum ada dan men­jaga yang sudah ada,” ungkap Gusti Asnan.

Ia juga menilai, kegaga­lan Pemerintah Kota Pa­dang dalam membudayakan seja­rah. Karena, bangsa yang besar merupakan bangsa yang menghargai sejarah negerinya. Karena, ciri khas dari suatu bangsa di era modern ini memang gam­pang dihapus apalagi duku­ngan pemerintah tidak ada.

“Jika semuanya dirubah sama saja menghapus seja­rah dan tidak mendukung sejarah bangsa ini. sudah didukung pemerintah saja tetap juga sejarah kita semakin hari semakin hilang karena tidak adanya duku­ngan dari generai muda, apalagi tidak didukung oleh pemerintah,” tutup Gusti Asnan. (h/cw-ows)

Sumber Berita : http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/28871-pengamat-itu-menghilangkan-sejarah

Sumber Foto : http://www.tokohindonesia.com/tokoh/article/294-pahlawan/1173-bagindo-azizchan