Senin, 06 Januari 2014

Mengenang Pembunuhan Muslim di Sebrenica

Pembunuhan beramai-ramai orang-orang Islam Bosnia oleh pasukan Serbia dalam Perang Balkan yang berlangsung pada tahun 1992-1995 dikatakan sebagai kejahatan perang terburuk di Eropah setelah Perang Dunia II. Lebih 200.000 Muslim Bosnia menjadi korban kekejaman pasukan Serbia selama perang berlangsung, dan sekitar 20.000 muslimah menjadi korban perkosaan yang dilakukan secara sistematik oleh pasukan Serbia.
Salah satu tragedi yang menyayat hati adalah perisiwa pembunuhan 8.000 lelaki dan remaja Muslim di Srebrenica. Pembantaian itu terjadi karena ketidakmampuan pasukan Belanda yang diberi mandat PBB untuk menjaga kem pengungsi di Srebrenica (sebenarnya pasukan Belanda hanya melihat saja tanpa berbuat apa-apa). Setelah pasukan Serbia berhasil menguasai Srebrenica, mereka mulai memisahkan laki-laki berusia 12-77 tahun untuk diinterogasi, yang sebenarnya awal dari pembantaian terhadap warga Muslim. Selama lima hari, pasukan Serbia dipimpin Jenderal Ratko Mladic dengan bantuan pasukan separa militer Serbia yang dikenali sebagai pasukan Scorpion, dan dengan leluasa melakukan pembunuhan beramai-ramai terhadap lelaki dewasa dan kanak-kanak lelaki Muslim.
Pemerintah Serbia yang dipimpin Radovan Karadzic menggalakkan tentera Serbia dan membiarkan pembunuhan demi pembunuhan sehingga 8.000 lelaki Muslim Bosnia menjadi korban dalam pembunuhan beramai-ramai itu.
Pembunuhan hampir 8000 lelaki Muslim dilakukan begitu terancang. Banyak dari pria muslim yang melarikan diri ke hutan sekitar Srebrenica ditangkap dan ditembak mati di beberapa lokasi. Sejumlah saksi mengatakan, tentera Serbia Bosnia menyamar sebagai Pasukan Baret Biru PBB, untuk memperdayakan warga muslim. Pasukan Serbia juga cuba menghapus jejak pembunuhannya dengan menggali kembali kuburan warga Muslim, dan jenazah korban dipisahkan dalam kubur-kubur yang lebih kecil.
Setelah perang berakhir, peristiwa pembantaian warga Muslim ini mulai mendapat perhatian dunia antarabangsa. Para keluarga korban menuntut agar para penjenayah itu diseret ke Mahkamah Antarabangsa. Setelah melalui perbahasan panjang, PBB akhirnya menetapkan peristiwa Srebrenica sebagai peristiwa pembersihan etnik atau genosida dan para pelakunya diumumkan sebagai telah melakukan jenayah perang.
Tribunal Yugoslavia mendakwa 19 orang yang dianggap terlibat dalam peristiwa pembantaian di Srebrenica. Namun tiga orang yang dianggap menjadi dalang aksi pembantaian tersebut adalah Radovan Karadzic, Jenderal Ratko Mladic dan ajudannya Zdravko Tolimir. Proses investigasi akhirnya juga menyeret mantan presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic sebagai salah satu suspek pelaku jenayah perang Bosnia. Milosevic meninggal dunia ketika sedang menjalani proses undang-undang di mahkamah abtarabangsa. Sementara Radovan Karadzic baru tertangkap setelah 11 tahun menghilang, sedangkan Jenderal Ratko Mladic, sampai saat ini masih belum diketahui tempat persembunyiannya. Meskipun, Radovan Karadzic telah tertangkap, hal itu tidak menghapuskan kekejaman yang dilakukan Serbia terhadap Muslim Bosnia.(ln/berbagai sumber)
sumber asal