Kontradiksi Simpati ke Palestina dari Para Simpatisan Jokowi
Buta ideologi dan buta politik telah membuat sebagian masyarakat 'Muslim' di Indonesia gelap mata dalam memberikan dukungan bagi Jokowi. Para pendukung Jokowi dengan latah membe...ri simpati ke Palestina tanpa menyadari bahwa sikap mereka itu sesungguhnya bertolak belakang dengan sikap para tokoh berpengaruh yang kini berada kubu Jokowi, seperti Jusuf Kalla dan Luhut Panjaitan (Kristen) yang secara berkelanjutan justru membuka jalan bagi ekspansi bisnis Zionisme Israel di negeri mayoritas Muslim ini. Bagi yang mencermati hal tersebut tentu menyadari bahwa simpati dari kubu Jokowi kepada Palestina sejatinya hanyalah topeng kebodohan dan pembodohan demi memikat simpati publik.
Selain kesamaan merintis bisnis Zionis ke Indonesia, JK dan Luhut juga memiliki persamaan ketika keduanya sama-sama masuk bursa cawapres bagi Jokowi sebelum akhirnya pilihan jatuh ke JK. Kesamaan motif ini juga perlu dicermati oleh umat Islam bahwa kedua sosok yang telah jadi pembuka pintu bagi Israel itu terindikasi dimainkan secara politik guna mewakili kepentingan Zionis. Sebelum pengumunan JK sebagai cawapres, Luhut sempat jadi calon kuat di bursa cawapres. Jendral Purnawirawan beragama Kristen ini tampaknya urung diajukan sebagai cawapres mengingat reaksi perlawanan umat Islam yang keras terhadap pencapresan Jokowi, sehingga dikhawatirkan menghambat elektabilitas Jokowi dalam pilpres bila lagi-lagi dipasangkan dengan seorang kafir, seperti halnya di Surakarta dan Jakarta.
Ketika pengusaha Israel Steve Stein pertama kali menggagas upaya hubungan dengan Indonesia - negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel - respon dia terima selalu sama. "Orang-orang mengatakan itu tidak akan pernah terjadi. Jangan buang waktu Anda," kata Stein kepada surat kabar The Jerusalem Post, Agustus 2010.
Maklum saja, sebagian besar umat Islam di Indonesia menolak hubungan dengan Israel lantaran negara Zionis ini masih menjajah Palestina. Pemerintah bersikap serupa sesuai amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yakni kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di seluruh dunia harus dihapuskan.
Namun Stein tetap melanjutkan ide gilanya itu. Pada 1992, dua tahun sebelum Israel dan Yordania meneken perjanjian hubungan diplomatik, Stein tiba di Jakarta untuk pertama kali. "Saya memulai dengan sebuah visi mencoba membuat perbedaan," ujarnya. "Mencoba mengubah pandangan dengan mendekati semua pihak."
Hasilnya mulai terlihat setelah dia 5 tahun bolak balik Tel Aviv-Jakarta. Dia ditunjuk menjadi konsultan bagi Asuransi Jasindo, perusahaan asuransi milik pemerintah. Dia ditugaskan membuka hubungan dagang dan investasi di antara kedua negara.
Awal milenium ke 2, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Jusuf Kalla, mencabut larangan hubungan dagang langsung antara perusahaan swasta Indonesia dan Israel. Keputusan itu tertuang dalam surat bernomor 26/MPP/Kep/11/2000 tertanggal 1 Februari 2000.
Setahun kemudian, Menteri Perdagangan Luhut Pandjaitan membenarkan pencabutan larangan itu. Luhut adalah Menteri Perdagangan dan Perindustrian (2000-2001) era Gus Dur yang menghebohkan dengan mengeluarkan Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara Indonesia dengan Israel.
Langkah ini mendapat tanggapan positif dari negara Zionis itu. Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Israel Ehud Olmert mencabut beberapa syarat untuk mendapat izin impor dari Indonesia dan Malaysia. Kebijakan ini diambil buat mengurangi beban kerja beberapa industri, seperti di sektor komunikasi, elektronik, dan perlaatan medis masih menggunakan komponen impor untuk merakit produk.
Sebulan setelah keputusan Kalla itu, Asuransi Jasindo dan Assure Ltd. (perusahaan asuransi milik pemerintah Israel) meneken perjanjian kerja sama. Mereka bakal memberi jaminan kredit ekspor bagi pengusaha dari kedua negara. Masih di bulan yang sama, Jasindo mengumumkan membuka kantor cabang pertama mereka di Israel.
Hasilnya tidak percuma. Nilai perdagangan Indonesia dan Israel terus meningkat. Dua tahun setelah langkah revolusioner itu, nilai impor Israel dari Indonesia mencapai USD 55 juta atau kini setara Rp 538,4 miliar.
Indonesia, kini memang menjadi incaran negara-negara di dunia, termasuk Israel. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi market bisnis yang menggiurkan bagi negara manapun di dunia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri Israel meluncurkan situs berbahasa Indonesia awal tahun 2007 lalu.
Selepas tsunami menyapu Aceh, Desember 2004, Stein memperluas kerja sama Israel dan Indonesia di bidang kesehatan dan penanggulangan bencana alam. Dia berjasa mengirim 75 ton bantuan kemanusiaan rakyat Israel buat korban tsunami. Dua dasawarsa sudah Stein menjembatani hubungan Indonesia dan Israel. Usaha tadinya dicibir kini menjadi buah bibir. "Karena saya tahu ini menguntungkan bagi rakyat Indonesia dan Israel."
Kenyataan-kenyataan ini sebenarnya aneh. Karena secara tegas dan jelas, Konstitusi Negara kita, UUD 1945, bersikap anti terhadap penjajahan dalam segala bentuk penindasan di muka bumi. Indonesia juga tidak pernah sudi membuka hubungan diplomatik dengan Israel, karena 'Negara; itu berdiri di atas tanah milik bangsa Palestina. Israel yang diproklamasikan sejak 14 Mei 1948, memang merupakan satu-satunya negara yang kini menjadi musuh bersama dunia Islam.
Pimpinan Jama'ah Ansharut Tauhid (JAT), Ustadz Abu Bakar Ba'asyir mengatakan bahwa Yahudi merupakan musuh nomor wahid bagi umat Islam. Yahudi mempunyai sifat sombong dan materalis. Selama ini, katanya, Yahudi telah memerangi Islam dengan berbagai cara termasuk dengan fisik dan ghozwul fikr (perang pemikiran).
Sekjen Forum Umat Islam (FUI), M Al-Khaththtath, mengungkapkan SK Menperindag No. 23/MPP/01/2001 Tgl. 10 Januari 2001 merupakan inkonstitusional karena bertentangan dengan UUD 1945 yang menyebutkan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pembukaan kantor dagang Israel di Jakarta, menurutnya, akan menimbulkan beberapa implikasi. Pertama, kantor dagang akan digunakan sebagai cover bagi kegiatan intelijen. Kedua, dimaksudkan untuk mendapat pengakuan diplomatik dari RI terhadap kedaulatan negara Zionis Israel. Ketiga, kantor dagang Israel akan mengeksploitasi ekonomi Indonesia. Sebelum menjajah Indonesia, yang dilakukan Belanda pertama kali adalah membuka kamar dagang melalui VOC, katanya membandingkan.
Dalam menyikapi hal tersebut, FUI juga menyerukan kepada para alim ulama, pemimpin ormas dan orpol Islam, pimpinan pesantren dan lembaga-lembaga Islam, para mahasiswa, pelajar, buruh dan pekerja muslim, serta jamaah umat Islam, kami serukan agar meningkatkan persatuan dan kesatuan serta ukhuwwah Islamiyyah dan sekaligus mewaspadai dan mengusir keberadaan kantor dagang Israel di Indonesia sebagai bentuk sikap penentangan umat kepada kaum Zionis. [TJ] Lihat Selengkapnya
Buta ideologi dan buta politik telah membuat sebagian masyarakat 'Muslim' di Indonesia gelap mata dalam memberikan dukungan bagi Jokowi. Para pendukung Jokowi dengan latah membe...ri simpati ke Palestina tanpa menyadari bahwa sikap mereka itu sesungguhnya bertolak belakang dengan sikap para tokoh berpengaruh yang kini berada kubu Jokowi, seperti Jusuf Kalla dan Luhut Panjaitan (Kristen) yang secara berkelanjutan justru membuka jalan bagi ekspansi bisnis Zionisme Israel di negeri mayoritas Muslim ini. Bagi yang mencermati hal tersebut tentu menyadari bahwa simpati dari kubu Jokowi kepada Palestina sejatinya hanyalah topeng kebodohan dan pembodohan demi memikat simpati publik.
Selain kesamaan merintis bisnis Zionis ke Indonesia, JK dan Luhut juga memiliki persamaan ketika keduanya sama-sama masuk bursa cawapres bagi Jokowi sebelum akhirnya pilihan jatuh ke JK. Kesamaan motif ini juga perlu dicermati oleh umat Islam bahwa kedua sosok yang telah jadi pembuka pintu bagi Israel itu terindikasi dimainkan secara politik guna mewakili kepentingan Zionis. Sebelum pengumunan JK sebagai cawapres, Luhut sempat jadi calon kuat di bursa cawapres. Jendral Purnawirawan beragama Kristen ini tampaknya urung diajukan sebagai cawapres mengingat reaksi perlawanan umat Islam yang keras terhadap pencapresan Jokowi, sehingga dikhawatirkan menghambat elektabilitas Jokowi dalam pilpres bila lagi-lagi dipasangkan dengan seorang kafir, seperti halnya di Surakarta dan Jakarta.
Ketika pengusaha Israel Steve Stein pertama kali menggagas upaya hubungan dengan Indonesia - negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel - respon dia terima selalu sama. "Orang-orang mengatakan itu tidak akan pernah terjadi. Jangan buang waktu Anda," kata Stein kepada surat kabar The Jerusalem Post, Agustus 2010.
Maklum saja, sebagian besar umat Islam di Indonesia menolak hubungan dengan Israel lantaran negara Zionis ini masih menjajah Palestina. Pemerintah bersikap serupa sesuai amanat Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yakni kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan di seluruh dunia harus dihapuskan.
Namun Stein tetap melanjutkan ide gilanya itu. Pada 1992, dua tahun sebelum Israel dan Yordania meneken perjanjian hubungan diplomatik, Stein tiba di Jakarta untuk pertama kali. "Saya memulai dengan sebuah visi mencoba membuat perbedaan," ujarnya. "Mencoba mengubah pandangan dengan mendekati semua pihak."
Hasilnya mulai terlihat setelah dia 5 tahun bolak balik Tel Aviv-Jakarta. Dia ditunjuk menjadi konsultan bagi Asuransi Jasindo, perusahaan asuransi milik pemerintah. Dia ditugaskan membuka hubungan dagang dan investasi di antara kedua negara.
Awal milenium ke 2, Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Jusuf Kalla, mencabut larangan hubungan dagang langsung antara perusahaan swasta Indonesia dan Israel. Keputusan itu tertuang dalam surat bernomor 26/MPP/Kep/11/2000 tertanggal 1 Februari 2000.
Setahun kemudian, Menteri Perdagangan Luhut Pandjaitan membenarkan pencabutan larangan itu. Luhut adalah Menteri Perdagangan dan Perindustrian (2000-2001) era Gus Dur yang menghebohkan dengan mengeluarkan Keputusan Menperindag No.23/MPP/01/2001 tertanggal 10 Januari 2001 yang melegalkan hubungan dagang antara Indonesia dengan Israel.
Langkah ini mendapat tanggapan positif dari negara Zionis itu. Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Perdagangan dan Perindustrian Israel Ehud Olmert mencabut beberapa syarat untuk mendapat izin impor dari Indonesia dan Malaysia. Kebijakan ini diambil buat mengurangi beban kerja beberapa industri, seperti di sektor komunikasi, elektronik, dan perlaatan medis masih menggunakan komponen impor untuk merakit produk.
Sebulan setelah keputusan Kalla itu, Asuransi Jasindo dan Assure Ltd. (perusahaan asuransi milik pemerintah Israel) meneken perjanjian kerja sama. Mereka bakal memberi jaminan kredit ekspor bagi pengusaha dari kedua negara. Masih di bulan yang sama, Jasindo mengumumkan membuka kantor cabang pertama mereka di Israel.
Hasilnya tidak percuma. Nilai perdagangan Indonesia dan Israel terus meningkat. Dua tahun setelah langkah revolusioner itu, nilai impor Israel dari Indonesia mencapai USD 55 juta atau kini setara Rp 538,4 miliar.
Indonesia, kini memang menjadi incaran negara-negara di dunia, termasuk Israel. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia menjadi market bisnis yang menggiurkan bagi negara manapun di dunia. Karena itu, Kementerian Luar Negeri Israel meluncurkan situs berbahasa Indonesia awal tahun 2007 lalu.
Selepas tsunami menyapu Aceh, Desember 2004, Stein memperluas kerja sama Israel dan Indonesia di bidang kesehatan dan penanggulangan bencana alam. Dia berjasa mengirim 75 ton bantuan kemanusiaan rakyat Israel buat korban tsunami. Dua dasawarsa sudah Stein menjembatani hubungan Indonesia dan Israel. Usaha tadinya dicibir kini menjadi buah bibir. "Karena saya tahu ini menguntungkan bagi rakyat Indonesia dan Israel."
Kenyataan-kenyataan ini sebenarnya aneh. Karena secara tegas dan jelas, Konstitusi Negara kita, UUD 1945, bersikap anti terhadap penjajahan dalam segala bentuk penindasan di muka bumi. Indonesia juga tidak pernah sudi membuka hubungan diplomatik dengan Israel, karena 'Negara; itu berdiri di atas tanah milik bangsa Palestina. Israel yang diproklamasikan sejak 14 Mei 1948, memang merupakan satu-satunya negara yang kini menjadi musuh bersama dunia Islam.
Pimpinan Jama'ah Ansharut Tauhid (JAT), Ustadz Abu Bakar Ba'asyir mengatakan bahwa Yahudi merupakan musuh nomor wahid bagi umat Islam. Yahudi mempunyai sifat sombong dan materalis. Selama ini, katanya, Yahudi telah memerangi Islam dengan berbagai cara termasuk dengan fisik dan ghozwul fikr (perang pemikiran).
Sekjen Forum Umat Islam (FUI), M Al-Khaththtath, mengungkapkan SK Menperindag No. 23/MPP/01/2001 Tgl. 10 Januari 2001 merupakan inkonstitusional karena bertentangan dengan UUD 1945 yang menyebutkan penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Pembukaan kantor dagang Israel di Jakarta, menurutnya, akan menimbulkan beberapa implikasi. Pertama, kantor dagang akan digunakan sebagai cover bagi kegiatan intelijen. Kedua, dimaksudkan untuk mendapat pengakuan diplomatik dari RI terhadap kedaulatan negara Zionis Israel. Ketiga, kantor dagang Israel akan mengeksploitasi ekonomi Indonesia. Sebelum menjajah Indonesia, yang dilakukan Belanda pertama kali adalah membuka kamar dagang melalui VOC, katanya membandingkan.
Dalam menyikapi hal tersebut, FUI juga menyerukan kepada para alim ulama, pemimpin ormas dan orpol Islam, pimpinan pesantren dan lembaga-lembaga Islam, para mahasiswa, pelajar, buruh dan pekerja muslim, serta jamaah umat Islam, kami serukan agar meningkatkan persatuan dan kesatuan serta ukhuwwah Islamiyyah dan sekaligus mewaspadai dan mengusir keberadaan kantor dagang Israel di Indonesia sebagai bentuk sikap penentangan umat kepada kaum Zionis. [TJ] Lihat Selengkapnya