Posted by rasyid agus | File under : Wawasan
Fidel Castro adalah Presiden Kuba dengan masa pemerintahan paling lama. Ia merebut kekuasaan tahun 1959 dan mendirikan negara komunis dan penganut idiologi Marxisme. Ia juga dikenal sebagai tokoh organisasi non blok dan tetap mempertahankan idiologi komunis walaupun banyak negara komunis runtuh.
Castro adalah anak seorang petani gula imigran dari Spanyol. Ia bergabung dengan Partai Rakyat Kuba tahun 1947 . Di bidang pendidikan ia memperoleh gelar bidang hukum dari Universitas Havana tahun 1950. Castro memimpin organisasi bawah tanah di saat Kuba dipimpin Fulgencio Batista Y Zaldiar. Ia menyulut gerakan revolusi di Santiago tahun 1953 sehingga ditangkap dan masuk tahanan. Setelah dibebaskan tahun 1955, Castro dibuang ke Meksiko dan AS. Ia kembali ke Kuba tahun 1956 bersama 82 tahanan lainnya. 70 orang rekan-rekannya terbunuh ketika mendarat di Kuba. Castro dan dua saudaranya Raoul dan Che Guevara termasuk 12 orang lainnya selamat. Ia terus melancarkan pemberontakan yang dikenal dengan gerakan 26 Juli. Rakyat Kuba mendukungnya sehingga pemberontakannya berhasil. Bulan Desember 1958 rakyat Kuba berbaris di Havana ketika ia memproklamasikan Revolusi Kuba. Ia kemudian menjabat sebagai Presiden Dewan Negara dan Dewan Menteri.
Castro kemudian menjalin hubungan ekonomi dan persenjataan dengan Uni Sovyet karena ajakan kerjasama dengan Amerika di tolak. Ia kemudian menasionalisasi sumber daya Kuba, membentuk pemerintahan kolektif, dan membentuk negara sosialis satu partai , memenjarakan lawan-lawan politik dan orang-orang yang dianggapnya kapitalis ke penjara. Amerika marah karena Castro menasionalisasi seluruh perusahaan-perusahaan Amerika di Kuba. Tahun 1961 tentara Amerika menyokong upaya kudeta terhadap Castro, namun gagal.
Castro justru tumbuh menjadi Marxisme sejati yang makin kuat kedudukannya serta secara terbuka bersekutu dengan Uni Sovyet. Tahun 1962 dunia hampir mengalami perang nuklir setelah Uni Soviet menempatkan hulu ledak nuklir di Kuba dan diarahkan ke Amerika. Ancaman keamanan dunia tersebut akhirnya dapat diselesaikan lewat perundingan alot antara Presiden John F Kennedy dengan pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev.
Castro makin berwibawa setelah ditunjuk sebagai ketua gerakan non blok oleh negara-negara berkembang pada akhir tahun 1980. Tahun 1993 Castro terlihat mengubah pola perekonomian Kuba melalui reformasi ekonomi terbatas yang melegalisasi beberapa perusahaan swasta. Dia melanjutkan reformasi ini hingga tahun 1995 sambil tetap menjalin hubungan erat dengan negara komunis yang masih tersisa seperti Cina. Hubungan Kuba-AS sempat memburuk setelah pesawat tempur Kuba menembak dua pesawat sipil AS yang di sewa pelarian Kba bulan Februari 1996. Pada bulan Januari 1998 Castro menerima kunjungan Paus Johanes Paulus II dan beberapa pemimpin negara yang kritis terhadap Amerika seperti Iran dan Malaysia.
Justru ketika sebuah ideologi usang mampu mensejahterakan sebuah bangsa. Negeri Cuba memang tidak kaya. Karena tidak ada orang kaya. Kota kotanya sederhana. Hampir semua usaha yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak dikuasai negara. Namun angka penganggurannya hanya 1 %, dengan tingkat kematian yang sangat rendah.
Tentu kita tidak bisa membayangkan bentuk penyelenggaraan sebuah negara seperti Cuba di sini. Hanya ada sesuatu yang jelas salah urus, ketika Pemerintah kita lebih mementingkan menalangi dana BLBI hampir 700 trilyun, yang jelas jelas bisa membiayai secara gratis 35 juta anak Indonesia dari TK sampai Universitas.
Tentu kita tidak bisa membayangkan bentuk penyelenggaraan sebuah negara seperti Cuba di sini. Hanya ada sesuatu yang jelas salah urus, ketika Pemerintah kita lebih mementingkan menalangi dana BLBI hampir 700 trilyun, yang jelas jelas bisa membiayai secara gratis 35 juta anak Indonesia dari TK sampai Universitas.
Fidel telah menuliskan sejarah yang dia catat. Baik atau buruk. Dia juga membuat kita sadar bahwa seorang yang turun pada saat puncak kekuasaannya adalah pemimpin yang sejati. Mungkin juga ia memilih menikmati memandang laut karibia, sebagaimana romantisme negeri yang ditulis oleh Ernest Hemingway dalam novelnya ‘ The old man dan the Sea ‘.
Fidel Castro Mengecam Cara-Cara Kekaisaran Amerika Serikat
Pendudukan-pendudukan seperti yang pernah dilakukan oleh rakyat Cuba, Venezuela, Bolivia bahkan oleh rakyat Papua dan masyarakat Bojonegoro patut untuk dicontoh. Aksi pendudukan tersebut harus dilakukan baik di kantor-kantor perusahaan industri tambang dan migas maupun di pabrik-pabrik mereka. Dan Front Persatuan sebagai alat alternatif untuk terus memimpin program mendesak ini
Fidel Castro, Pembangunan Nasional dan Kasino Raksasa
Kawanku Fidel yang baik!
Fidel Castro Mengecam Cara-Cara Kekaisaran Amerika Serikat
Selasa, 11 Oktober 2011 14:42
Kuba akan banyak berubah, namun perubahan itu akan terjadi berkat upaya rakyat Kuba sendiri, dan bukan menjadi produk tekanan AS, kata Fidel Castro dalam serial artikel `Refleksi` yang dipublikasikan oleh media Kuba.
Fidel mengolok-olok pernyataan Presiden AS Barack Obama Rabu mengenai kesiapan Washington untuk memulihkan hubungan normal dengan Kuba jika terjadi perubahan politik dan sosial yang signifikan di negara itu.
Fidel mengolok-olok pernyataan Presiden AS Barack Obama Rabu mengenai kesiapan Washington untuk memulihkan hubungan normal dengan Kuba jika terjadi perubahan politik dan sosial yang signifikan di negara itu.
Lima puluh tahun blokade dan rancang pidana yang menargetkan Kuba telah gagal untuk menghancurkan bangsa ini, tulis Fidel, yang kini 85 tahun.
Banyak tujuan akan mengubah Kuba, namun perubahan itu akan terjadi melalui upaya Kuba sendiri dan benar-benar bebas dari pengaruh Amerika Serikat.
Fidel mengatakan ia tidak mengesampingkan bahwa cara kekaisaran yang mengacu kepada Amerika Serikat akan jatuh sebelum itu terjadi.
Dia menyuarakan kemarahan atas fakta Rene Gonzales, salah satu dari lima perwira intelijen Kuba yang menjalani hukuman penjara di AS karena tuduhan spionase. Dia akan mampu kembali ke Pulau Kebebasan, orang Kuba sering menyebut tanah air mereka dengan nama ini, tepat setelah pembebasannya dari penjara dijadwalkan pada 7 Oktober.
Berdasarkan putusan pengadilan, Gonzales akan harus menghabiskan hukuman tiga tahun di AS sesuai dengan ketentuan pembebasannya lebih awal.
Pemerintah AS, yang menanggung keganjilan seperti Orlando Bosch dan Luis Posada Carriles, yang memaksa Rene untuk tinggal di wilayah Amerika atas belas kasihan para pembunuh yang tak terhukum setelah tiga belas tahun di penjara yang keras dan tak layak, Fidel menulis.
Ini adalah bagaimana AS bereaksi terhadap seruan-seruan untuk membebaskan lima warga Kuba yang makin keras dan keras di seluruh dunia, katanya menambahkan.
Dia menyuarakan kemarahan atas fakta Rene Gonzales, salah satu dari lima perwira intelijen Kuba yang menjalani hukuman penjara di AS karena tuduhan spionase. Dia akan mampu kembali ke Pulau Kebebasan, orang Kuba sering menyebut tanah air mereka dengan nama ini, tepat setelah pembebasannya dari penjara dijadwalkan pada 7 Oktober.
Berdasarkan putusan pengadilan, Gonzales akan harus menghabiskan hukuman tiga tahun di AS sesuai dengan ketentuan pembebasannya lebih awal.
Pemerintah AS, yang menanggung keganjilan seperti Orlando Bosch dan Luis Posada Carriles, yang memaksa Rene untuk tinggal di wilayah Amerika atas belas kasihan para pembunuh yang tak terhukum setelah tiga belas tahun di penjara yang keras dan tak layak, Fidel menulis.
Ini adalah bagaimana AS bereaksi terhadap seruan-seruan untuk membebaskan lima warga Kuba yang makin keras dan keras di seluruh dunia, katanya menambahkan.
Posted by PEMBEBASAN on Jumat, Februari 29, 2008 with No comments
Oleh : Paulus Suryanta Ginting
(Jubir Nasional LMND-PRM)
Fenomena bunuh diri atau percobaan bunuh diri anak-anak Sekolah Dasar (SD) di beberapa tempat seperti Kebumen, Tegal, Pemalang, Garut dengan alasan malu karena menunggak uang sekolah, atau karena orang tuanya tidak mampu membelikan buku baru atau seragam sekolah. Dan realitas prostitusi di dalam kampus adalah gambaran miris dunia pendidikan di Indonesia. Tidak berhenti disitu, gambaran lain adalah grafik peningkatan putus sekolah di berbagai daerah yang sangat besar, di Sumatera Selatan misalnya pada tahun ajaran 2004/2005 Sebanyak 9.055 pelajar SD dan SMP putus sekolah. Di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur Lebih dari 71 ribu anak putus sekolah. Di Kabupaten Garut, pada tahun 2004 sedikitnya ada 1.761 siswa SD/MI dan 664 siswa SMP/MTs mengalami putus sekolah.
Untuk perguruan tinggi, mirisnya kondisi pendidikan ditunjukkan dari menurunnya jumlah peserta mahasiswa baru. Pada tahun 2004 peserta seleksi penerimaan mahasiswa baru turun sekitar 4 persen (336.707 peserta) dibandingkan tahun 2003 sebanyak 350.306 peserta. Tahun 2005 menurun lebih parah mengalami penurunan sebesar 7,5 persen atau sekitar 311.000-an peserta.
Kondisi ini tidak dapat dilepaskan dari rendahnya pendapatan masyarakat klas menengah – bawah disatu sisi. Disisi lain, pendidikan yang seharusnya menjadi tanggung jawab negara justru diserahkan pada beban individu masing-masing. Diberbagai kampus negeri-yang dahulu terkenal sebagai kampus bagi rakyat, saat ini justru hanya dapat dinikmati oleh mahasiswa-mahasiswa dari klas atas. Sedangkan calon mahasiswa yang berasal dari klas bawah terpaksa melupakan mengecap pendidikan bergengsi di kampus-kampus terkenal tersebut. Dan itu baru biaya dasar kuliah, belum termasuk harga buku ataupun pembiayaan bagi kerja praktek , praktikum. Biaya pendidikan menjadi sangat membengkak.
Padahal di beberapa negara, beban pendidikan tidak diletakkan pada individu tetapi diletakkan pada beban negara. Sebab, negara sangat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas untuk menjalankan negara, bahkan mengolah hasil kekayaan yang dimiliki.
Di Indonesia, Mahkamah Konstitusi (MK), sebenarnya telah memutuskan agar anggaran pendidikan dinaikkan hingga sebesar 20% dari APBN. Tetapi ini tidak dijalankan oleh Pemerintah SBY-Kalla. Meski Pemerintahan SBY-Kalla melalui Mendiknas Bambang Sudibyo usai peringatan Hardiknas di Depdiknas mengumbar janji akan menjalankan keputusan Mahkamah Konstitusi pada tahun 2007 ditinjau dari logika ekonomi tetap tidak akan mungkin dijalankan apabila politik anggaran Pemerintah lebih ditekankan pada pembayaran utang luar negeri. Lihat saja besaran rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2006 untuk pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp. 76,629 Triliun atau 2,5% dari PDB, meningkat 0,3% dari APBN 2005. Sedangkan pembayaran cicilan utang pokok luar negeri sebesar 2,1% dari PDB. Lebih besar dari alokasi anggaran untuk kesehatan yang besarannya sekedar 0,4% dari PDB dan Pendidikan 1,4% dari PDB. Berbeda halnya di Cuba, anggaran pendidikan sudah di gratiskan oleh Pemerintahan Cuba, sebab anggaran pendidikan di Cuba sangat besar, sekitar 8% dari PDB atau 2% diatas anjuran anggaran pendidikan Unesco. Peneliti di Barat masih tak habis pikir bagaimana negara miskin seperti Cuba, dengan pendapatan per-kapita $2.800 (ppp) dapat menyaingi standar pendidikan negara-negara imperialis seperti Amerika Serikat ($37.800), Canada ($29.700) atau Inggris Raya ($27.700), terutama dalam hal akses pendidikan yang menyeluruh dan setara. Dalam bidang kesehatan, di Cuba angka kematian bayi bisa ditekan menjadi 5,2 per 1000 kelahiran dan harapan hidup meningkat menjadi 75 tahun (di Indonesia harapan hidup pada tingkat 66 tahun). sekitar 524.000 anak-anak antara 3-9 tahun mendapatkan vaksin polio dan dengan jumlah dokter sebanyak 70.000 orang untuk 12 juta penduduk atau 1 dokter untuk 600 orang (di Indonesia jumlah dokter 34.000 melayani 220 Juta penduduk).
Indonesia sesungguhnya dapat menyaingi Cuba, bahkan melebihi standarisasi Cuba dari segi kuantitas dan kualitas pendidikan. Sebab, Indonesia memiliki syarat-syarat kekayaan alam yang luar biasa, yang tidak dimiliki oleh Cuba. Indonesia memiliki banyak kekayaan, Minyak, Tambang, Gas Alam, Perkebunan, bahwa tenaga kerja. Dan banyak hal yang dimiliki Indonesia tidak dimiliki oleh Cuba. Dari segi ekonomi, pendapatan per kapita Indonesia ($3200) saja masih di atas Kuba. Tapi justru Cuba mampu menjalankan pendidikan dan kesehatan Gratis. Cuba dapat melakukan hal ini sebab, Revolusi Cuba berhasil membangun pemerintahan populis yang dapat mensentralisasi kekayaan alam untuk kepentingan rakyat Cuba. Melihat pengalaman negara lain.
Melihat pengalaman dari Cuba, pada tahun 1959, revolusi rakyat Cuba yang dipimpin oleh Fidel Castro, melakukan nasionalisasi perusahaan tambang Freeport Sulphur yang pada tahun itu baru saja produksi perdana biji nikel. Bahkan program nasionalisasi ini dilakukan oleh pemerintahan Castro terhadap seluruh perusahaan-perusahaan asing. Sejak itulah pemerintahan Cuba dapat memberikan pendidikan dan kesehatan gratis terhadap rakyatnya.
Selain itu, Hugo Chavez Frias, Presiden Populis Venezuela, setelah kemenangannya dalam pemilu tahun 1998 melakukan program nasionalisasi terhadap perusahaan minyak PDVSA. Sejak penerapan nasionalisasi tersebut Pemerintahan Venezuela menggratiskan pendidikan dan mendirikan sekolah-sekolah Bolivarian yang menyediakan makan dua kali sehari bagi murid-muridnya. Saat ini tercatat sudah 3000 sekolah Bolivarian terbangun dan sekitar 1,5 juta rakyat masuk dalam sekolah-sekolah gratis tersebutBahkan pemerintahan Venezuela akan memperluas Universitas-Universitas Bolivarian agar orang-orang yang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi dapat mengikutinya. Dalam program kesehatan, secara gratis pemerintah venezuela menyelenggarakan operasi mata untuk penyakit katarak secara gratis dan setiap tahunnya 100.000 orang mendapatkan operasi gratis ini. Membangun sistem kesehatan gratis yang massal dan mendatangkan 15.000 lebih dokter Cuba untuk meningkatkan mutu kesehatan bagi rakyat miskin di Venezuela.
Diluar Venezuela dan Cuba, Evo Morales, Presiden Bolivia, memajukan programnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dari memperbesar production sharring (bagi hasil produksi) menjadi nasionalisasi perusahaan minyak dan gas alam di Bolivia.
Jika dilihat dari jumlah kekayaan alam, Indonesia, ditunjukkan dari pendapatan dari Pajak penghasilan Migas dalam APBN 2005, sekitar 6,8% dari PDB, dan 5,2% dari Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk Migas. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sektor minyak, gas dan hasil tambang lainnya memiliki kontribusi yang besar terhadap pemasukkan negara. Pemasukkan yang seharusnya bisa jauh lebih besar dan jauh lebih dapat dinikmati oleh publik. Tetapi sejauh pembagian hasil yang kecil (25% untuk negara dari setiap hasil produksi perusahaan-perusahan asing) maka tetap tidak akan signfikan kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Terlebih sangat besarnya Capital Flight (larinya modal ke luar negeri) akibat besarnya pembayaran utang luar negeri dan pembayaran surat utang negara.
Belajar dari pengalaman Cuba, Venezuela, dan Bolivia, maka menasionalisasi perusahaan-perusahaan pertambangan, minyak dan gas alam merupakan suatu keharusan mendesak. Sebab, kekuatan kekayaan rakyat Indonesia terletak pada sektor-sektor tersebut. Dan kapitalisme internasional justru bercokol dan menghisap pada sektor-sektor itu. Dengan menasionalisasi perusahaan-perusahaan tersebut maka harapan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya pendidikan dan kesehatan gratis dapat diwujudkan. Mampukah kita?
Meski ini mendesak, tapi pada umumnya, para intelektual-intelektual pro pasar bebas selau bersikap negatif terhadap hal ini. Bahkan acap kali menentang program populis ini.dengan pernyataan bahwa sarjana-sarjana kita belum mampu mengambil alih perusahaan-perusahaan besar tersebut ataupun alasan moralis lainnya. Padahal Soekarno sendiri setelah revolusi 1945 sering mengkampanyekan nasionalisasi perusahaan-perusahaan asing yang mayoritas dimiliki oleh Belanda dan Jepang.Justru pada saat jumlah kampus teknik dan sarjana-sarjan kita masih sedikit.
Saat ini kampus-kampus yang memberikan pendidikan mengenai geologi, pertambangan, geofisika, lingkungan, perminyakan sudah banyak tersebar di beberapa kota besar dan dengan jumlah mahasiswa yang banyak. Ini saja sudah menjadi satu acuan bahwa kita mampu untuk menjalankan alih tekhnologi sendiri. Tidak lagi ditangan multinational corporation..
Apa yang harus dilakukan?
Program Nasionalisasi Industri Pertambangan dan Migas untuk pendidikan dan kesehatan gratis tidaklah dapat dilakukan oleh LMND sendiri. Tugas sejarah ini haruslah dijalankan bersama-sama oleh kelompok demokratik dan rakyat. Maka Front Persatuan Gerakan Rakyat merupakan jawaban yang paling untuk dalam kepentingan untuk melaksanakan program ini. Front Persatuan ini haruslah kuat dan terstruktur secara nasional. Tidak bisa lagi perjuangan dengan alat yang terpecah-pecah (Fragmentatif). Sebab musuh rakyat, Imperialisme, dan bonekanya Pemerintahan SBY-JK, sangat kuat dan terstruktur rapi. Front Persauan harus melakukan kerja-kerja bersama dalam mengkampanyekan program nasionalisasi industri pertambangan agar rakyat semakin memahami bahwa nasionalisasi industri pertambangan merupakan jawaban bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Agar rakyat semakin paham bahwa hal ini mendesak. Maka Front persatuan harus membangun posko-posko pendudukan perusahaan tambang dan migas. Posko pendudukan ini dibangun di kampus-kampus, di kampung-kampung sehingga rakyat mendapatkan tempat untuk berdiskusi, bertanya mengenai pentingnya program ini dijalankan secara konsisten.
Alat-alat propaganda seperti koran, selebaran reguler, spanduk, poster, pamflet harus disebar sebanyak-banyak baik di kampung-kampung maupun di kampus-kampus. Semakin banyak yang menerima, maka akan semakin banyak yang tertarik untuk berdiskusi, bertanya, mengerti dan akhirnya menjadi kekuatan inti untuk melakukan kerja politik bersama.
Panggung-panggung seperti seminar, diskusi publik, debat kampus, hingga debat kampung harus kita bangun agar semakin banyak yang mengerti sifat darurat dari program ini. Selain, agar kelompok-kelompok yang belum bersepakat dapat memahami hal penting dari program ini.
Fidel Castro, Pembangunan Nasional dan Kasino Raksasa
FIDEL CASTRO
“PEMBANGUNAN NASIONAL DAN KASINO RAKSASA”
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan beberapa gagasan yang disampaikan oleh seorang Fidel Castro yang notabene merupakan salah seorang mantan Presiden Kuba. Hal yang membuat saya tertarik mengutip beberapa gagasan dari Fidel Castro melalui pidatonya adalah karakteristik yang dimilikinya sebagai seorang yang berjiwa revolusioner, yang senantiasa melakukan berbagai upaya untuk membangun negaranya sehingga menjadi negara mandiri, berdikari, aman dan sejahtera yang tertuang dalam salah satu statemennya “Kuba tidak akan mengemis, Kuba tidak akan meminta bantuan kemanusiaan”.
Sosok Fidel Castro dikenal sebagai penentang kebijakan Amerika, dan dikenal sebagai sosok yang amat peduli dengan pendidikan yang akhirnya mengantarkan Kuba sebagai salah satu negara terbaik dalam bidang pendidikan di dunia. Fidel Castro berkata “ Kami tidak perlu kekayaan harta, tetapi kami perlu kekayaan dalam bidang kesehatan dan pendidikan”. Untuk mengenal lebih jauh sosok Fidel Castro, berikut saya kemukakan biografi serta gagasan-gagasan yang disampaikan melalui pidatonya.
A. Biografi
Fidel Castro adalah seorang pemimpin Kuba yang memerintah hampir 32 tahun, yakni dari tahun 1976 sampai tahun 2008. Fidel Castro yang mempunyai nama lengkap Fidel Alejandro Castro Ruz, lahir 13 Agustus 1926 di Kuba. Sebelum menjadi Presiden, Castro menjabat sebagai Perdana Menteri atas penunjukannya pada Februari 1959 setelah tampil sebagai komandan revolusi. Castro tampil sebagai sekretaris pertama Partai Komunis Kuba (Communist Party of Cuba) yang pada tahun 1965 Castro mentransformasikan Kuba ke dalam republik sosialis satu-partai.
Pada tahun 1947, Castro ikut dalam upaya kudeta diktator Republik Dominika Rafael Trujillo dan lari ke New York (Amerika Serikat) karena ia mendapat ancaman akan dihabisi lawan politiknya. Setelah meraih doktor di bidang hukum pada 1950, ia memprotes dan memimpin gerakan bawah tanah anti-pemerintah atas pengambil-alihan kekuasaan lewat kudeta oleh Fulgencio Batista pada 1952. Tahun 1953, ia memimpin serangan ke barak militer Moncada Santiago de Cuba, namun gagal. Sebanyak 69 orang dari 111 orang yang ambil bagian dalam serbuan itu tewas dan ia dipenjara selama 15 tahun.
Setelah mendapatkan pengampunan dan dibebaskan pada 15 Mei 1955, ia langsung memimpin upaya penggulingan diktator Batista. Perlawanan ini kemudian dikenal dengan Gerakan 26 Juli. Pada 7 Juli 1955, ia lari ke Meksiko dan bertemu dengan pejuang revolusioner Che Guevara. Bersama 81 orang lainnya, ia kembali ke Kuba pada tanggal 2 Desember 1956 dan melakukan perlawanan gerilya selama 25 bulan di Pegunungan Sierra Maestra.
Di luar Kuba, Castro mulai menggalang kekuatan untuk melawan dominasi Amerika Serikat dan bekas negara Uni Soviet. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, cita-cita dan impiannya mulai diwujudkan dengan bertemu Hugo Chávez di Venezuela dan Evo Morales dari Bolivia. Karena itu, Kuba merupakan salah satu negara yang paling dibenci oleh Amerika. Meski demikian, Amerika masih bisa mengambil sebongkah tanah milik Kuba untuk kepentingan penjaranya, yaitu Guantanamo. Penjara yang semasa penggulingan rezim Saddam Husein tersebut dipenuhi oleh banyak orang Irak yang tersiksa, selalu dituntut oleh Castro untuk segera dikembalikan.
Castro adalah seorang yang gigih dalam memperjuangkan prinsip hidupnya. la tidak pernah takut untuk berhadapan dengan siapa pun dan negara manapun. Karena prinsip hidup Castro yang keras dan tidak mau tunduk kepada kepentingan ekonomi serta politik Amerika inilah yang membuat Amerika memandangnya sebagai sebuah ancaman. Agar Castro dipandang sebagai musuh dunia, Amerika memberikan cap negatif kepada Fidel Castro, yaitu sebagai seorang diktator komunis. Dituduh sebagai seorang diktator komunis tentu saja memberi efek kurang baik bagi Castro, baik di lingkungan internasional maupun di lingkup Kuba sendiri. la bahkan pernah dituding sebagai seorang diktator yang tega memeras rakyatnya demi keuntungan kantong pribadinya. Mendengar isu tersebut, Castro dengan lantang meemberikan jawaban, “Jika mereka mampu membuktikan aku memiliki rekening di luar negeri, bahkan jika itu berisi satu dolar, aku akan mengundurkan diri dari kedudukanku!”
Setelah gagal mendiskreditkan Fidel Castro, Amerika kemudian memberikan serangkaian embargo, termasuk ekonomi kepada Kuba. Akan tetapi, Castro tetap eksis di kursi singgasananya. Namun, Amerika tidak pernah tinggal diam, Fidel Castro telah berkali-kali mengalami percobaan pembunuhan karena telah berani melawan Amerika Serikat.
Segala macam cara di tempuh oleh CIA, badan intelijen Amerika, untuk melenyapkan Fidel Castro dari muka bumi, mulai dari memberi racun dan bahan peledak pada cerutu yang biasa dihisapnya, memberi dosis kematian LSD, memasukkan sianida pada susu coklatnya, memberi infeksi tuberkolosis pada baju yang dipakainya, ancaman-ancaman pembunuhan pada setiap kunjungan kenegaraan, hingga memberi obat perontok rambut dan jenggot agar wibawa serta karismanya merosot di mata rakyat.
Amerika menggunakan segala macam cara untuk menggulingkan pemerintahan Castro, termasuk melalui sebuah skenario besar dan terkenal di masa lalu, yaitu peristiwa Teluk Babi. Akan tetapi, untuk kesekian kalinya upaya tersebut gagal dan membuat wajah Amerika Serikat tercoreng dan malu di mata dunia pada tahun 1961.
Ketegangan Amerika Serikat-Kuba telah tumbuh sejak Castro menggulingkan rezim diktator militer sayap kanan Jenderal Fulgencio Batista yang didukung AS, pada 1 Januari 1959. Pemerintahan Amerika ketika dipimpin oleh Eisenhower dan Kennedy menilai bahwa pergeseran Castro kepada Uni Soviet tidak bisa diterima, dan karena itu mereka berusaha menggulingkannya. Namun, keinginan AS itu tidak berhasil dicapai melalui invasi Teluk Babi yang gagal total dan justru malah menjadi noda internasional bagi pemerintahan Kennedy sendiri.
Beberapa kejadian yang dirancang Amerika untuk menggulingkan Castro, justru malah membuat nama Castro menjadi lebih populer dari sebelumnya. Melalui peristiwa itu, Castro bahkan memperoleh kekuatan baru untuk menanamkan sentimen-sentimen nasionalistik di tubuh rakyat, dalam rangka mencari dukungan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan ekonominya. Hal lain yang lebih menyakitkan bagi Amerika adalah berhasilnya Kuba dalam melakukan penyanderaan seribu lebih tawanan Amerika Serikat, yang pada akhirnya justru Amerika Serikatlah yang harus memasok sejumlah makanan dan obat-obatan seharga 53 juta dolar sebagai pembayaran untuk membebaskan para tawanan itu. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah,” kata Castro, “Imperialisme telah membayar kerugian perang!”
B. Orientasi Politik Fidel Castro (Menanam Marxisme di Kuba)
Meski Castro memiliki jiwa militan dan cenderung revolusioner, namun orientasi politik yang dimilikinya sebenarnya adalah liberal. Karena itu dalam gerakan mahasiswa ia sering bentrok dengan kaum komunis. Pada awalnya, Fidel Castro sebenarnya bukan seorang Marxis. Akan tetapi, setelah ia berada pada puncak kekuasaan, jiwa Marxisme baru terbentuk. Castro banyak melakukan pembenahan di lingkup pemerintahan Kuba, yang salah satunya adalah menjadikan Kuba sebagai negara sosialis. Pembenahan itu berangkat dari ukuran politik serta prinsip ideologi yang dianut Castro.
Pada tahun 1961, dalam pidatonya Castro menyatakan bahwa Kuba resmi menganut paham sosialis. Saat itu pula ia menyatakan bahwa pemerintah tidak lama lagi akan menyelenggarakan pemilihan umum, dengan ketentuan bahwa “Revolusi tak akan memberi kesempatan sedikit pun kepada kelas penindas untuk tampil lagi menegakkan kekuatan”. Pada 2 Desember 1961 ia menegaskan kembali bahwa program Marxistis-Leninistis akan diterapkan sesuai dengan kondisi subjektif negeri Kuba.
Selama bertahun-tahun di bawah pemerintahan Castro, Kuba terus bertumbuh, termasuk bidang ekonominya. Di tahun 1983 pertumbuhan ekonomi Kuba telah mencapai 5%, di tengah kondisi negara-negara Amerika Latin umumnya sedang terseok-seok. Sejak tahun 2000, pemerintah Kuba menggelar program “University for All”. Program ini memberi kesempatan bagi seluruh rakyat Kuba, laki-laki, perempuan, sudah menikah ataupun belum, untuk menempuh pendidikan hingga universitas. Tujuannya untuk menjadikan Kuba sebagai Negara “nation becomes a university.” Salah satu dari program ini adalah pendidikan melalui televisi. Pemerintah memberikan waktu tayang sebanyak 394 jam siar untuk program pendidikan setiap minggunya. Siaran pendidikan yang dilakukan melalui televisi ini diberikan oleh para professor, yang berimplikasi pada output yang diperoleh oleh masyarakat yang menonton televisi.
C. Kekhasan Fidel Castro
Terdapat beberapa karakteristik yang khas dari seorang Fidel Castro. Saat berpidato di hadapan sidang atau rapat-rapat besar PBB misalnya, Castro akan memukul mikrofon setiap kali menyebutkan kata Amerika Serikat. Hal tersebut membuktikan kebenciannya atas Amerika Serikat.
Sampai akhir masa jabatannya, Fidel Castro tetap mempertahankan Marxisme. Ia menerapkan partai tunggal di negaranya, hal yang selalu ditentang oleh Amerika. Bagi Castro, partai tunggal sangat perlu untuk menyatukan rakyat Kuba. Multi partai dinilai berpotensi menjadi “pintu masuk” bagi Amerika untuk mengendalikan Kuba dari Gedung Putih.
Atas nama demokrasi, sejak dulu Amerika ingin begitu leluasa mengendalikan Kuba, meskipun tindakan itu sebetulnya jauh lebih tidak demokratis lagi karena bagaimanapun demokrasi cenderung menghargai perbedaan dan mengecam kesewenang-wenangan. Fidel Castro merupakan seorang pemimpin yang flamboyan di mata rakyatnya. Castro adalah orang yang sangat tegas terutama dalam menjalankan ideologi dan prinsipnya. Dalam hal ini ia tidak peduli dengan permasalahan Hak Asasi Manusia. Suatu kali ia dengan tegas menyatakan ketidaksediaannya berkompromi dengan segala imbauan tentang hak-hak asasi manusia.
Segala kritik atas kebijakannya, ia timpali hanya dengan mengangkat bahu. Termasuk soal Hak Asasi Manusia yang selalu diributkan pihak Amerika. Tindakan Amerika yang selalu mengincar kematiannya, bagi Castro mungkin dianggap sebagai sebuah pelanggaran Hak Asasi Manusia yang dilakukan oleh negara yang katanya sangat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia. Negara semacam itu menurut Castro sebetulnya tidak pantas untuk membela dan memperjuangkan Hak Asasi Manusia.
Kini Fidel Castro yang dituduh sebagai seorang diktator oleh pemerintah Amerika itu telah meletakkan jabatannya. la tidak menjalankan niatnya untuk menjadi Presiden seumur hidup di Kuba seperti yang pernah disampaikannya di era 70-an silam. Jabatan Presiden Kuba telah dilepaskan Fidel Castro pada 24 Februari 2008 dan diserahkan kepada Raul Castro, adiknya. Raul adalah orang yang pernah sama-sama berjuang dengan Fidel Castro dalam menggulingkan kekuasaan Batista. Namun demikian, tokoh sentral Kuba tetaplah Fidel Castro. Seperti yang disampaikan oleh Raul Castro dalam pidato pelantikannya “Fidel adalah Fidel, Fidel tidak tergantikan.”
D. Persahabatan Fidel Castro dan Bung Karno
Sebagai seorang pemimpin yang diagungkan rakyatnya, ternyata Fidel Castro mempunyai hubungan dekat dengan Bung Karno (Presiden RI pertama). Persahabatan itu sudah terjalin lama dan berjalan sangat baik sebagai sesame pemimpin negara. Secara pribadinya, kedua pemimpin ini mempunyai beberapa persamaan karakter, dimana salah satu karakter yang sama dari keduanya adalah “jiwa progresif revolusioner.” Keduanya adalah orang-orang kiri, orang-orang sosialis, anti Nekolim. Karenanya, tentu saja, keduanya menjadi musuh atau setidaknya dimusuhi oleh Amerika Serikat dan sekutunya.
Kedekatan hubungan antara Fidel Castro dengan Bung Karno terlihat dalam surat yang disampaikan oleh Bung Karno Pasca tragedi Gestok (Gerakan Satu Oktober) atau Gerakan 30 September/PKI itu. Dimana pada saat itu, terjadi dialog cukup intens antara Bung Karno dan Castro, melalui perantara Dubes Hanafi yang merupakan orang kepercayaan Sukarno yang menjadi duta besar Indonesia di Kuba. Berikut adalah kutipan surat yang disampaikan Bung Karno kepada Fidel Castro sebagaimana tersedia dalam http://nichoz.wordpress.com (diakses tanggal 14 April 2013)
Kawanku Fidel yang baik!
Lebih dulu saya mengucapkan terima kasih atas suratmu yang dibawa oleh Duta Besar Hanafi kepada saya. Saya mengerti keprihatinan saudara mengenai pembunuhan-pembunuhan di Indonesia, terutama sekali jika dilihat dari jauh memang apa yang terjadi di Indonesia – yaitu apa yang saya namakan Gestok dan yang kemudian diikuti oleh pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh kaum kontra revolusioner, adalah amat merugikan Revolusi Indonesia.
Tetapi saya dan pembantu-pembantu saya, berjuang keras untuk mengembalikan gengsi pemerintahan saya, dan gengsi Revolusi Indonesia. Perjuangan ini membutuhkan waktu dan kegigihan yang tinggi. Saya harap saudara mengerti apa yang saya maksudkan, dan dengan pengertian itu membantu perjuangan kami itu. Dutabesar Hanafi saya kirm ke Havana untuk memberikan penjelasan-penjelasan kepada saudara. Sebenarnya Dutabesar Hanafi masih saya butuhkan di Indonesia, tetapi saya berpendapat bahwa persahabatan yang rapat antara Kuba dan Indonesia adalah amat penting pula untuk bersama-sama menghadap musuh, yaitu Nekolim.
Sekian dahulu kawanku Fidel! Salam hangat dari Rakyat Indonesia kepada Rakyat Kuba, dan kepadamu sendiri!
Jakarta, 26 Januari 1966
Kawanmu
Ttd
Soekarno
E. Fidel Castro dan Pidatonya
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Fidel Castro merupakan salah satu pemimpin dunia yang ahli dalam berpidato, dimana setiap pidatonya pasti disambut dengan tepuk tangan meriah dari rakyat atau pengikutnya di Kuba. Kemahirannya dalam berpidato, membuat Fidel Castro dikenal sebagai pemimpin kharismatik dan berjiwa revolusioner yang selalu memberikan pidato dengan berapi-api. Berikut saya sajikan salah satu pidato yang disampaikan Fidel Castro dalam Konferensi Internasional tentang Pembiayaan Pembangunan di Monterey, tanggal 21 Maret 2002 sebagaimana dikutip dalam http://mie2gination. wordpress.com (diakses tanggal 14 April 2013).
Pidato Yang Mulia Dr. Fidel Castro Ruz (Presiden Republik Kuba)
Pada Konferensi Internasional tentang Pembiayaan Pembangunan
Monterey, 21 Maret 2002
Hadirin yang mulia,
Tidak semua orang di sini akan menyetujui pendapat-pendapat saya. Meski begitu, dengan penuh hormat, saya akan tetap mengatakan apa yang saya pikirkan. Tatanan ekonomi dunia yang saat ini sedang berlaku merupakan sebuah sistem yang penuh dengan penjarahan demi penjarahan, eksploitasi demi eksploitasi, yang tiada taranya dalam sejarah manusia. Kepercayaan rakyat semakin berkurang terhadap pernyataan-pernyataan dan janji-janji para elit pengelola sistem ini. Prestise lembaga-lembaga keuangan internasional anjlok hingga di bawah nol.
Perekonomian dunia sekarang ini laksana sebuah kasino raksasa. Analisis-analisis termutakhir menunjukkan bahwa untuk setiap dolar yang beredar dalam perdagangan, pada akhirnya, lebih dari seratus persennya diputar melalui kegiatan-kegiatan yang spekulatif, dan benar-benar terputus dengan kegiatan ekonomi yang nyata. Hasil dari tatanan ekonomi seperti ini, lebih dari 75% penduduk dunia hidup dalam kondisi keterbelakangan (underdevelopment), dan angka kemiskinan yang parah (extreme poverty) di Dunia Ketiga telah mencapai 1,2 triliun orang. Jadi, bukannya menyempit, kesenjangan ini justru semakin melebar. Angka penghasilan negara-negara terkaya, yang pada tahun 1960 berjumlah 37 kali lebih besar dari angka penghasilan negara-negara termiskin, kini naik menjadi 74 kalinya. Situasi ini sedemikian parahnya sehingga jumlah harta tiga orang terkaya di dunia ini setara dengan jumlah GDP (Gross Domestic Product) 148 negara termiskin.
Pada tahun 2001, rakyat yang benar-benar menderita kelaparan berjumlah 826 juta. Saat ini terdapat sebanyak 854 juta orang dewasa yang buta huruf dan 325 juta anak yang tidak bersekolah. Terdapat sebanyak 2 triliun orang yang tak memiliki akses terhadap fasilitas pengobatan yang murah dan 2,4 triliun orang hidup di bawah standar dasar sanitasi. Tak kurang dari 11 juta anak yang berusia di bawah 5 tahun tewas setiap tahunnya karena sebab-sebab yang seharusnya bisa dicegah, sedangkan 1,5 juta anak menderita kebutaan akibat kekurangan vitamin A. Rentang hidup penduduk di negara-negara maju 30 tahun lebih tinggi ketimbang rentang hidup penduduk di Afrika Subsahara.
Ini semua merupakan pembunuhan masal yang sesungguhnya (a true genocide). Negara-negara miskin tak boleh disalahkan atas tragedi ini. Bukan mereka yang menaklukkan atau menjarah seluruh benua selama berabad-abad; mereka juga tidak menyelenggarakan kolonialisme, atau menerapkan kembali perbudakan; dan, imperialisme modern bukanlah buatan mereka. Maka, tanggungjawab utama untuk membiayai pembangunan mereka menjadi tanggungan negara-negara yang dengan alasan-alasan sejarah yang sudah jelas, kini menikmati hasil dari segenap kekejian itu.
Negara-negara kaya itu harus menghapuskan utang luar negeri negara-negara miskin, dan lantas memberikan lagi kredit lunak yang baru untuk membiayai pembangunannya. Tawaran-tawaran bantuan model lama, selama ini, selalu tidak cukup dan seringkali tidak masuk akal, juga tidak memadai atau tidak membantu. Untuk mewujudkan pembangunan ekonomi dan sosial yang adil dan lestari di negara-negara miskin, dibutuhkan lebih banyak dana daripada yang biasanya mereka terima. Sebuah metode penghitungan sebagaimana yang diajukan oleh James Tobin untuk mengurangi aliran spekulasi mata uang yang tak bisa ditekan. Walaupun bukanlah idenya untuk mendukung pembangunan model ini, barangkali akan menjadi satu-satunya metode yang di tangan lembaga-lembaga yang tak cukup terpercaya seperti IMF. Dana ini akan menyuplai langsung kebutuhan pembangunan negara-negara miskin, dengan suatu partisipasi yang demokratis dari semua negara, tanpa mengorbankan kemerdekaan dan kedaulatan rakyat.
Draft konsensus untuk ide ini, yang sedang digodok oleh para pemimpin dunia dalam konferensi ini, bermaksud agar kita menyetujui semua kegiatan campur tangan yang memalukan, yang dianggap lazim, di atas. Segala sesuatu yang kita ciptakan sejak sistem Bretton Woods hingga kini harus ditinjau ulang. Sebuah visi yang dulu menatap jauh ke depan telah hilang; kemudian, yang menang adalah hak-hak istimewa dan kepentingan-kepentingan kaum yang paling berkuasa semata. Dalam menghadapi krisis yang akut saat ini, suatu bayangan masa depan yang lebih buruk masih akan muncul karena tragedi-tragedi ekonomi, sosial, dan ekologis semakin banyak dan tak dapat dikendalikan. Tragedi-tragedi itu tak aka pernah tertanggulangi. Jumlah kaum yang miskin dan menderita kelaparan akan tumbuh semakin banyak, sebagaimana sebagian besar umat manusia telah terbunuh.
Inilah saat yang baik bagi para negarawan dan politisi untuk merenungkan semua fakta ini secara jernih. Keyakinan kita selama ini terhadap tatanan sosial dan ekonomi yang ada, yang telah terbukti benar-benar tidak berperikemanusiaan, harus dibongkar. Seperti pernah saya katakan sebelumnya bahwa persenjataan perang yang semakin canggih, yang menumpuk di gudang-gudang senjata milik negara-negara termakmur dan paling berkuasa, bisa membunuh kaum-kaum malang yang buta huruf, penyakitan, miskin, dan kelaparan, namun tak bisa membunuh ketersingkiran, penyakit, kemiskinan, dan kelaparan itu sendiri. Harus dikatakan secara tegas “Selamat tinggal, perang!”. Sesuatu mesti dikerjakan untuk menyelamatkan umat manusia. Suatu dunia yang lebih baik tetap niscaya. Terimakasih
Referensi dari Berbagai Sumber
Pidato Fidel Castro pada Konferensi Internasional tentang Pembiayaan Pembangunan . Tersedia di http://mie2gination.wordpress.com. Diakses tanggal 14 April 2013
Biografi Fidel Castro. Tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/ Fidel_Castro. Diakses tanggal 14 April 2013
Persahabatan Fidel Castro dan Bung Karno. Tersedia di http://nichoz.wordpress.com. Diakses tanggal 14 April 2013