Jumat, 12 September 2014

Setelah Hengkang, Ahok Tidak Mau Akui Jasa Gerindra di Pilkada Jakarta
Kamis, 11 September 2014 , 14:59:00 WIB
Laporan: Elitha Tarigan

AHOK-PRABOSO SUBIANTO/NET


RMOL. Selepas menyatakan mundur dari Partai Gerindra karena alasan tak sepaham, Wakil Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), terus menjelek-jelekkan bekas partainya itu. 

Kali ini, Basuki mengklaim partai binaan Prabowo Subianto itu tidak berperan besar dalam pemenangannya di Pilkada DKI 2012. Ia hanya mengakui dukungan yang besar dari PDI Perjuangan.

"Gerindra waktu itu tidak semua usulkan nama saya. Ada yang usul Jokowi-Dedy Mizwar. Lalu PDIP putuskan Jokowi-Basuki. Kebetulan saja PDIP memilih saya," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (11/9).

Bahkan, menurut Ahok selama ini Gerindra menganggapnya sebagai simbol kecelakaan politik belaka. Dia mengatakan, Gerindra tidak harus ribut mengklaim peran besar dalam pemenangannya di Pilkada 2012.

"Kalau ini dibilang saya harus mundur, dasarnya apa? Gerindra waktu itu cuma enam kursi DPRD, tidak bisa mencalonkan saya. Yang mencalonkan saya adalah Pak Jokowi dan dari PDIP," tandasnya.

Ia sadar tak memiliki modal apapun saat Pilkada DKI 2012. Namun, sosok Jokowi yang ternyata sudah dikenal oleh rakyat memberi keuntungan lebih kepadanya.

"Artinya, suara kami ini bukan suara partai yang membuat kami duduk di sini. Itu tidak konsisten Anda meminta saya mundur, Anda takut saya jadi gubernur saja," tegasnya.

Sebelumnya, politisi Partai Gerindra sekaligus anggota DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengimbau agar Ahok meninggalkan posisi Wagub DKI karena telah menganggap remeh partainya sendiri. Bahkan, Taufik mengimbau Ahok keluar dari kewarganegaraan Indonesia kalau RUU Pilkada, yang jadi sumber ketidaksepahaman, disahkan.

"Ahok harus menghormati produk hukum negara. Kalau tidak setuju, silakan cari negara yang sesuai dengannya. Silakan juga keluar dari Gerindra, dan kalau konsisten keluar dari posisi Wagub karena dia maju dari Gerindra," kata Taufik. [ald]