Jumat, 29 Agustus 2014


Agus Salim bersama teman-teman Ranah Minang.
Mereka adalah (dari kanan ke kiri): Haji Agus Salim, Sutan Sjahrir, dan Muhammad Hatta. Sedangkan Amir Sjarifuddin (pakai dasi), yang berdiri paling kiri, berdarah Batak (lihat: Jacques Leclerc, Amir Sjarifuddin; Antara Negara dan Revolusi, 1996).
H. Agus Salim, Hatta dan Sjahrir, tiga putra Minangkabau terbaik, dikenang karena kesederhanaan mereka. Sejarah telah mencatat bahwa mereka tak ragu-ragu meninggalkan kekuasaan bila gerak gerik kekuasaan itu sendiri sudah tidak sesuai lagi dengan hati nurani mereka. Mereka tak lena oleh uang berkebat, apalagi yang berbentuk komisi ini dan itu yang diserahkan dalam bentuk amplop yang disuruk-surukkan. Mereka adalah teladan dan cermin terus yang dilupakan oleh kebanyakan politikus negeri ini sekarang.
Duhai, di manakah orang-orang seperti mereka dapat dicari dalam ranah politik Indonesia kini, yang sudah kelam oleh celaga korupsi dan makin carut-marut tak berkuruncingan