Jumat, 29 Agustus 2014

BANGGA JADI ANAK PKI


Maaf tulisan saya pahit dan pedas. Tapi moga jadi masukan/peringatan sehingga kita bisa menghindarinya sekuat mungkin.
Ibu Tri Mumpuni tanya soal Islam radikal seperti FPI dsb. Itu sekedar Reaksi dari Aksi. Kata orang dulu: Ada Ubi ada Talas. Ada Islam Ekstrim karena ada Anti Islam Ekstrim seperti PKI, Serikat Jesuit, Kristen Evangelis, Syi'ah garis keras, Liberal, dsb. Nah kelompok ekstrim bebas ini jika saling gebuk bisa bayangkan sendiri. Dan FPI ini termasuk "jinak". Paling cuma menggebuk warung minuman keras/pelacuran. Ada kelompok lain yang jauh lebih keras dan terorganisir hingga ke seluruh dunia dengan tujuan mendirikan "Negara Islam". Tujuannya bagus, namun caranya dengan pertumpahan darah seperti di Suriah dan Iraq.
Pertama kelompok Liberal dsb memperalat KPK guna memberangus Islam keras seperti penahanan tokoh2 PKS, Surya Dharma Ali dsb. Nanti itu akan ada reaksinya.
Kelihatannya sih nggak sulit2 amat. Paling Indonesia hancur seperti Iraq, Suriah, Libya, Ukrainia, dsb. Apalagi pencabutan subsidi IMF itu biasanya menciptakan IMF Riot. Dgn presiden sipil yang lemah dan tidak punya legitimasi karena dianggap curang, cocok dah.. 
Korupsi di Indonesia ada 2:
1. Korupsi Raksasa yang dilakukan Kompeni Asing yang bisa mencapai 99% seperti pembagian emas Freeport di Papua
2. Korupsi umum para pejabat kita yang mengkorup sebagian dari sisa 1% di atas.
Isu Korupsi nomor 2 ini sering dipakai IMF dan antek2nya untuk menjual BUMN2 sehingga kekayaan Indonesia dikuasai asing. Korupsi raksasa jadi lebih lancar.
Sejak jatuhnya Soeharto dan Habibie, rakyat Indonesia terus menuju dasar jurang kebangkrutan. BBM dinaikkan berulangkali dari Rp 150/liter di tahun 1980 jadi Rp 6500/liter di tahun 2014. Sekarang mau dinaikkan lagi. Ini memicu kenaikan harga2 barang lainnya hingga 40 x lipat lebih. Padahal penghasilan rakyat kita tidak sebesar itu naiknya.
Satu faktor kejahatan = Ekonomi / Kemiskinan. Jadi pupuk untuk kerusuhan di Indonesia seperti Perang Ambon dan Perang Poso sudah ada. Apalagi ada "Universitas Jihad" di Suriah dan Iraq di mana "Mujahidin" Indonesia turut belajar.
Saat perang seperti di Ambon, percayalah tidak ada lagi TNI dan Polri karena mereka akan terlibat kerusuhan sektarian. JK mungkin sombong menyatakan dia berhasil meredam konflik Ambon dan Poso. Tapi tanya: Siapa Presidennya saat itu? Presidennya Jenderal SBY seorang ahli militer. Nah kalau Presidennya seorang Sipil yang tidak mengerti beda Panser dengan Main Battle Tank Leopard kira2 bisa tidak?
Tulisan ini sekedar warning, tapi berdasarkan fakta2 yang ada.
Pelarangan peredaran buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI" yang dikemukakan Wakil Presiden Hamzah Haz malah membuat karya itu laris manis. [baca: Wapres: Sita Buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI"].
Berdasarkan pemantauan SCTV, harga buku karangan Ribka Tjiptaning Proletariati, tokoh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
http://news.liputan6.com/read/42573/wapres-mempromosikan-quotaku-bangga-jadi-anak-pkiquot
Bank Dunia dan IMF Gunakan Isyu Korupsi untuk Jalankan Privatisasi dan Agenda Neolib Lainnya
http://infoindonesiakita.com/2011/04/26/bank-dunia-dan-imf-gunakan-isyu-korupsi-untuk-jalankan-privatisasi-dan-agenda-neolib-lainnya/