Hendropriyono, Dalangnya Jokowi & Teroristainment Densus 88
Sebagai umat Islam yang mayoritas di Indonesia, kita semakin gerah dengan black campaign yang merusak citra Islam. Ada saja aktifis atau mujahid yang ditangkapi manakala kejahatan penguasa akan terungkap.
Ternyata itu bukan sebuah kebetulan, memang sejak jaman Ali Murtopo era Malari, dan muridnya 'ABRI Merah' Leonardus Benjamin Moerdan...i yang menggandeng CSIS pada era Orde Baru terus membuat dakwah Islam menjadi momok menakutkan. Hal ini akibat agen spin doctor pengolah isu dan terus di bawah mata-mata ABRI Merah dukungan Kristen.
Pasca Ali Moertopo, kekaisaran ABRI Merah dilestarikan LB Moerdani dan Try Sutrisno tak diragukan lagi telah membuat umat Islam bergelimangan darah pada kasus Tanjung Priok 1984, dan anak muridnya AM Hendropriono memuntahkan darah para syuhada Talangsari dan aktor di belakang #Teroristainment Densus 88 yang penuh dagelan dan rekayasa. Mengutip media, tak ayal gelar Jenderal Jagal disematkan pada barisan ABRI Merah ini.
Nama Moerdani kian cemerlang karena berhasil mengatasi pembajakan pesawat Garuda Woyla di Bangkok, Thailand. Keberhasilan menggagalkan pembajakan ini melambungkan nama Letkol Sintong Panjaitan sebagai komandan pasukan. Letjen LB Moerdani yang terjun langsung dalam operasi itu, juga menuai pujian dari mana-mana.
Beberapa pihak menganggap, karena LB Moerdani menikmati pujian lebih banyak dari panglimanya, Jenderal M. Jusuf. Kivlan Zen menulis bahwa konflik Jusuf - Moerdani muncul tahun 1981 setelah peristiwa pembajakan itu. Saat itu, Letjen Moerdani menjabat Asintel dan Kepala BAIS (Badan Intelijen Strategis). Pada tanggal 30 Maret, Jenderal M Jusuf melakukan commanders call ABRI di Ambon. Letjen Moerdani tidak mengikutinya, karena ada pembajakan pesawat Garuda Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok.
Dalam drama pembajakan ini, Letjen Benny menggalang pasukan sendiri dengan bantuan pasukan Kopassus yang di rekrut mendadak. Letkol Sintong Panjaitan dan Mayor Subagyo HS adalah perwira yang terlibat dalam operasi ini, sehingga mendapat anugerah kehormatan. Dan diberitakan bahwa Subagyo HS sempat kecewa karena tidak terpilih mengikuti pendidikan antiteror di Jerman bersama Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto, tapi kemudian malah mendapat kesempatan terlibat dalam operasi yang berharga itu.
Operasi pembebasan sandera itu meraih sukses besar. Para pembajak di taklukan dalam serbuan yang taktis dan kilat. Peristiwa ini membuka mata dunia bahwa Indonesia pun memiliki pasukan khusus (special forces) yang kemampuan setara dengan SWAT (Strategic Weapon and Tactics) milik Amerika Serikat.
Tapi, segala pujian dan kredit diarahkan kepada Letjen Benny Moerdani, intelijen yang ada dalam kendalinya, serta Kopassus. Ini konon membuat Jenderal M Jusuf tidak berkenan. Muncul tudingan bahwa BAIS sengaja menggalang kekuatan ekstrem Islam untuk menggerakkan aksi pembajakan, untuk kemudian ditumpas sendiri oleh Letjen Benny Moerdani.
Menanggapi isu bahwa pembajakan itu rekayasa BAIS, Menhankam/Pangab Jenderal M Jusuf di dampingi Letjen LB Moerdani memberikan keterangan di depan rapat kerja gabungan komisi-komisi DPR RI. Sambil menoleh kepada Benny yang duduk di sampingnya, Jenderal M Jusuf berkata, "Bukan dia yang bikin. kalau dia yang bikin...., saya pecat dia hari ini juga." Benny Moerdani diam, tidak memberikan reaksi.
Pasca drama pembajakan Woyla, nama LB Moerdani langsung meroket. Juga nama Sintong Panjaitan dan Subagyo HS. Tetapi dalam level elit politik, Benny Moerdani lah yang mendapat kredit poin terbesar. Presiden Soeharto menjadi sangat memercayainya, karena jasanya yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di jagat Internasional.
Menurut Prof. Robert Edward Elson, naiknya Moerdani disebabkan oleh karena Soeharto memerlukan aliansi baru, setelah pudarnya Ali Moetopo akibat serangan jantung pada 1978 dan meninggal dunia tahun 1984, serta semakin surutnya pengaruh Sudjono Humardani setelah masuknya para birokrat profesional. Sejalan dengan hal itu, Soeharto mulai mencari-cari gaya kepemimpinan militer yang baru.
ABRI Merah Dilestarikan
Kekuatan ABRI Merah eksis tak lepas sebagai bentuk ketakutan akan bangkitnya Islam, Islamphobia. Baru-baru ini sebuah koran yang cukup berpengaruh di Timur Tengah yaitu koran Aljazeera Post ''Dalam sebuah kolom tertulis bahwa bagaimana Amerika cukup terkejut dengan dukungan berbagai unsur ulama yang menyokong Prabowo-Hatta menjadi pemimpin Indonesia''.
Dalam kolom tersebut Amerika mengatakan jika Prabowo-Hatta terpilih maka Amerika cukup takut kalau kebangkitan Islam akan muncul di Indonesia dan bahkan mungkin Indonesia akan menjadi salah satu negara Islam terkuat didunia yang tidak bisa di otak atik oleh mereka untuk itu Amerika lewat CIA nya telah mengelontorkan miliyaran dolar kepada LSM di Indonesia untuk membuat fitnah kepada Prabowo dengan harapan Prabowo-Hatta tidak terpilih.
''Menurut dokumen itu, kalau sampai terpilih maka ini akan menjadi ancaman kepada Amerika dan sekutunya Australia yang memang dari dulu mau membuat indonesia ini hancur" ungkap wartawati senior mantan timses Gubernur Jokowi, Nanik S Deyang.
Berikut murid-murid LB Moerdani mewarisi sifat sang Jenderal Jagal:
01. Agum Gumelar-Hendropriyono (dua malaikat pelindung atau bodyguard Megawati Soekarnoputri yang disuruh Benny Moerdani);
02. Andi Widjajanto (anak Theo Syafei), Fahmi Idris (rumahnya adalah lokasi ketika ide Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan Mei 1998 pertama kali dilontarkan Benny Moerdani);
03. Luhut Panjaitan (bersama AM Hendropriono membentuk kaderisasi Jokowi);
04. Sutiyoso;
05. Wiranto;
06. AM Hendropriono dan menantu Kadispenad, Adhika Perkasa;
07. Try Sutrisno dan menantu Try Sutrisno, Ryamizard Ryacudu;
08. Susilo Bambang Yudhoyono yang belakangan pecah kongsi dengan AM Hendropriyono. Amerika mendukung SBY dan Hendro mencari makan ke Australia;
09. Theo Syafei yang Kristen.
CeDSos: Hendropriono Jalankan Misi CIA & Ancam Kedaulatan Bangsa
Peneliti sekaligus pengamat intelejen, Umar Abduh dari Centre for Democracy and Social Justice Studies (CeDSos), sempat mengggelar konferensi pers berjudul “Manuver Hendropriyono dan Andika Perkasa Berpotensi Mengancam Ummat Islam, Kesatuan TNI dan Bangsa Indonesia” (10/6) di Jakarta.
Konferensi pers ini diadakan untuk mengingatkan kembali umat Islam, TNI, dan Bangsa Indonesia terhadap sepak terjang Hendropriono dan menantunya Kadispenad Aktif Andika Perkasa agar jangan sampai membiarkan keduanya melancarkan trick dan manuvernya. Kolaborasi Mertua dan mantunya Andika Perkasa dalam kasus penangkapan Omar Farouq, eliminasi Tengku Fauzi Hasbi Geudong, dan dukungan kepada pesantren Ma’had Al-Zaytun. Selain itu kasus genosida pada jamaah Warsidi di Talangsari Lampung 1989.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriono merupakan sosok yang penting dalam tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) ini kerap melanggar HAM dan menjalankan kepentingan CIA dan asing dalam melanggengkan isu terorisme atau lebih tepatnya teroristainment untuk meraih simpati AS.
Dalam konferensi pers tersebut ia inging mengingatkan kembali umat Islam, #MenolakLupa pada sepak terjang Hendropriyono dan mantunya Kadispenad Aktif Andika Perkasa yang akan melancarkan trick dan manuvernya.
Kelicikan Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono ini tak peduli dengan nasib umat Islam, meski Hendro sudah naik haji ia gelap mata menjalankan kepentingan asing, CIA dalam melanggengkan isu terorisme di Indonesia. Kolaborasi mertua dan mantunya Andika Perkasa dalam kasus penangkapan Umar Farouq, eliminasi Tengku Fauzi Hasbi Geudong, dan dukungan kepada pesantren Ma’had Al-Zaytun. Yang paling fenomenal adalah proyek pembentukan Densus 88.
Apalagi kasus Hendropriono? simak daftar ini:
01. Jamaah Waridi, Talangsari, Lampung
02. Bom Bali I,
03. Bom Bali II,
04. PKS
05. Munir
06. Bom Kedubes Australia,
07. Bom JW Marriot,
08. Kerusuhan-kerusuhan di RI,
09. Ahmad Fatonah
10. Kasus penculikan aktivis.
Penangkapan Umar Farouq di Masjid Jami’ Bogor oleh pasukan elite Sandhi Yudha Koppassus dipimpin Andika Perkasa, pada 5 Juni 2005. Operasi itu dilakukan atas perintah sang mertua Hendropriono tanpa melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku, yakni melakukan koordinasi dengan pihak Polri, BAIS, dan Menko Polhukam.
Atas nama kepala BIN, kata Umar, Hendropriono mengekstradisi langsung dan menyerahkan Omar Farouq kepada CIA di Bandara Halim Perdana Kusuma tanggal 6 Juni 2002 untuk selanjutnya dibawa ke penjara Baghram Afghanistan.
“Di sini Hendro sebagai kepala BIN secara sadar atau tidak sadar, sesungguhnya telah melakukan pelanggaran dan berkhianat kepada Undang-Undang Pertahanan Keamanan dan Kedaulatan Republik Indonesia,” ujarnya.
Sekilas Sepak Terjang Hendro Sang Dalang 'Pencipta Jokowi'
Orang pertama yang 'menemukan' Jokowi adalah mantan Kepala BIN dan murid Benny Moedani bernama Hendropriono. Kader utama LB Moerdani ini, terduga otak pelaku pembunuhan Munir aktivis HAM dan pembantaian ratusan syuhada jamaaah Warsidi Talangsari Lampung 1989 dan pembentukan teroristainment ala Densus 88.
Hendro juga adalah terduga pencipta, perekayasa serangkaian kegiatan "terorisme" atau lebih tepatnya aksi live show #teroristainment di Indonesia sewaktu menjabat kepala BIN.
Hendro bermaksud menumpang agenda AS yang sedang melancarkan perang global terhadap terorisme paska pemboman WTC 11/09/01. Tujuannya, menarik perhatian AS agar masuk ke Indonesia, kemudian membantu agenda pribadi Hendropriono jadi Presiden RI. Hendro berharap AS berutang budi atas jasa-jasa Hendro yang "membantu" dalam memenangkan perang menumpas teroris di Indonesia.
Modusnya, dengan memberikan "legitimasi dan bukti" bahwa pengakuan Hambali (mujahid yang dijerat #teroristainment dan ditahan AS di Guantanamo) adalah benar. Hambali atas tekanan penyiksaan ala waterboard di penjara Guantanamo akhirnya mengaku pernah 1X kunjungi Ust Abubakar Baasyir di Ngruki. Meski Hambali bilang kunjungannya temui Baasyir ke Pesantren Ngruki hanya satu kali dan tidak bahas apapun, apalagi terorisme, AS tetap waspada.
Perhatian AS terhadap pesantren Al Mukmin Ngruki Solo Jawa Tengah, dimanfaatkan Hendro dengan merekayasa serangkaian gerakan terorisme alias teroristainment di Indonesia, dan buktinya bom meledak. Bom yang meledak dimana-mana ditunggani Hendro seperti Bom bali I (12/10/2), Bom BEJ, Bom Kedubes Australia, dan Bom Bali II itu lalu dimanfaatkan untuk kepentingan Hendro serta memberikan stigma RI negara teroris.
Solo dijadikan pusat medan perang terorisme di Indonesia, gara-gara Hendro. Orang yang dijadikan Ka BIN oleh Presiden Mega, khianati negara RI. Hendopriono adalah kader utama Moerdani yang terkenal sebagai anti-Islam, meski Hendro bernama asli Abdul Mahmud Hendropriono! Hendropriono perwira intelijen yang dibina kader Benny Moerdani untuk menghancurkan Islam di Indonesia.
Sebelum jadi master of terrorist Indonesia, Hendro bersama 1 batalion pasukannya 'sukses' membantai mati 246 umat Islam jamaah Warsidi di Talangsari Lampung tahun 1989.
Mengapa Hendropriono Membentuk Densus 88
Dalam rangka menjadikan Solo dan Pesantren Al Mukmin Ngruki sebagai pusat medan perang terorisme (abal-abal) di Indonesia, Hendro butuh bantuan Walikota Jokowi yang kini menjadi boneka Hendro.
Meski akhirnya rekayasa Hendro pada "perang terorisme di RI" tercium oleh CIA, FBI dan LSM-LSM AS, Hendro jalan terus. Join dengan Australia
AS yang 'dikadalin' Hendro terkait isu terorisme tidak mau bantu Hendro, AS malah mendukung SBY jadi Presiden RI pada 2004 lalu dan berimbas pada marahnya Hendro! Hendro lalu bekerja sama dengan teman-teman dan yunior-yuniornya seperti Luhut Panjaitan dan Dai Bachtiar. Mereka dorong bentuk Densus 88, dengan bantuan Australia.
Sumber Daya di TNI sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk "perangi terorisme (palsu)", Hendro tunggangi Polri Cs untuk membentuk Densus 88. Australia bantu. Maka sejak itulah ABRI Merah mendompleng Polri yang terus dicaci maki karena tindakan teroristainment yang berlebih. Seiring dengan terbentuk Densus 88 maka umat Islam kini mengalihkan perhatiannya dari ABRI merah, tak tahunya masih di dalangi oleh Jenderal jagal yang sama, darah titisan Benny Moerdani Cs.
AKhirnya Australia mau membantu "perangi terorisme abal-abal" di Indonesia karena tekanan politik dalam negeri mereka yang begitu kuat, apalagi korban bom Bali I menewaskan 88 WN Aussie. Kekhawatiran rakyat Aussie baga bola salju dan menganggap terorisme Indonesia sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Karenanya Aussie terpaksa rekrut Hendropriono
Selanjutnya bisa tebak, Hendroprioono jadi agen pemerintah Aussie via ASIS (lembaga intelijen Australia). Hendro dipasok uang, logistik, info, jaringan dan lainnya.
Ahmad Fathonah Ada Hubungan Dengan Hendro?
Tahu Ahmad Olong? Ga kenal? Kalau Ahmad Fathonah tahu? Nah itu tahanan LP Berramah Australia ygan dibebaskan Hendro dan "ditanam" di PKS. Siapa lagi binaan Hendro yg ditanam di PKS? Jangan kaget.. Anis Matta ! Apakah Anis Matta masih jadi agen Hendro atau tidak, tanya sendiri?
Jadi, Hendropriono adalah agen pemerintah Australia, lihat bagaimana Hendro selalu bela pemerintah Australia dalam setiap isu politik, penyadapan dan terorisme bualan.
Jokowi adalah Boneka Hendropriono
Usut peran sentral hendro pada semua peristiwa yang memfitnah Islam, bongkar kaitannya dengan luhut, Jokowi dan sejumlah jendral.
Jokowi ditemukan Hendropriono lalu dibina sejak Jokowi jadi Walikota Solo, lalu dialihkan ke Luhut, pura-pura buat PT Rakabu bersama pada tahun 2008.
Sudah saatnya kebenaran diungkap, apalagi Hendro sudah menuduh Prabowo, korban fitnahnya & genknya, sebagai psikopat. Hukum harus ditegakkan. Hendropriono, Luhut Panjaitan, Ansyori, Sumardi, Zaenal Abidin dan jendral-jenderal binaan Benny Moerdani sangat takut jika Prabowo jadi presiden. Habis mereka!
Anda tahu siapa sekretaris Timses Jokowi? Namanya Dr. Andi Widjajanto. Siapa dia? Anak Mayjen Theo Sjafei, Jendral kesayangan Moerdani. Ingatkah anda siapa Jenderal Theo Sjafei ayah kandung Andi Widjajanto? Dia pernah menghina Islam dan Quran.
Terjawab kenapa semua Jenderal pengkhianat negara, pembenci Islam, tukang adu domba, perekayasa teroris, pembunuh aktivis kini mendukung Jokowi. Tak lain karena peran persaudaraan murid-murid Benny Moerdani.
Itulah seklias tentang Hendropriono mantan Ka BIN yang menjadi "pencipta Jokowi pertama kali, perekayasa terorisme, pembantai umat Islam RI. Gunakan akal hati, jangan pernah mau diperdaya para setan durjana. Mereka pakai wajah seribu rupa. [dbs/hudzaifah]
Sebagai umat Islam yang mayoritas di Indonesia, kita semakin gerah dengan black campaign yang merusak citra Islam. Ada saja aktifis atau mujahid yang ditangkapi manakala kejahatan penguasa akan terungkap.
Ternyata itu bukan sebuah kebetulan, memang sejak jaman Ali Murtopo era Malari, dan muridnya 'ABRI Merah' Leonardus Benjamin Moerdan...i yang menggandeng CSIS pada era Orde Baru terus membuat dakwah Islam menjadi momok menakutkan. Hal ini akibat agen spin doctor pengolah isu dan terus di bawah mata-mata ABRI Merah dukungan Kristen.
Pasca Ali Moertopo, kekaisaran ABRI Merah dilestarikan LB Moerdani dan Try Sutrisno tak diragukan lagi telah membuat umat Islam bergelimangan darah pada kasus Tanjung Priok 1984, dan anak muridnya AM Hendropriono memuntahkan darah para syuhada Talangsari dan aktor di belakang #Teroristainment Densus 88 yang penuh dagelan dan rekayasa. Mengutip media, tak ayal gelar Jenderal Jagal disematkan pada barisan ABRI Merah ini.
Nama Moerdani kian cemerlang karena berhasil mengatasi pembajakan pesawat Garuda Woyla di Bangkok, Thailand. Keberhasilan menggagalkan pembajakan ini melambungkan nama Letkol Sintong Panjaitan sebagai komandan pasukan. Letjen LB Moerdani yang terjun langsung dalam operasi itu, juga menuai pujian dari mana-mana.
Beberapa pihak menganggap, karena LB Moerdani menikmati pujian lebih banyak dari panglimanya, Jenderal M. Jusuf. Kivlan Zen menulis bahwa konflik Jusuf - Moerdani muncul tahun 1981 setelah peristiwa pembajakan itu. Saat itu, Letjen Moerdani menjabat Asintel dan Kepala BAIS (Badan Intelijen Strategis). Pada tanggal 30 Maret, Jenderal M Jusuf melakukan commanders call ABRI di Ambon. Letjen Moerdani tidak mengikutinya, karena ada pembajakan pesawat Garuda Woyla di Bandara Don Muang, Bangkok.
Dalam drama pembajakan ini, Letjen Benny menggalang pasukan sendiri dengan bantuan pasukan Kopassus yang di rekrut mendadak. Letkol Sintong Panjaitan dan Mayor Subagyo HS adalah perwira yang terlibat dalam operasi ini, sehingga mendapat anugerah kehormatan. Dan diberitakan bahwa Subagyo HS sempat kecewa karena tidak terpilih mengikuti pendidikan antiteror di Jerman bersama Luhut Panjaitan dan Prabowo Subianto, tapi kemudian malah mendapat kesempatan terlibat dalam operasi yang berharga itu.
Operasi pembebasan sandera itu meraih sukses besar. Para pembajak di taklukan dalam serbuan yang taktis dan kilat. Peristiwa ini membuka mata dunia bahwa Indonesia pun memiliki pasukan khusus (special forces) yang kemampuan setara dengan SWAT (Strategic Weapon and Tactics) milik Amerika Serikat.
Tapi, segala pujian dan kredit diarahkan kepada Letjen Benny Moerdani, intelijen yang ada dalam kendalinya, serta Kopassus. Ini konon membuat Jenderal M Jusuf tidak berkenan. Muncul tudingan bahwa BAIS sengaja menggalang kekuatan ekstrem Islam untuk menggerakkan aksi pembajakan, untuk kemudian ditumpas sendiri oleh Letjen Benny Moerdani.
Menanggapi isu bahwa pembajakan itu rekayasa BAIS, Menhankam/Pangab Jenderal M Jusuf di dampingi Letjen LB Moerdani memberikan keterangan di depan rapat kerja gabungan komisi-komisi DPR RI. Sambil menoleh kepada Benny yang duduk di sampingnya, Jenderal M Jusuf berkata, "Bukan dia yang bikin. kalau dia yang bikin...., saya pecat dia hari ini juga." Benny Moerdani diam, tidak memberikan reaksi.
Pasca drama pembajakan Woyla, nama LB Moerdani langsung meroket. Juga nama Sintong Panjaitan dan Subagyo HS. Tetapi dalam level elit politik, Benny Moerdani lah yang mendapat kredit poin terbesar. Presiden Soeharto menjadi sangat memercayainya, karena jasanya yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di jagat Internasional.
Menurut Prof. Robert Edward Elson, naiknya Moerdani disebabkan oleh karena Soeharto memerlukan aliansi baru, setelah pudarnya Ali Moetopo akibat serangan jantung pada 1978 dan meninggal dunia tahun 1984, serta semakin surutnya pengaruh Sudjono Humardani setelah masuknya para birokrat profesional. Sejalan dengan hal itu, Soeharto mulai mencari-cari gaya kepemimpinan militer yang baru.
ABRI Merah Dilestarikan
Kekuatan ABRI Merah eksis tak lepas sebagai bentuk ketakutan akan bangkitnya Islam, Islamphobia. Baru-baru ini sebuah koran yang cukup berpengaruh di Timur Tengah yaitu koran Aljazeera Post ''Dalam sebuah kolom tertulis bahwa bagaimana Amerika cukup terkejut dengan dukungan berbagai unsur ulama yang menyokong Prabowo-Hatta menjadi pemimpin Indonesia''.
Dalam kolom tersebut Amerika mengatakan jika Prabowo-Hatta terpilih maka Amerika cukup takut kalau kebangkitan Islam akan muncul di Indonesia dan bahkan mungkin Indonesia akan menjadi salah satu negara Islam terkuat didunia yang tidak bisa di otak atik oleh mereka untuk itu Amerika lewat CIA nya telah mengelontorkan miliyaran dolar kepada LSM di Indonesia untuk membuat fitnah kepada Prabowo dengan harapan Prabowo-Hatta tidak terpilih.
''Menurut dokumen itu, kalau sampai terpilih maka ini akan menjadi ancaman kepada Amerika dan sekutunya Australia yang memang dari dulu mau membuat indonesia ini hancur" ungkap wartawati senior mantan timses Gubernur Jokowi, Nanik S Deyang.
Berikut murid-murid LB Moerdani mewarisi sifat sang Jenderal Jagal:
01. Agum Gumelar-Hendropriyono (dua malaikat pelindung atau bodyguard Megawati Soekarnoputri yang disuruh Benny Moerdani);
02. Andi Widjajanto (anak Theo Syafei), Fahmi Idris (rumahnya adalah lokasi ketika ide Peristiwa 27 Juli 1996 dan Kerusuhan Mei 1998 pertama kali dilontarkan Benny Moerdani);
03. Luhut Panjaitan (bersama AM Hendropriono membentuk kaderisasi Jokowi);
04. Sutiyoso;
05. Wiranto;
06. AM Hendropriono dan menantu Kadispenad, Adhika Perkasa;
07. Try Sutrisno dan menantu Try Sutrisno, Ryamizard Ryacudu;
08. Susilo Bambang Yudhoyono yang belakangan pecah kongsi dengan AM Hendropriyono. Amerika mendukung SBY dan Hendro mencari makan ke Australia;
09. Theo Syafei yang Kristen.
CeDSos: Hendropriono Jalankan Misi CIA & Ancam Kedaulatan Bangsa
Peneliti sekaligus pengamat intelejen, Umar Abduh dari Centre for Democracy and Social Justice Studies (CeDSos), sempat mengggelar konferensi pers berjudul “Manuver Hendropriyono dan Andika Perkasa Berpotensi Mengancam Ummat Islam, Kesatuan TNI dan Bangsa Indonesia” (10/6) di Jakarta.
Konferensi pers ini diadakan untuk mengingatkan kembali umat Islam, TNI, dan Bangsa Indonesia terhadap sepak terjang Hendropriono dan menantunya Kadispenad Aktif Andika Perkasa agar jangan sampai membiarkan keduanya melancarkan trick dan manuvernya. Kolaborasi Mertua dan mantunya Andika Perkasa dalam kasus penangkapan Omar Farouq, eliminasi Tengku Fauzi Hasbi Geudong, dan dukungan kepada pesantren Ma’had Al-Zaytun. Selain itu kasus genosida pada jamaah Warsidi di Talangsari Lampung 1989.
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriono merupakan sosok yang penting dalam tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) ini kerap melanggar HAM dan menjalankan kepentingan CIA dan asing dalam melanggengkan isu terorisme atau lebih tepatnya teroristainment untuk meraih simpati AS.
Dalam konferensi pers tersebut ia inging mengingatkan kembali umat Islam, #MenolakLupa pada sepak terjang Hendropriyono dan mantunya Kadispenad Aktif Andika Perkasa yang akan melancarkan trick dan manuvernya.
Kelicikan Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono ini tak peduli dengan nasib umat Islam, meski Hendro sudah naik haji ia gelap mata menjalankan kepentingan asing, CIA dalam melanggengkan isu terorisme di Indonesia. Kolaborasi mertua dan mantunya Andika Perkasa dalam kasus penangkapan Umar Farouq, eliminasi Tengku Fauzi Hasbi Geudong, dan dukungan kepada pesantren Ma’had Al-Zaytun. Yang paling fenomenal adalah proyek pembentukan Densus 88.
Apalagi kasus Hendropriono? simak daftar ini:
01. Jamaah Waridi, Talangsari, Lampung
02. Bom Bali I,
03. Bom Bali II,
04. PKS
05. Munir
06. Bom Kedubes Australia,
07. Bom JW Marriot,
08. Kerusuhan-kerusuhan di RI,
09. Ahmad Fatonah
10. Kasus penculikan aktivis.
Penangkapan Umar Farouq di Masjid Jami’ Bogor oleh pasukan elite Sandhi Yudha Koppassus dipimpin Andika Perkasa, pada 5 Juni 2005. Operasi itu dilakukan atas perintah sang mertua Hendropriono tanpa melalui prosedur dan ketentuan yang berlaku, yakni melakukan koordinasi dengan pihak Polri, BAIS, dan Menko Polhukam.
Atas nama kepala BIN, kata Umar, Hendropriono mengekstradisi langsung dan menyerahkan Omar Farouq kepada CIA di Bandara Halim Perdana Kusuma tanggal 6 Juni 2002 untuk selanjutnya dibawa ke penjara Baghram Afghanistan.
“Di sini Hendro sebagai kepala BIN secara sadar atau tidak sadar, sesungguhnya telah melakukan pelanggaran dan berkhianat kepada Undang-Undang Pertahanan Keamanan dan Kedaulatan Republik Indonesia,” ujarnya.
Sekilas Sepak Terjang Hendro Sang Dalang 'Pencipta Jokowi'
Orang pertama yang 'menemukan' Jokowi adalah mantan Kepala BIN dan murid Benny Moedani bernama Hendropriono. Kader utama LB Moerdani ini, terduga otak pelaku pembunuhan Munir aktivis HAM dan pembantaian ratusan syuhada jamaaah Warsidi Talangsari Lampung 1989 dan pembentukan teroristainment ala Densus 88.
Hendro juga adalah terduga pencipta, perekayasa serangkaian kegiatan "terorisme" atau lebih tepatnya aksi live show #teroristainment di Indonesia sewaktu menjabat kepala BIN.
Hendro bermaksud menumpang agenda AS yang sedang melancarkan perang global terhadap terorisme paska pemboman WTC 11/09/01. Tujuannya, menarik perhatian AS agar masuk ke Indonesia, kemudian membantu agenda pribadi Hendropriono jadi Presiden RI. Hendro berharap AS berutang budi atas jasa-jasa Hendro yang "membantu" dalam memenangkan perang menumpas teroris di Indonesia.
Modusnya, dengan memberikan "legitimasi dan bukti" bahwa pengakuan Hambali (mujahid yang dijerat #teroristainment dan ditahan AS di Guantanamo) adalah benar. Hambali atas tekanan penyiksaan ala waterboard di penjara Guantanamo akhirnya mengaku pernah 1X kunjungi Ust Abubakar Baasyir di Ngruki. Meski Hambali bilang kunjungannya temui Baasyir ke Pesantren Ngruki hanya satu kali dan tidak bahas apapun, apalagi terorisme, AS tetap waspada.
Perhatian AS terhadap pesantren Al Mukmin Ngruki Solo Jawa Tengah, dimanfaatkan Hendro dengan merekayasa serangkaian gerakan terorisme alias teroristainment di Indonesia, dan buktinya bom meledak. Bom yang meledak dimana-mana ditunggani Hendro seperti Bom bali I (12/10/2), Bom BEJ, Bom Kedubes Australia, dan Bom Bali II itu lalu dimanfaatkan untuk kepentingan Hendro serta memberikan stigma RI negara teroris.
Solo dijadikan pusat medan perang terorisme di Indonesia, gara-gara Hendro. Orang yang dijadikan Ka BIN oleh Presiden Mega, khianati negara RI. Hendopriono adalah kader utama Moerdani yang terkenal sebagai anti-Islam, meski Hendro bernama asli Abdul Mahmud Hendropriono! Hendropriono perwira intelijen yang dibina kader Benny Moerdani untuk menghancurkan Islam di Indonesia.
Sebelum jadi master of terrorist Indonesia, Hendro bersama 1 batalion pasukannya 'sukses' membantai mati 246 umat Islam jamaah Warsidi di Talangsari Lampung tahun 1989.
Mengapa Hendropriono Membentuk Densus 88
Dalam rangka menjadikan Solo dan Pesantren Al Mukmin Ngruki sebagai pusat medan perang terorisme (abal-abal) di Indonesia, Hendro butuh bantuan Walikota Jokowi yang kini menjadi boneka Hendro.
Meski akhirnya rekayasa Hendro pada "perang terorisme di RI" tercium oleh CIA, FBI dan LSM-LSM AS, Hendro jalan terus. Join dengan Australia
AS yang 'dikadalin' Hendro terkait isu terorisme tidak mau bantu Hendro, AS malah mendukung SBY jadi Presiden RI pada 2004 lalu dan berimbas pada marahnya Hendro! Hendro lalu bekerja sama dengan teman-teman dan yunior-yuniornya seperti Luhut Panjaitan dan Dai Bachtiar. Mereka dorong bentuk Densus 88, dengan bantuan Australia.
Sumber Daya di TNI sudah tidak bisa diharapkan lagi untuk "perangi terorisme (palsu)", Hendro tunggangi Polri Cs untuk membentuk Densus 88. Australia bantu. Maka sejak itulah ABRI Merah mendompleng Polri yang terus dicaci maki karena tindakan teroristainment yang berlebih. Seiring dengan terbentuk Densus 88 maka umat Islam kini mengalihkan perhatiannya dari ABRI merah, tak tahunya masih di dalangi oleh Jenderal jagal yang sama, darah titisan Benny Moerdani Cs.
AKhirnya Australia mau membantu "perangi terorisme abal-abal" di Indonesia karena tekanan politik dalam negeri mereka yang begitu kuat, apalagi korban bom Bali I menewaskan 88 WN Aussie. Kekhawatiran rakyat Aussie baga bola salju dan menganggap terorisme Indonesia sebagai ancaman bagi keamanan nasional. Karenanya Aussie terpaksa rekrut Hendropriono
Selanjutnya bisa tebak, Hendroprioono jadi agen pemerintah Aussie via ASIS (lembaga intelijen Australia). Hendro dipasok uang, logistik, info, jaringan dan lainnya.
Ahmad Fathonah Ada Hubungan Dengan Hendro?
Tahu Ahmad Olong? Ga kenal? Kalau Ahmad Fathonah tahu? Nah itu tahanan LP Berramah Australia ygan dibebaskan Hendro dan "ditanam" di PKS. Siapa lagi binaan Hendro yg ditanam di PKS? Jangan kaget.. Anis Matta ! Apakah Anis Matta masih jadi agen Hendro atau tidak, tanya sendiri?
Jadi, Hendropriono adalah agen pemerintah Australia, lihat bagaimana Hendro selalu bela pemerintah Australia dalam setiap isu politik, penyadapan dan terorisme bualan.
Jokowi adalah Boneka Hendropriono
Usut peran sentral hendro pada semua peristiwa yang memfitnah Islam, bongkar kaitannya dengan luhut, Jokowi dan sejumlah jendral.
Jokowi ditemukan Hendropriono lalu dibina sejak Jokowi jadi Walikota Solo, lalu dialihkan ke Luhut, pura-pura buat PT Rakabu bersama pada tahun 2008.
Sudah saatnya kebenaran diungkap, apalagi Hendro sudah menuduh Prabowo, korban fitnahnya & genknya, sebagai psikopat. Hukum harus ditegakkan. Hendropriono, Luhut Panjaitan, Ansyori, Sumardi, Zaenal Abidin dan jendral-jenderal binaan Benny Moerdani sangat takut jika Prabowo jadi presiden. Habis mereka!
Anda tahu siapa sekretaris Timses Jokowi? Namanya Dr. Andi Widjajanto. Siapa dia? Anak Mayjen Theo Sjafei, Jendral kesayangan Moerdani. Ingatkah anda siapa Jenderal Theo Sjafei ayah kandung Andi Widjajanto? Dia pernah menghina Islam dan Quran.
Terjawab kenapa semua Jenderal pengkhianat negara, pembenci Islam, tukang adu domba, perekayasa teroris, pembunuh aktivis kini mendukung Jokowi. Tak lain karena peran persaudaraan murid-murid Benny Moerdani.
Itulah seklias tentang Hendropriono mantan Ka BIN yang menjadi "pencipta Jokowi pertama kali, perekayasa terorisme, pembantai umat Islam RI. Gunakan akal hati, jangan pernah mau diperdaya para setan durjana. Mereka pakai wajah seribu rupa. [dbs/hudzaifah]