Minggu, 03 Agustus 2014

DAN SEMUANYA BERLANGSUNG AMAN & DAMAI SEPERTI DRUPADI DIANIAYA & DITELANJANGI OLEH KURAWA
DrupadiIni negeri bisa pecah dengan damai. Dijajah dengan damai. Rakyat makin melarat dengan damai. Semua orang hanya bisa menyaksikan dengan kedukaan air mata & kemarahan, tapi hanya bisa menonton, karena harus tunduk pada aturan permainan yg ditentukan pihak musuh, yg telah disepakati.
Kita tak mungkin menang di dalam medan pertarungan yg telah dirancang & dikendalikan pihak lawan. Judhistira Pandawa pasti kalah main judi dengan jenis permainan & sistem permainan yg telah ditentukan Kurawa & Sengkuni.
Mana mungkin bangsa ini bisa menang bertarung menghadapi bangsa lain, bila sistem yg dirancang untuk dipakai bangsa ini adalah demokrasi liberal & ekonomi neoliberal, yg bagaikan “meja judi”, dikendalikan sepenuhnya oleh Inggris & USA.
“Aku selalu merasa bahwa perang (fisik) tak berharga. Bahwa rencana harus sedemikian rupa di mana kita tidak harus berakhir luka, tapi musuh harus berakhir kehilangan segalanya” (Sengkuni).
Akhirnya seluruh kerajaan Indraprasta yg susah payah dibangun oleh Pandawa diambil alih secara damai oleh Kurawa melalui meja judi, tak ada setetes darah keluar.
Tak hanya kehilangan kerajaannya, para Pandwa pun nyaris jadi budaknya Kurawa. Bahkan, yg paling tragis Ibu Pertiwi Drupadi dipermalukan, ditelanjangi & diseret seperti binatang, semuanya berlangsung secara aman & damai.
Di saat semua itu terjadi, tak ada yg sanggup menghentikan, mulut boleh berteriak marah, tapi para ksatria & tentara tak dibenarkan mengangkat senjata untuk membela kehormatan, karena semua permainan berlangsung sesuai sistem yg telah didesign pihak musuh & telah disepakati kedua belah pihak.
Di era reformasi, melalui “meja judi” demokrasi liberal & ekonomi neoliberal, bangsa Indonesia telah kehilangan segalanya, kehilangan tanah air & kandungannya, kehormatan diinjak-injak. Dan, semuanya berlangsung secara aman & damai.


By: Haris Rusly |Petisi 28